Kesyukuran Bli
farahzu
4:10 PM
8 Comments
Tersebutlah sebuah perusahaan manajemen investasi yang fokus pada produk-produk syariah di Jakarta. Sebut saja, kantor saya. Hehe.. Saya sangat optimis karena komisaris dan jajaran direksinya adalah orang-orang top di perusahaan-perusahaan mereka sebelumnya. Perusahaannya pun bukan yang ecek-ecek, tapi cukup besar bertaraf nasional dan internasional. Salah satunya bernama khas Bali. Sebut saja Bli. Saya pikir Bli muallaf.
Hari pertama kerja, saya baca-baca dokumen tentang perusahaan ini. Akta, jajaran direksi, sejarah, dan sebagainya. Dan, kaget lah saya ketika menemukan data diri Bli yang ternyata asli beragama Hindu. Saya belum habis pikir, kok, mau ya si Bli, memperjuangkan ekonomi syariah, bertahan sangat lama pula...
Sorenya saya ikut internal meeting. Di akhir, pak dirut menyemangati tim untuk terus bergerak dan tidak lupa juga berdoa dan berdzikir (tentang dirut ini, ada ceritanya di lain kesempatan ya ^_^). Misalnya kalau bertemu klien berdua, satu orang presentasi, yang lainnya dzikir *mangstab yaa??hehe.. Nah, pak dirut mencontohkan sambil sedikit bergurau, misal X sama Bli ada meeting dengan klien; Bli presentasi, X-nya dzikir aja. Atau sebaliknya, X yang presentasi, Bli yang dzikir ^____^ dan Bli tertawa saja, tampak biasa sekali...
Nah, cerita intinya baru di paragraf ini sebenarnya. Suatu sore yang lengang, saya pulang naik kereta berdua dengan teman kantor, ibu-ibu, yang sudah lama bekerja di perusahaan kami. Siangnya, saya baru menerima dokumen dari Bapepam LK tentang pengangkatan Pak Dirut. Yang saya tanyakan pada teman seperjalanan saya itu adalah, kenapa Bli tetap saja sebagai direktur, sedangkan yang diangkat jadi direktur utama adalah orang hebat lain yang belum ada 2 tahun bergabung. Jawabannya singkat, karena Bli bukan muslim.
Ini bukan tentang diskriminasi atau konspirasi atau apalah teman-temannya itu. (aturan) Ini terang adanya, Bli pun mengetahui dan menerima sudah sejak sangat lama, dan dia tetap optimal menjalankan tanggung jawabnya. Sejak bertahun-tahun tetap di posisi yang sama, melakukan lebih dan lebih, tapi tidak meminta lebih.
Dalam hati, prok,prok,prok, saya salut. Betapa syukurnya...
Dan... mau tidak mau berinstrospeksi, sudahkah saya beryukur atas segala apa yang telah Allah beri..
Jakarta, Januari 28, 2011