Follow Us @farahzu

Friday, August 27, 2010

Pertama kalinya ada yang nyelak…

9:49 PM 20 Comments

                                                 bunga dari teman-teman....
Sebenarnya wisuda kemarin tidak terlalu berasa euphoria layaknya wisudawan lain yang telah lulus kuliah. Ada beberapa alasan, pertama, karena jarak waktu yang sangat lama antara saya lulus sidang dengan waktu saya wisuda. 26 Maret 2010 saya sidang dan lulus, dan 26 Agustus saya baru wisuda. Cantik ya, tanggalnya samaan ^_^ jadi euforianya sudah lama lewat. Tapi tetap saja, bahagia rasanya melihat wajah kedua orang tua yang bangga melihat diriku terbalut toga hitam, menjadi sarjana, diberi ucapan selamat oleh teman-teman dan adik-adik kelas, diberi banyak bunga, dan dinyanyikan oleh ribuan mahasiswa baru berjaket kuning, salah satunya adik sepupuku ;)
Alasan kedua, karena aku terlalu disibukkan dengan project training ESQ untuk 8000 mahasiswa baru UI. Tau nih, padahal SK Rektor sudah menugaskan sejak bulan Februari, tapi pusingnya baru akhir-akhir…waktu orang-orang pada berkebaya, make-up, foto-foto waktu gladi resik wisuda dan foto dengan rektor dan dekan, aku, boro-boro!!! Ngebut dari PRJ bersama bapak supir dan 2 orang panitia training lainnya yang mau wisuda juga, sampai kampus, hanya “diizinkan” berganti jilbab dan sepatu, tanpa berganti baju. 2 orang temanku itu laki-laki, sudah berkemeja dari PRJ, sedangkan aku masih pakai kaos dan overall serta jilbab hitam. Untung saja bawa high-heels, jadi terlihat agak resmi. Haha… cerewet banget dah tuh orang-orang. Jangankan ganti baju dan make-up (padahal emang ga bisa make-up), baru ganti jilbab aja udah diteriakin: lama banget…!! Huh!
Dan pertama kalinya dalam sejarah (katanya), ada wisudawan yang mau foto ama rektor, nyelak. Hahay.. habisnya kami dari 3 fakultas berbeda (psikologi, fisip, hukum) yang kebagian urutan nyaris terakhir. Untung saja ketua panitia wisudanya PA (pembimbing akademik)-nya teman saya yang FH itu. Jadi, bisa lah,,, kami sedang tugas dari UI nih Bu… :D dan sang rektor pun bingung waktu toga merah (hukum), jingga (fisip), dan biru muda (psikologi) berbaris antri di belakang toga biru muda-tua-muda (FIK). Hahaha…
Setelah sebelumnya berlari-lari dengan memakai high-heels *tega banget, ngikutin kedua makhluk itu, lagi-lagi hanya sempat berganti jilbab hitam kembali (dengan sama sekali tidak rapi), kami meluncur kembali ke PRJ, bertugas. Orang-orang di sana pun bingung, kok, cepet banget udah nyampe lagi??? :D
Dan malam itu saya baru sampai rumah pukul 10 lewat 15 menit. Baru tidur sekitar pukul 11. Lalu bangun lagi untuk menyiapkan sahur, menyetrika, nyapu, lalu bersiap lagi berangkat, w I s u d a. huuffhhh… tapi indah… ;D
*Tulisan ttg wisuda atau being a university graduate-nya nanti lagi yah. Ini mah iseng ajah…*

Sunday, August 15, 2010

Dear, maaf aku lupa

9:10 PM 11 Comments
Dear, Maaf Aku Lupa
Padahal kau pengingatku yang paling hebat
Penyembuhku yang paling ampuh
Kau bahkan tak bosan selalu dekat denganku, dengannya, dengan mereka,
Tak pernah luput menemani

Dear, maaf aku lupa
Padahal bila aku sering ingat kau saja, Tuhanku menjamin
Aku akan selamat

Dear, bukan aku ingin memintamu datang segera
Karena kutahu datangmu telah Dia tentukan, aku yang tidak tahu
Aku hanya ingin berdamai denganmu di sepanjang sisa usia
Hingga kapanpun Allah takdirkan kita bersama,
Aku siap

“Ya Allah, kembalikan kami pada-Mu dalam husnul khaatimah…”

Saturday, August 7, 2010

Ai

8:07 PM 16 Comments
Saya pernah menuliskan cerita ini setahun yang lalu, tapi di buku Rekam Jejak Harian BPH BEM UI. Terpicu oleh kejadian di kampus tadi, jadi saya tulis ulang deh.
Alkisah, di Pusgiwa (pusat kegiatan mahasiswa) UI, tempat lembaga-lembaga mahasiswa tingkat UI bermarkas, ada sebuah warung (sangat) kecil milik seorang perempuan renta yang akrab kami sapa Emak.
*Tadi saya ke pusgiwa menghadiri undangan Alumni BEM UI Gathering, dan mendapat kabar bahwa emak sakit. Jatuh di tangga, tulang punggungnya bergeser. Beliau ditidurkan di ruang DPM. Hari sebelumnya emak dibawa ke rumah sakit oleh anak BEM, dan biayanya, subhanallah, ditanggung oleh alumni BEM UI juga (entah angkatan berapa) yang istrinya sedang dirawat di rumah sakit yang sama =)
Nah. Maaf kalau intro-nya kepanjangan. Cerita baru akan dimulai di sini. Suatu siang di tahun 2009, seperti biasa saya datang ke pusgiwa dan mampir ke emak sebelum masuk ruang BEM. Sepi. Ketika melihatku mendekat, emak memanggil dengan semangat, “Eneeeeeeenggg…” *bukan nama saya yang sebenarnya, hehe.
“Neng, Eneng mah punya hape yak?” Punya (lah), lalu kutanya ada apa. Tak perlu digali, emak langsung lancar bercerita tentang kulkasnya yang rusak *kulkas untuk jualan. Sudah diservis pekan lalu dengan cukup menguras uang emak, tapi rusak lagi 2 hari kemudian. Ia meminta tolong padaku untuk menelepon seseorang. Sebelumnya, ia juga minta tolong dicarikan nomor orang bernama Ai di buku teleponnya karena matanya sulit melihat jelas. Ai, Ai, Ai, mungkin itu “partner” jualannya emak, atau teman emak yang suka membantu membetulkan ini-itu. Yang jelas, kupikir Ai itu adalah significant other bagi emak, karena merupakan orang pertama yang ingin emak hubungi ketika ada masalah.
Ketemu. Kumasukkan satu-persatu angka itu ke handphone-ku. Eh, eh. Kok, sudah tersimpan ya? Namanya “Bang Ai”. Eh? Singkat cerita, bang Ai bilang baru bisa datang hari Sabtu karena hari itu beliau kerja.
Habis itu pikiranku langsung penuh. Bang Ai, adalah mantan mahasiswa UI, Ketua Umum BEM UI periode 2006-2007. Orang terdepan dalam gerakan mahasiswa pada masanya. Sekaligus orang pertama yang dikontak emak untuk membantunya menghadapi masalah ‘kulkas’. Orang cerdas, orator hebat, tokoh mahasiswa, dan, sahabat orang kecil seperti emak. Bahkan bertahun-tahun setelah ia lengser dari pusgiwa. Tak tergantikan di hati emak. Subhanallah, subhanallah…
Meskipun sepertinya kau pun tak mengenalku Bang, aku ingin bilang terima kasih. Perjumpaan dengan emak siang itu memberiku contoh konkret untuk tawazun; menyadarkan kembali bahwa sejatinya pergerakan mahasiswa itu untuk orang-orang seperti emak juga. Kau hebat. d(^.^)b 

Friday, August 6, 2010

The Eternal flower; Edelweiss

6:55 PM 30 Comments

Layaknya edelweis katanya, sang bunga abadi
Tidak seharum sedap malam atau melati memang
Tapi ia abadi, tak seperti bunga lain yang semerbak namun cepat mati

Layaknya edelweis katanya, sang bunga di puncak-puncak gunung
Sulit sangat didapatkan
Memang hanya pendaki tangguh yang sanggup datang hingga menghampirinya,
diterima sang bunga dengan lapang hati, hadiah kelulusan dari ujian kegigihannya
Dan memang hanya sang pendaki yang kuat dan tidak mudah menyerah
yang dapat memetiknya
Edelweis,
simbol kedigdayaan bagi sang pendaki tangguh

*tolong jangan dimaknai secara denotatif yaa,
karena ketika kau bercengkrama dengan alam,
Take nothing but picture
S a j a
Dilarang merusak alam :)

Wednesday, August 4, 2010

puisi spontan, tentang "takdir"

11:02 PM 8 Comments
Tersebutlah pada suatu hari, seorang teman yang ingin membuktikan bahwa dia adalah sastrawan sejati, sang pujangga. Dengan membuat puisi secara spontan, dan harus bagus!

Aku ingin indah pada saatnya,, seperti denting harpa di pagi hari..
aku ingin indah pada saatnya laksana bening embun di ujung daun
aku ingin indah pada saatnya bagai mentari senja melukis samudera
aku ingin indah pada saatnya bagai semesta bertasbih agungkan illahi

Maklumlah, dewasa muda. hehe...

Lalu untuk membuktikan akupun sastrawati, sang pujanggi (apaan seh), akupun menerima tantangan beliau. Membuat "puisi" spontan juga. Mudah-mudahan tidak lebih buruk,

aku tau dia sudah ada di sana
Allah siapkan menanti sebaik-baik keadaan
aku juga tau dia pun sedang menuju kemari
atau mempersiapkan segalanya untuk sebuah hari
tapi yang jelas dia bukan menunggu sepertiku
sabar
yah, sabar
dalam 2 versi kami
sabar menunggu dan bersiap-siap untukku
dan sabar melakukan semua yang mendekatkan takdir itu untuknya
karna sabar itu,
sejatinya adalah ketetapan dalam ikhtiar

*mencari dukungan, dalam racau malam ini :D

mengusir bosan

9:41 PM 9 Comments
malam.
mengantuk. padahal udah tidur siang pules tadi
tidak, tidak, lebih tepatnya malas, untuk masih online

tapi, baru nemuin blog barunya seorang teman
http://catatanraufmendunia.wordpress.com/
di situ ada beberapa video motivasi

sepertinya akan sangat bagus kalau bisa
dipakai untuk presentasi ketika menjadi pembicara atau motivator
*gaya beud dah gue...

jadi sekarang masih merasa perlu untuk mengunduh beberapa
baru dapet atu. masih menunggu yang lain selesai diunduh.

*nih tulisan gak jelas amat sih...
hanya berusaha mengusir bosan menunggu unduhan rampung.
makasih ya kak telah mengajariku mengunduh video2 dari youtube
*maklum sebelumnya gaptek. haha
09.40 PM

Tuesday, August 3, 2010

Senandung Lagu Cinta (*bukan lagunya ADA BAND kok, biar bagus aja judulnya. hehe*)

8:37 PM 9 Comments
Sadar atau tidak, saya suka bersenandung. Selain yang “otomatis”, biasanya saya sengaja mencari lagu yang liriknya sedang sesuai dengan kondisi kognisi maupun afektif (perasaan) saya saat itu. Ada beberapa lagu yang sangat saya ingat berdasarkan konteks ketika saya menyanyikannya.
When you believe (Mariah Carey) dan Aku bisa (AFI Junior); adalah sejoli lagu yang selalu terdengar dari kamar kosan saya pada bulan-bulan awal tahun 2008. Lagu yang mengiringi keberhasilan, kebingungan, semangat, jiper, percaya diri, bolos kuliah untuk menyelesaikan karya tulis, dan pada akhirnya juga mengiringi kelapangan hati saya. Paling tidak sejoli ini mengingatkan saya untuk terus berusaha dan berlapang dada pada setiap takdir yang Allah pilihkan untuk saya. Saat itu pemilihan mapres fakultas psikologi tahun 2008.
Jangan menyerah (D’Massive); nah, ini nih, lagu yang saya putar di meja magang saya di ruangan mahalum fakultas, sore hari, tanggal 4 Desember 2009. Sore ketika saya divonis oleh PS tidak bisa lulus semester itu. Padahal sebelumnya, outline saya baru saja di-ACC dengan kepuasan dari wajah beliau. T_T Keluar dari ruangan PS, saya menuju kamar mandi gedung H dan menangis. Tanpa suara, tertahan.
Setengah berlari takut bertemu orang lagi, aku keluar menuju ruang mahalum yang sepi. Di “mejaku”, di pojok ruangan, aku menangis lagi, menumpahkan air mata dan kekecewaan yang sangat, yang tadi tertahan. Kubuka kembali laptop, mengutak-atik bab 1, memutar lagu Jangan Menyerah berulang-ulang, sambil sejadi-jadinya mengalirkan air mata. Wah, parah deh sedihnya waktu itu. Bahkan sampai sekarang sudah lulus pun masih ingat bagaimana sedihnya dan apa, siapa saja yang terbayang dalam pikiran saya waktu itu.
Benar ya, sabar itu adalah pada pukulan pertama. Dan, benar ya, bahwa sabar itu tidak mudah. Lirik ini yang waktu itu sangat membekas dalam hati saya,
Jangan menyerah,
jangan menyerah,
jangan menyerah,
jangan menyerah,
jangan menyerah,
jangan menyerah…
Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasa-Nya
Bagi hamba-Nya yang sabar dan tak kenal putus asa

*buat tementemen yang masih skripsian, ayo semangaaaaatttt!!! Kejar teruss!! Sabar, dan tak kenal putus asa…
(Kok jadi nulis ginian ya??!)