Follow Us @farahzu

Tuesday, November 24, 2015

Giving Feedback with Respect

12:59 PM 0 Comments
Feedback atau umpan balik adalah hal biasa yang kita beri dan terima dari orang lain, seperti rekan kerja, atasan, teman (di dunia nyata maupun jejaring sosial),  pasangan, atau orang tua. Feedback yang saya maksud di sini bisa berisi masukan, kritik, apresiasi, atau sekedar meluruskan informasi. Saya tidak akan membahas tentang apa itu feedback dan bagaimana cara yang tepat dalam memberi dan menerima feedback. Kalau mau tau, ikut aja training Kubik. Hehehe..

Sebagian orang merasa berat menerima feedback, merasa dihakimi, merasa tidak mampu, atau bahkan sakit hati. Atau setidaknya, berusaha menerima feedback yang diberikan meskipun menahan gejolak amarah di dalam dada (maaf mungkin lebay, tapi mungkin juga benar).

Sebagian orang lagi, sangat terbuka menerima feedback. Tidak ada rasa terganggu atau sakit hati, fokus pada konten feedback yang diberikan.

Hati dan perasaan orang beda-beda, Pemirsa. Kita ga bisa nuntut orang mengerti dan menerima feedback kita. Tapi di sisi lain, feedback penting karena kita peduli terhadapnya. Nah, di sinilah pentingnya respek. Kita menghargai orang lain, menghargai kemampuannya, menghargai perasaannya.

Memberikan feedback dengan respek adalah mem-feedback dengan cara si penerima ingin diperlakukan. Kita mendorong orang bertumbuh dengan feedback dari kita tanpa melukai perasaan dan harga dirinya. Apa gunanya kita memberikan masukan untuk kebaikannya, tapi yang dia ingat hanya sakit hatinya, kalau kita tidak menyampaikannya dengan respek? Ada sih gunanya: nambah musuh.

Kita ga bisa nuntut orang utk "kuat" dan lapang dada menerima feedback kita, lantas semua berjalan seperti biasa, tanpa ada hati yg terluka. Lantas kita bilang, jangan dimasukin hati, jangan cengeng, dewasa aja. That's a big no!

Jangan pernah main-main dengan perasaan orang, meskipun itu sahabat atau orang dekat kita. Apalagi feedback yang kita berikan pada mulanya berawal dari niat baik kepedulian pada orang lain. Agar mereka lebih baik. Iya kan? Itu kan niatnya?

Beda soal kalau dari awal memang niatnya menjatuhkan atau mempermalukan. Itu sih..ah sudahlah. Kita semua sudah tau maksudnya.

Baca Juga: Pride and Prejudice - Jane Austen - Review