Follow Us @farahzu

Monday, August 20, 2018

Bagaimana Sebaiknya Perempuan Muslimah Menyikapi Tren Kecantikan

5:37 PM 0 Comments
Mudah-mudahan para pembaca yang budiman (langsung deh ketauan cohort-nye) diberikan kelapangan dan ketulusan hati dalam membaca artikel ini. Saya tidak ingin mendebat pendapat siapapun, hanya mencoba melihat hal ini secara komprehensif, dan berusaha menempatkannya pada posisi yang proper dan berimbang. Dalam hal ini saya pun masih jauh dari sempurna, sehingga artikel ini mudah-mudahan bisa menjadi pengingat untuk diri saya pribadi.
Isu kecantikan biasanya dibagi dalam 2 aspek, yaitu perawatan kulit (skin care) dan merias wajah (make up). Saya pribadi lebih tertarik dengan yang pertama, tapi isi artikel ini mudah-mudahan bisa mencakup keduanya ya. Bismillah.

muslimah cantik

Zaman sekarang ini, dengan sedikit-banyak peran media sosial, tren kecantikan menjadi sangat booming. Terlebih setelah masuknya Korean Wave termasuk di dalamnya K-Beauty, skin care tuh udah jadi semacam kelaziman dalam kehidupan seorang perempuan, termasuk muslimah di Indonesia ini. Makin banyak juga muslimah yang menggeluti profesi beauty blogger, beauty vlogger, beauty enthusiast, beauty influencer, make up artist (MUA), daaaaaaan sebagainya. Buanyak.  Buanget.

Kalau ditanya, ‘seberapa penting sih pake skin care yang banyak (dan/atau mahal) itu buat kamu?’ Ada yang bilang penting banget, ada juga yang biasa aja. Golongan kedua biasanya punya kulit yang cenderung tidak bermasalah, atau punya banyak hal lain yang diurus selain penampilan. Sah-sah aja sih, selama ga dosa ya kan..

Nah, kalau kamu bilang merawat diri itu penting banget, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, terutama jika kamu seorang muslimah.

Pertama, kamu harus pastikan produk-produk yang kamu pakai bebas dari bahan-bahan yang diharamkan. Bisa dari ditemukannya logo halal di kemasannya, riset ingredients-nya sendiri, atau keterangan vegetarian atau vegan kalau produknya dari luar negeri. Vegetarian artinya produk tidak mengandung bahan-bahan dari hewan, kecuali madu, beeswax, dan lanolin. Vegan, artinya produk tersebut benar-benar tidak mengandung bahan-bahan dari hewan.(1) Untuk lebih jelasnya, salah satu artikel yang bisa kamu baca ada di blognya mrsprimadewi. Udah? Klik aja =)

Selain memastikan bahan-bahan produk yang aman, poin kedua yang mesti diperhatikan juga adalah, jangan sampai kamu lebih sibuk merawat kulit daripada menjaga kesehatan badanmu. Objektif saja, kulit ini hanya selapis organ pembungkus banyaknya organ lain dan fungsi dalam tubuh kita, di mana kesehatan dalam tubuh-lah yang teramat sangat jauh lebih perlu dipentingkan daripada lapisan luarnya. Bagaimana rasanya kalau kulit wajah halus dan glowing karena skin care yang rutin dan mahal, tapi badan berasa lesu, mudah sakit, peredaran darah tidak lancar karena makan sembarangan dan kurang gerak? Nyesek ya?

Ketiga, kita perlu ingat bahwa Allah Al-Khabiir telah menganugerahi manusia dengan 3 potensi untuk kehidupannya. Potensi tersebut yaitu fisik (jasmani), akal, dan hati (ruhani/ruhiyah). Nah, ketiga potensi itu punya kebutuhan makannya masing-masing lho(2).

Makanan jasad adalah makanan dan minuman yang halal dan sehat, olahraga, istirahat, dan kebutuhan jasmani lainnya, bisa juga termasuk perawatan tubuh dan skincare. Nah kan, skincare hanya sebagian kecil dari upaya memenuhi kebutuhan jasad kita. Selanjutnya makanan untuk akal adalah ilmu; terus belajar, banyak membaca, berdiskusi, dan aktivitas pemikiran lainnya. Sedangkan makanan untuk hati adalah dzikir dan ibadah, yang mendekatkan diri kita pada Allah secara umum. Muslim yang baik dan bersyukur, adalah yang bisa menyeimbangkan dan mengoptimalkan ketiga potensinya tersebut (fisik, akal, hati). Berat? Buat saya iya. Tapi kita harus selalu berusaha kan?! =)

Maka, kita boleh cantik, tapi akal juga harus cerdas, pengetahuan harus terus ditambah. Kulit mulus penting, tapi hati dan ruhani harus lebih mulus dan cantik ya! Jangan sampai jadi cantik tapi nyebelin karena pemarah dan suka dendam misalnya; atau cantik tapi telmi gara-gara gak rajin nambah ilmu.

Sebenarnya, kenapa sih merawat kulit itu penting? Sebagian muslimah biasanya menjawab karena merawat kulit itu merupakan bentuk syukur kita dan menjaga amanah atas anugerah yang telah Allah berikan. Atau menjawab dengan, Allah itu indah, dan menyukai keindahan. Atau menghubungkannya dengan menyenangkan pasangan, yaitu merawat diri untuk menyenangkan suami, di mana hal tersebut termasuk ibadah. Yes. Saya setuju.

Tapi jangan lupa. Kalau kita rajin merawat kulit, kita pun harus lebih rajin ibadahnya. Karena Allah (yang lebih utama daripada suami, yang ngasih kita anugerah kulit itu) tidak melihat bentuk rupamu, Allah lebih melihat ke dalam hati hamba-Nya(3). =’(

Setelah itu, kalau kita rajin merawat kulit, kita juga harus lebih rajin menambah keilmuan kita, karena orang yang berilmu jauh lebih bisa bermanfaat dan menebar kebaikan daripada sekedar orang yang rupawan. Betul apa betul?

Sebagai penutup, ada contoh ujian sangat sederhana yang sering dialami para muslimah, coba dijawab pertanyaannya. Kalau skin care routine malam kamu sudah lengkap dan siap tidur, lalu tiba-tiba kamu berhadats (contoh: buang angin), setelahnya kamu ikhlas ga untuk membasuh wajahmu yang telah penuh bahan perawatan itu untuk menegakkan sunnah wudhu sebelum tidur?

In sya Allah ikhlas ya =D


Sumber:
(3) “Diriwayatkan dari Abu Hurairah Abdirrahman bin Syahrin radhiyallahu ‘anhu, ‘Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian.” (HR. Muslim)
https://sepdhani.wordpress.com/2014/07/16/mutiara-hadits-sesungguhnya-allah-tidak-melihat-kepada-rupa-melainkan-kepada-hati-manusia/

Sunday, August 12, 2018

Nikah dan Maut; Nomor Cabut, Bukan Nomor Urut

9:07 PM 0 Comments
wedding
Anis-Sandi Wedding, 12 Agustus 2018 @Kobexindo Tower

Hari ini keponakan saya (dari sepupu) menikah. Di saat om dan tante-nya juga masih muda-muda dan banyak yang belum menikah. Tapi memangnya kenapa?

Bukan satu dua juga orang yang dilangkahi, didahului menikah oleh adik-adiknya. Terus kenapa? Ya kalau dipikir aja sih ga kenapa-kenapa... Tapi kalau pakai rasa, lazimnya ada berat hati (bisa sedikit atau banyak) dari para kakak atau om-tante yang dilangkahi. Sama lah ya kayak melihat teman-teman seangkatan sudah pada berkeluarga, bahkan ada yang anaknya sudah masuk SD, di saat dirinya belum menikah.

Jodoh itu sama kayak maut Gaes, nomor cabut, bukan nomor urut. Siapa saja yang Allah kehendaki untuk menikah saat itu, dia pasti menikah; meskipun katakanlah, belum gilirannya kalau dari urut-urutan kacamata manusia. Bisa jadi, dari 5 bersaudara si bungsu menikah lebih dulu daripada  keempat kakaknya. Atau keponakan menikah lebih dulu daripada om dan tantenya.

Sama kan kayak maut? Qadarullah, adik ipar saya (Allahu yarham) meninggal lebih dulu daripada kami kakaknya dan orang tuanya yang jauh lebih tua usianya dari dia. Selang 1 minggu dari wisudanya, belum sampai sebulan dapat pekerjaan baru dan tempat kos baru. Atau saudara dan teman kita yang lain, yang telah mendahului bukan hanya kita, tapi juga orang tua bahkan kakek-neneknya. Siapa saja yang Allah tentukan ajalnya sampai saat itu, tak peduli berapa umurnya, masih ada orang tua atau kakak-kakaknya atau tidak, malaikat maut akan datang kepadanya. Innaalillaahi wa innaa ilaihi raajiuun. Sesungguhnya segala sesuatu itu milik Allah, dan akan kembali kepada-Nya.

Yang perlu dilakukan adalah menerima dan ikhlas akan ketentuan Allah. Lebih baik sibuk dengan persiapan-persiapan ilmu daripada galau menanti kapan datangnya maut jodoh. Fyi aja ya, banyak banget lho tema dan judul buku yang perlu dibaca sebelum menikah. Sebut saja tentang fiqh (ini aja udah banyak banget), psikologi laki-laki dan perempuan, hubungan di antara suami dan istri, orang tua dan anak, membangun rumah tangga yang sesuai dengan cita-cita dunia akhirat, ilmu kesehatan, keuangan, parenting, ilmu bertetangga, daaaaaann seterusnya. Hehe.. Semangat ya!

Satu hal lagi yang penting, buat yang sudah menikah, tahan mulut jangan suka usil nanyain orang, kapan nikah? Si A aja udah. Lebih baik doakan saja. Jangan sampai orang yang ditanya demikian merasa sedih atau kesal lalu balik bertanya, kapan mati? Karenaaaaaa mati itu jauh lebih pastiiiii Saudaraaaaaaaaaaa!

Ya Allah, ngomong begini udah kayak siap bekal aja untuk mati T_T

Kita saling mengingatkan dan mendoakan ya. Mudah-mudahan kita diberikan akhir kehidupan yang baik (husnul khatimah), diwafatkan dalam keadaan sebaik-baik iman, sesiap-siap bekal. Aamiinn ya Allah yaa Rabbal ‘aalamiin. 

Thursday, August 9, 2018

Kamu Tidak Sama Dengan Hasilmu

6:41 PM 0 Comments
Biasanya, orang akan merasa lebih percaya diri ketika ia sering mengalami keberhasilan atau kesuksesan. Atau sebaliknya, orang merasa tidak percaya diri setelah mengalami kegagalan demi kegagalan dalam hidupnya.

Ada orang yang saking seringnya gagal, menganggap dirinya adalah orang yang gagal; selalu gagal dalam mengusahakan apapun. Percaya dirinya menurun, dia jadi minder, dan membatasi dirinya sendiri untuk terbuka dan melakukan banyak hal lain.

Padahal, kata Coach Ferlita Sari (2018), 
kamu tidak sama dengan hasilmu 
Hasil yang kita peroleh itu tidak selalu menggambarkan diri kita. Kalau kita mengalami keberhasilan, bisa jadi kita tidak sehebat hasil itu. Bisa jadi banyak faktor dan bantuan dari luar yang membantu kita mencapai keberhasilan tersebut. Maka banyak-banyaklah bersyukur atas semua kebaikan yang kita dapatkan.

Atau, bisa jadi, kita bahkan bisa menghasilkan keberhasilan yang lebih hebat daripada yang kita capai saat ini. Maka teruslah berikhtiar, jangan berhenti karena merasa bangga. Kamu tidak sama dengan hasilmu.

Demikian juga, ketika kita mengalami kegagalan dan tertinggal dari yang lain, bukan berarti kita adalah orang yang gagal. Bisa jadi kita punya banyak potensi kekuatan, namun belum ada kesempatan untuk memunculkan itu. Bisa jadi juga ladang tempat kita berusaha itu bukan yang terbaik untuk kita. However, kita selalu memiliki hal baik dalam diri kita. Tinggal bagaimana kita menguatkan diri untuk tetap positif melihat diri sendiri, dengan berfokus pada kebaikan-kebaikan yang kita punya.

Challenging sih ketika kita sedang dihadapkan pada kegagalan, kemudian kita harus mencari-cari hal positif dalam diri kita agar tidak semakin jatuh. Akan sulit memang. Karena itu, kita perlu ikhlas menerima dulu hasil kita saat itu. Kita bisa katakan, saat ini saya memang gagal, tapi saya bukan orang gagal. Selanjutnya saya bisa berhasil. In sya Allah akan lebih mudah untuk kita bangkit, melakukan evaluasi dan perbaikan demi perbaikan.

Karena dengan ikhlas, hati kita berkurang bebannya Sob.
Jangan lupa ya, kita selalu punya hal baik dalam diri kita =) 
bahagia


Sumber gambar: https://www.aliexpress.com/item/new-popular-high-quality-new-designed-branded-stylish-Amusing-Emoji-Emoticon-Cushion-Heart-Eyes-Poo-Shape/32806651174.html