Pasar Terapung, Banjarmasin
farahzu
10:39 PM
0 Comments
*latepost*
Qadarullah kami sedang sering dikasih kesempatan training di
Kalimantan Selatan. Dari Banjarbaru (bandara dan sekitarnya), Banjarmasin,
Martapura, sampai Tanjung Tabalong ke arah KalTeng. Setelah menginjak
Martapura, pada kesempatan selanjutnya saya mulai ingat-ingat dan cari
informasi mengenai tempat yang akan kami kunjungi selanjutnya. Pilihannya jatuh
padaaaa... Pasar Terapung! And this is a story ‘bout that.
Kami sudah tanya-tanya resepsionis mengenai transportasi ke
Pasar Terapung. Menurut informasi, sebaiknya kami berangkat pukul 3 dini hari
dengan memesan taksi. Tarifnya 200ribu sekali jalan dari Banjarbaru. Fyi, di sana taksi ga ada yang berkeliaran
mencari penumpang, melainkan baru keluar kalau ada pesanan. Fyuh. Kami berempat;
saya, Mulia, Rizki, dan Fajar. Fajar adalah leader perjalanan kami sejak
berangkat dari Jakarta. Awalnya dia enggan ikut karena takut terburu-buru jadwal
pesawat pulangnya. Tapi setelah tau paling lambat jam 7 pagi kami sudah bisa
sampai mess kembali, dia berubah pikiran dan formasi kamipun lengkap.
Awalnya kami sepakat patungan untuk
transport. Tapi fajar berinisiatif mengabari pic Pama karena kami ada di bawah
tanggung jawab beliau selama di sana. Niatnya itu saja. Seriously! Tapi alhamdulillaah..
akhirnya kami disediakan transport dan supir gratisss. Alhamdulillaah, rejeki
anak soleh-solehah =)
Kami sudah siap dari pukul 04.00 dini hari, berdasarkan
saran dari pic. Tapi supir dan mobilnya baru datang jam 04.30. Rrrrrgghh..risiko
nebeng ga boleh protes. Mungkin ngebut (mungkin, karena kami semua tidur di
mobil), kami sampai di lokasi jam 05.00 bertepatan dengan subuh. Shalat lah
kami di sebuah masjid bersejarah, yaitu Masjid Sultan Suriansyah di Kuin Utara.
Lumayan megah dan terawat, lantainya kayu besi, kubahnya menyala warna-warni. Jamaahnya
juga lumayan. Tapi kebanyakan orang tua dan, pelancong seperti kami ini.
Masjid Sultan Suriansyah, Kuin Utara |
interior please find at instagram @farahzu |
Kami sempat ragu waktu disuruh pakai life-vest. Malu. Keliatan banget turisnya. Hihihi... tapi ketika Fajar bilang pernah ada karyawan yang mati tenggelam, tanpa ragu kami langsung mengenakannya. Bodo amat deh yang penting safety first!
Kami menyewa perahu yang tak bisa turun harga meski ditawar, 250ribu pulang-pergi. Jelas aja ga bisa turun, orang yang nawar pake life-vest gitu. Hahah.
sudah di atas perahu, (akhirnya) pake life-vest |
waiting for sunrise |
Kami sarapan di atas perahu. Nasi, mengambil gorengan dan kue-kue dengan tongkat panjang yang disediakan, dan semuanya memesan teh manis kecuali saya. Saya bawa minum air putih dengan perasan jeruk nipis. Saya nyicip juga sih tehnya Mulia.
pilih-pilih kue di perahu sebelah |
saya tau kalau lagi makan itu pasti ga caem difoto. thats why ane nunduk aja gan. hehe.. |
Bapak-bapak penjual sarapan di perahu samping kami. Dengan santainya ia melayani pembeli, lalu sambil menunggu ia mencuci gelas bekas pembeli dengan sabun cuci piring dan...dan...membilasnya dengan air sungai. Wkkhh! Kami berempat terdiam saling berpandangan. Mau muntah. Bayangin ajaaa itu kita mau nyelupin tangan ke air aja geli. Soalnya di sisi lain sungai, banyak penduduk sedang ‘bersih-bersih’ di sungai yang sama, dengan air yang sama. T____T Seketika lah bekal minum saya –yang agak asam itu— langsung habis, disambar 4 orang yang ingin mencuci mulutnya. Hahahahaha!
botol bekal minum untuk 'mencuci' mulut kami |
Buat saya, ini perjalanan menjelajah budaya, meskipun hanya di permukaannya. Bagaimana masyarakat sekitar sungai menjalani kehidupan yang sangat berbeda dengan kita-kita yang biasa memijak tanah tanpa risiko tenggelam atau sekedar goyangnya perahu terkena ombak dan arus air dari dan menuju laut. Bagaimana anak-anak di sana saling bermain, kalau loncat dari rumah saja sudah langsung bisa berenang. Seru lah pokoknya. Alhamdulillah.
udahmandi-belummandi-belummandi-udahmandi |
habis belanja! |
*photos were taken by Fajar w/iphone 4s. Foto-foto saya raib karena sd card-nya rusak. Hiks! Ada sih beberapa di instagram. Feel free to see @farahzu. Thank you!