Suatu saat saya berdiskusi dengan seorang akhwat yang akan menikah beberapa bulan lagi. Dia sedang kebingungan mencari gedung untuk akad dan resepsi yang cocok dengan sebuah tanggal.
Keluarga akhwat itu sebenarnya tidak mempersoalkan tentang tanggal pernikahannya. Tapi dari keluarga calon mempelai pria meminta sebuah tanggal untuk pelaksanaan pernikahan, yang katanya tanggal baik. Dan harus tanggal segitu. *fyi, ga sampe 3 bulan lagi.
Si akhwat bingung, karena dia tidak menemukan gedung yang available pada tanggal itu. Maklum saja karena kalau mau di gedung, sekarang ini, harus booking dari jauh-jauh hari (bulan) karena kebanyakan sudah full booked. *curcol*. Kecuali kalau mau adain di rumah, tanggal berapa aja ya ga masalah..
Jadi, tanggal pernikahan bukan lagi ditentukan oleh perhitungan tanggal baik dan tanggal buruk (yang sebenarnya bukan dari ajaran Islam), melainkan oleh availabilitas *bahasa apa ini?* gedung. Catat.
Singkat cerita, keluarga pria tetap keukeuh untuk melaksanakan pernikahan pada tanggal itu. Di lain pihak, keluarga perempuan tidak menyanggupi untuk mengadakan acara pernikahan di rumah. Katanya juga, sudah sulit untuk dikompromikan karena saking keukeuhnya.
Tapi hasil diskusi kami,
Ya sudah memang tidak perlu dikompromikan *apalagi keyakinannya kuat*. Katakan saja untuk tanggal segitu ga ada gedung. That's all.
Mau apa?
*hihi.. Itung-itung menyebarkan pola pikir rasional juga, bahwa 'perhitungan tanggal baik &buruk itu' tidak menentukan. PR juga ini untuk mempelai dan kita yang berpikiran sama, bahwa rumah tangga juga bisa sukses walaupun waktu menikah tidak pada tanggal "yang ditentukan" tersebut.
Semoga. Insya Allah.
*ditulis sehari sebelum menikah. Mohon doa restunya teman-teman.. :-)
Keluarga akhwat itu sebenarnya tidak mempersoalkan tentang tanggal pernikahannya. Tapi dari keluarga calon mempelai pria meminta sebuah tanggal untuk pelaksanaan pernikahan, yang katanya tanggal baik. Dan harus tanggal segitu. *fyi, ga sampe 3 bulan lagi.
Si akhwat bingung, karena dia tidak menemukan gedung yang available pada tanggal itu. Maklum saja karena kalau mau di gedung, sekarang ini, harus booking dari jauh-jauh hari (bulan) karena kebanyakan sudah full booked. *curcol*. Kecuali kalau mau adain di rumah, tanggal berapa aja ya ga masalah..
Jadi, tanggal pernikahan bukan lagi ditentukan oleh perhitungan tanggal baik dan tanggal buruk (yang sebenarnya bukan dari ajaran Islam), melainkan oleh availabilitas *bahasa apa ini?* gedung. Catat.
Singkat cerita, keluarga pria tetap keukeuh untuk melaksanakan pernikahan pada tanggal itu. Di lain pihak, keluarga perempuan tidak menyanggupi untuk mengadakan acara pernikahan di rumah. Katanya juga, sudah sulit untuk dikompromikan karena saking keukeuhnya.
Tapi hasil diskusi kami,
Ya sudah memang tidak perlu dikompromikan *apalagi keyakinannya kuat*. Katakan saja untuk tanggal segitu ga ada gedung. That's all.
Mau apa?
*hihi.. Itung-itung menyebarkan pola pikir rasional juga, bahwa 'perhitungan tanggal baik &buruk itu' tidak menentukan. PR juga ini untuk mempelai dan kita yang berpikiran sama, bahwa rumah tangga juga bisa sukses walaupun waktu menikah tidak pada tanggal "yang ditentukan" tersebut.
Semoga. Insya Allah.
*ditulis sehari sebelum menikah. Mohon doa restunya teman-teman.. :-)