Follow Us @farahzu

Saturday, June 3, 2017

Pasca Laparoskopi Mioma Uteri (Part 2) Cyclo-proginova

2:08 PM 0 Comments
Hellooo... kali ini daku ingin bercerita tentang beberapa obat yang eijk konsumsi pasca operasi laparoskopi miom. Secara umum sudah dijelaskan di part 1 ya. Tapi ada yang spesial yang pengen gua bahas di sini. Nama obatnya Cyclo-proginova; obat hormon, untuk menormalkan kembali hormon-hormon yang merangsang pembentukan dinding rahim setelah dikerok ama ibu dokter.

Sebelumnya saya sudah pernah mengonsumsi obat ini selama 10 hari (dari total obat untuk 21 hari, yaitu waktu bleeding pasca minum primolut waktu umrah sebelumnya, sehari sebelum ke Sangatta, Kaltim. Alhamdulillah doi efektif menghentikan darah tersebut dan hayati bisa lanjut trip ke Sangatta 12 hari dengan sehat. Tentunya dikasih juga vitamin dan zat besi dosis tinggi, namanya iberet.

Jadi si cyclo ini minumnya harus penuh konsentrasi, u know? Jangan sampe telat, apalagi sampe salah urutannya, bisa kacaaaaww....(dan gue salah urutan). Hhhh... Obat ini harus diminum di jam yang sama setiap harinya, setelah makan. Pertama kali minum setelah dari RS kan gue jam 8 malem. Besoknya gue majuin jadi jam stgh8. Besoknya lagi, gue majuin lagi jam 7. Sampai sekarang, gue minum tu obat jam 6 sore. Ehehehe... Abisnya kemaleman kalo gue harus makan jam stgh 8, da gue biasanya ga suka makan malem.. Jadi diakalin deh. Hehe...ama diri sendiri aja licik yaaaak.. 



Kalau minum obat ini, perlu konsentrasi karena lo harus ngikutin panahnya, biar ga salah urutan. Panahnya kayak spiral gitu, dimulai dari kiri atas. Nah di hari ke-8 ketika pindah baris obatnya, mungkin gue bengong apa gimana, gue minum obat di bawah obat ke-7 yang warna merah, di mana harusnya gue minum obat di bawah nomor 1, warna putih. Dan gue baru sadar besoknya pas mau minum obat lagi T_T.

Hari ke-8 itu, siangnya, gue ke dokter untuk kontrol dan pasang IUD. Sekali lagi, IUD sementara doang ye, biar rahim eijk ga lengket. Efek pemasangan IUD ternyata sakit peruuut, mules kayak dapet, dan ya, berdarah. Ditambah gua salah minum obat. Besoknya, perut gue sakiiiiitt banget. Waktu itu siang, belom sadar kalo salah minum obat. Dua hari setelahnya, masih mules. Plus keluar darah agak banyak dan merah. Waktu itu sore habis ashar, hari kedua Ramadhan. Karena ragu, gue masih lanjutin puasa sampe maghrib. Waktu sahur, keluar darah lagi. Galaaaaaauuuu.... ini darah karena obat, karena IUD, apa karena emang haid?

Setelah telfon temen yang dokter ga diangkat (yaiyalah nelfonnya pas sahur), diskusi sama suami, doi prefer gua ga usah puasa. Trus gue ikut. Kira-kira jam setengah 6 pagi, akhirnya tanya temen yang orang kesehatan. Sebut saja namanya Tika. Gue ceritaiiiinn dari awal, sampai akhirnya, setelah dihitung-hitung, gue emang haid. Ga puasa. Dan yang kemarennya pun berarti gua batal juga. Baiklah. Hayati ikhlas bang. Eeehh qadarullah ya, setelah ikhlas, baru deh darah demi darah mengalir, ya, aku darah bulananmuuu,,, katanya.


The End. Hahaha... itu tentang si Cyclo-proginova. Saran gue, kalo dikasih dokter obat hormon, apapun, dengarkan dengan seksama. Gue hampir lupa waktu pertama diresepin sebelom operasi kalo hanya disuruh minum 10 hari aja. Alhamdulillah dapat hidayah, berupa ingatan yang samar-samar, lalu diyakinkan oleh teman sekamar di Sangatta yang merupakan dokter klinik mess. Ehehehe... 


Pasca Laparoskopi Mioma Uteri (Part 1)

11:17 AM 0 Comments
Bismillah. Saya terdorong untuk menulis ini karena mengalami banyak kebingungan di masa-masa pemulihan ini. Sebenarnya dari dulu sih. Hidup dengan sebongkah daging asing di dalam tubuh yang membawa beragam dampak, sungguh tidak mudah. Di situ saya merasa sedih, eh sori, merasa sangat terbantu dengan tulisan orang-orang yang pernah mengalami hal yang kurang lebih sama, yang menuliskannya di dalam blog mereka, alih-alih hanya komentar di forum yang susaaaaah banget nyari keywordnya. Mudah-mudahan tulisan-tulisan ini juga bisa membantu banyak orang ya. Aamiin..

Jadi guys, setelah gue menjalani Laparoskopi itu, gue jagoan bangaatt. Setelah mengigil berjam-jam pasca sadar dari bius total di ruang observasi, gue didorong keluar oleh suster sudah dengan muka biasa dan bisa tersenyum lebar menemui semua keluarga yang khawatir menunggu sejak pagi. Terutama suami yang benar-benar stand by nungguin dari pagi. Orang-orang di ruang tunggu sudah berganti-ganti, dia doang yang ga dipanggil-panggil. Tabah banget kamu, sayang. Trus muka kedua dan yang nampak paling mewek adalah si mamah, emak gue yang cantik dan solihah. Kayaknya agak jegleg gitu dia dengan kekhawatirannya yang memuncak dari siang, trus pas keluar anaknya cengengesan. Trus bibi gue, yang segera menyimpulkan, “Tapi seger tuh mukanya”, sangat membantu buat menenangkan semua orang bahwa I’m okay anyway. Alhamdulillah. Kemudian uwak paling senior meskipun sudah tua dan di kursi roda, dan sodara-sodara yang juga sudah menunggu lama dalam doa... terima kasih banyak...

Suster bilang, “Ibu kayaknya baru boleh minum 2 hari lagi nih bu, soalnya operasinya lama banget. Nanti kalo kering banget bla bla bla bla...”. Iya, okay, kan ada infus. Gue ikhlas. Fyi, standarnya orang abis operasi paling 12-24 jam kemudian baru boleh minum. Sampai ruang perawatan, sebelum pergi suster nyuruh gue untuk latihan banyak gerak biar cepat pulih. Siap. Kemudian gue shalat isya seadanya, dengan badan berasa remuk karena ga bergerak lebih dari 8 jam rasanya. Selama tidur malam itu, gue bolak-balik hadap kanan, telentang, hadap kiri, telentang lagi.

Jam 4 pagi, ada dokter dan suster datang, mau sinc apa sink atau apa gitu, mau dengerin usus gue. Entahlah, mungkin merdu. Haha.. dokter bilang, boleh minum (what?!), setengah jam lagi lapor suster, mual apa engga. Kalau engga udah boleh makan makanan halus. Maa sya Allaah.... bahagia banget dengernya... udah boleh minum ga sampe nunggu berjam-jam. Trus, gue mulai duduk. Jam 6 pagi, kateter dilepas, dan gue disuruh mandi sendiri. Owkayh. Alhamdulillah bok... bisa! Fyi, itu adalah mandi paling surga seumur-umur idup gue..rasanya kayak dibasuh air kehidupan dari khayangan, seggeeeeeerrrr banget! Kayak kembali hidup lagi gue.. Alhamdulillah ya Allaah...

Habis itu makan bubur, terus nonton kartun sambil balas-balasin whatsapp. Terus ternyata di infusan tangan kiri ada darah beku (dimana itu adalah tojosan kedua di tangan kiri karena nadi gue kecil banget, jadi yang pertama gagal). Ditojos lah juga tangan kanan gue, pake infusan buat bayi katanya yang kecil banget :D Praktis gue ga bisa maen handphone lagi T___T Ya udah konsentrasi nonton kartun aja.

Selama di RS hari Jumat itu, gue nyicil qadha shalat zuhur, ashar, dan maghrib yang kemarin gue tinggalkan karena dibius total. Sebelum ini gue sudah sangat sering meng-qadha shalat karena memiliki miom berarti cenderung mengalami banyak kebingungan tentang keluarnya darah. Sering mengira sudah haid sepanjang hari, eh ternyata istihadhah. Jadi meng-qadha shalat yang ditinggalkan. Yang semacam itu lah contohnya. Gue pun sudah lama menemukan hadits tentang qadha shalat ini, bahwa ia adalah boleh dan pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Haditsnya shahih riwayat Bukhari. Nanti kalau sempat in sya Allah postingan ini diedit ya saya tambahin haditsnya. Bukunya ada di rak buku di ruang tamu di bawah. Hehe...punten.

Hhhhmmmm selama masih di RS itu, gue disuntik beberapa obat. Setelah divonis boleh pulang sama dokter sore harinya, udah ga sabar mau lepas infus! Dikasihlah gue obat-obat minum beragam macamnya. Sebagai berikut:
-        - Ostelox; sebagai pereda nyeri. Gua segar bugar sampai obat ini habis, abis itu ngedrop. Baru kerasa sakitnya. Hihihi..
-        - Kalnex; untuk pembekuan darah, menghentikan pendarahan
-        - Cravit; antibiotik
-        - Flagyl Forte; antibiotik, terutama untuk keputihan yang pasti terjadi setelah tindakan
-        - Cyclo-proginova; obat hormon, untuk menormalkan kembali hormon-hormon yang merangsang pembentukan dinding rahim setelah dikerok ama ibu dokter kesayangan.

Yang paling unik dan harus mendapatkan perhatian penuh adalah obat terakhir, tapi kita lanjut di part 2 yaaah.. di sini udah kepanjangan. Hehe... Terima kasih sudah membaca pendahuluan yang panjang ini... :D

#My Thought

Monday, May 29, 2017

Tentang Miom

1:37 PM 0 Comments
Miom atau mioma atau fibroid, adalah tumor jinak yang tumbuh di dalam atau di otot sekitar rahim. Kalau bahasa diagnosis kedokterannya, mioma uteri (uteri=rahim). Nah, apa bedanya dengan kista (kista ovarium)? Dari orang-orang dan cerita yang saya dapat, lebih banyak wanita yang punya kista daripada miom. Tapi lebih banyak juga cerita kista yang tiba-tiba hilang atau menyusut ukurannya, atau membesar tiba-tiba. Sebabnya bisa dari makanan atau terapi herbal dan antioksidan biasanya sih. Bedanya, kalau miom itu bentuknya daging, tumbuhnya di rahim. Kalau kista, bentuknya itu kantung, yang berisi cairan. Biasanya terletak menggantung di ovarium (indung telur) kanan atau kiri.

Kebanyakan mioma bisa menghalangi bertemunya sperma dengan sel telur karena letaknya yang di dalam rahim atau di otot yang menekan dinding rahim. Kalau kista tidak menghalangi pertemuan 2 makhluk Tuhan itu, karena letaknya di luar rahim.

Efek dan gejalanya si miom ini macam-macam. Saya pernah kenalan sama orang di rumah sakit, punya miom sebesar 7cm tanpa gejala apapun. Maaaaak... gue cuman 5cm aja udah na’udzubillah deh rasanya. Bikin trauma. Nah, kalau ada gejala, berikut gejala-gejala yang umum dan yang juga saya alami selama kurang lebih 3 tahun kebelakang:
-nyeri haid berlebihan
-volume darah yang keluar saat haid luar biasa 
-durasi keluarnya darah haid sangat panjang, bisa belasan hari
-sering pendarahan di luar waktu haid (ini khas miom banget)
-sering anemia
-sering konstipasi
-sering berurin (beser)
-nyiksa banget, hehe..

Lokasi tumbuhnya miom ini bisa macam-macam. Seperti gambar di bawah ini.


MIOMA
(https://hernita80.wordpress.com/2014/12/13/mioma-uteri/)
Kista Ovarium
(http://kistaovarium.org/penyakit-kista/)


Bentuknya juga variasi, ada yang memiliki tangkai, ada yang tidak. Yang memiliki tangkai, konon kalau lagi haid dan tangkainya terputar, rasa sakitnya subhanallah jauh lebih parah dan tak tertahankan lagi. 2-3 kali lipat lah dari nyeri haid orang normal. Bagusnya, mioma yang bertangkai ini mudah diangkat pada saat operasi atau laparoskopi, tinggal dipotong tangkainya, keluarkan, selesai.

Ada juga mioma yang tidak bertangkai, seperti punya saya. Jadi ada banyak bagian dari miomnya yang nempel di otot. Itulah yang membuat operasi saya molor jadi 8 jam. Kalau diiris langsung bagian yang nempel dengan ototnya, bakal banyak pendarahan yang terjadi nantinya, karena luka di dalam otonya banyak. Dokter saya, semoga Allah membalasnya dengan kebaikan yang banyak, rela berdiri 8 jam demi mencungkil sedikit demi sedikit si miom sehingga pendarahan yang terjadi tidak terlalu banyak. Sedikit saja. Alhamdulillah. Ah bu dokter, ai laf yuuuu!

Nah sekarang, dari mana sih tumbuhnya miom itu? Kalau pastinya belum ada yang bisa memastikan, dokter-dokter juga sama. Itulah mengapa saya maju-mundur mau operasi. Kalau ga tau sebabnya kan ga bisa menghindarinya tumbuh lagi ya kan.. Namun, hasil dari baca-baca bertahun-tahun sampai saya ga ingat lagi sumbernya, si terduga penyebab miom adalah hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.

Nah, oleh karena itu, penderita atau mantan pemilik miom perlu menghindari makanan-makanan pencetus hormon estrogen. Sekilas makanan tersebut baik untuk kebanyakan orang, namun bagi yang punya miom, sangat diduga kuat hormon estrogennya sudah lebih banyak daripada orang normal, sehingga memicu penebalan dinding rahim berlebih yang menjadi cikal bakal tumbuhnya miom. Pantangan makanan ini saya peroleh hasil dari browsing, tanya-tanya dokter Spog, dan petugas rumah sakit.
-     -  Kedelai dan turunannya: tempe, tahu, kecap
-      - Kacang hijau
-      - Ayam negri (karena sudah disuntik hormon estrogen)
-      - Kulit ayam kampung (hhh... makan ayam tanpa kulit...mending ga makan ayam T_T)
-      - Daging merah dan turunannya, termasuk kaldunya T__T
-      - Susu sapi sebaiknya dikurangi
-      - Lemak-lemak seperti lemak daging
-      - Makanan-makanan pemicu kolesterol tinggi seperti kuning telur dll, karena kolesterol adalah bahan pembuatan hormon seks.
-      - Buah durian, lengkeng

Ajiieebb yaaak... Jadi lu makannya apa Far? Yaaahh masih ada nasi, sayur, sama ikan lah. Sama doa. Hahah... disyukuri sajah.. gua ga mau miom tumbuh lagi, trauma dioperasi.


Okey, kiranya segitu dulu aja cerita gue dan sedikit info tentang miom, mudah-mudahan bermanfaat ya..

Update Juli 2018:
Gua pernah curhat sama dokter waktu lagi masa pemulihan pasca operasi, terkait pantangan makanan di atas. Kata beliau, ga usah diet seketat itu, cukup perbanyak saja asupan antioksidannya, seperti buah dan sayur. ALHAMDULILLAAH. 




#pantanganmakanmiom #penyebabmiom #miom #miomauteri #tumorrahim
#My Thought




Sunday, May 28, 2017

Laparoskopi Mioma / Fibroid

4:19 PM 10 Comments
Alhamdulillah, Kamis 18 Mei 2017 saya menjalani operasi laparoskopi untuk mengangkat miom di rahim. Operasi yang rencananya Cuma berlangsung 3 jam, molor jadi 8 jam. Ma sya Allah, kesian dokternya pegel.

Jadi ceritanya miom saya itu lokasinya bukan di dalam rahim, melainkan di dalam otot atas rahim agak kekiri, yang menekan saluran tuba falopi. Bentuknya tidak bertangkai, melainkan melekat cantik di otot tersebut sehingga ga bisa langsung dipotong, harus disayat kecil-kecil baru dikeluarin. Itulah yang bikin prosesnya lamaaaaa  banget. Jam 10-18. Jam 9 malam lewat saya baru keluar ruang operasi menuju kamar perawatan. Itu emak dan uwak gue udah pada mewek aja nungguin operasi ga kelar-kelar dari pagi. Alhamdulillah, wa syukurilah.

Sebenernya sih si miom udah lama ada di rahim saya, kira-kira 2-3 tahun belakangan ini. Kenapa saya ga mau operasi tadinya? Ada beberapa alasan: 1. Beberapa dokter ga tau pasti apa penyebabnya, which is saya juga ga tau apa yang perlu dihindari supaya si miom ga tumbuh lagi. Yes, doi bisa tumbuh lagi meskipun sudah operasi. Ngeri ya?

2. Setiap kontrol, ukurannya doi tetap ga nambah-nambah selama beberapa tahun itu. Barulah setelah saya minum primolut waktu umroh, habis itu pas pulang pendarahan ga berenti-berenti sampe 20 harian. Pas cek ke dokter lagi di mana jarak dari kontrol terakhir hanya 6 bulan, ukuran si miom udah naik dari 4 jadi 5cm. Itu mau ga mau ke dokter karena besoknya mau ke Kalimantan pedalaman yang jauuuuuuuuuhh banget dari bandara. Sebut saja Sangatta, 8 jam naik mobil dari Balikpapan.

3. Saya udah ga tahan sama sakit yang diderita setiap hari-hari haid saya setiap bulan. Sambil nyobain semua herbal yang semua orang bilangin. Herbal, bekam, rukyah mandiri, qadarullah, tetap harus operasi. Ternyata lokasinya emang di dalem otot, jadi wajar kalo ga bisa luruh. 

Nah, sepulang dari Sangatta, saya membulatkan tekad untuk maju operasi. Ke Dokter lagi, bilang mau laparoskopi aja dok. Trus ke bagian pendaftaran, untuk didaftarkan dan dikasih tau biaya dan prosedurnya. Si petugasnya ibu-ibu muda, ketawa ngeliat muka saya tegang banget. Yaiyalah mau operasi! Sedangkan di opname aja gua belom pernah. Alhamdulillah. Akhirnya malah sambil ngobrol dan ternyata dia pernah punya miom dan kanker juga. Malah dapat banyak info dari dia apa saja makanan yang harus dihindari supaya miomnya ga tumbuh lagi, atau kankernya ga nambah ukurannya.

Qadarullah, setelah dagdigdug menjelang jadwal operasi, saya haid. Jadi diundur. 2 minggu. Hahaha.. 2 minggu kemudian, terbaringlah saya di meja operasi RS Hermina Bekasi. Sebelumnya, saya rutin olahraga tiap hari. Biar badan fit dan pemulihannya cepat, jadi ga lama-lama di RS. Mahal kan.. biaya sendiri pula T__T

Tentang apa dan bagaimana laparoskopi itu, googling aja ya. Hehe maap. Dia adalah tindakan medis yang minim luka dengan pemulihan yang cepat. in sya Allah. Enak banget... Kekurangannya apa dong? Lebih mahal pastinya. Haha.. per tahun 2017 di Hermina bayar alatnya doang aja 11 juta. Belum termasuk kamar (sesuai kelas yang dipilih), obat-obatan, visit dokter, paramedis, entahlah.

Selain mahal, persiapannya juga agak lebih rempong kata dokternya. Puasa bubur polos selama 2 hari, pencahar supositoria (via dubur) baik yang beli di apotik maupun disemprot lagi sama suster 5 ampul sebelum operasi. Trus puasa ga makan apapun 6 jam sebelum operasi, dan ga minum apapun 3-4 jam sebelumnya. Lalu minum obat buat buka jalan lahir kalo lo belom pernah melahirkan kayak gue. Itu muleeeesss sampe gue minum ibuprofen lagi buat nyerinya. Hihihi... Ribet ga sih? Ga tau gue, belom pernah ngalamin operasi yang lain. Na’udzubillah, jangan sampe.

Masuk ruang operasi jam setengah 10 pagi, ini itu, kira-kira jam 10 baru masuk ruang operasi. Operasi selesai kira-kira jam 6 sore. Alhamdulillah, malem jam 9 lewat gue keluar ruang operasi, paginya kateter dilepas dan gue disuruh mandi sendiri. Ma sya Allah, rasanya kayak baru hidup lagi gue. Seger banget. Trus berhubung infus juga, gw jadi beser. Qadarullah, si tampon yang menahan darah akhirnya lepas sendiri, dan kata dokter gapapa ga usah pasang lagi. Hamdalah....ganggu banget soalnya di saat beser. 

Siangnya ibu dokter visit, katanya udah boleh pulang! Yeay! Disuruh banyak gerak aja.
So far so good, sampai beberapa hari kemudian, habislah Ostelox si obat pereda nyeri. Cenat cenuuutt rasanya. Sama mual terus. Kata bu dokter wajar karena laparoskopi kan dimasukin gas biar perutnya gembung dan alat bisa masuk.

Seminggu kemudian, gue dipasangain IUD (alat kontrasepsi spiral) supaya rahimnya ga lengket. Kira-kira selama 3 bulan ke depan. Sambil minum pil kb buat normalin hormon-hormon gue. Abis dikerok rahimnya mak. Selama penyembuhan, gue disuruh makan banyak protein (ini bikin kolesterol gue mau ga mau ikut naik kayaknya). Nanti kalo udah sembuh, STOP. Biar ga tumbuh lagi miomnya. Aaamiinn...


Well, apa lagi ya? Udah panjang kayaknya. Udahan aja lah. Mudah-mudahan doa gue dan semua orang yang mendoakan dikabulkan Allah, diberi kesembuhan segera, diberi momongan segera. Aaamiinn... 

Note:
Gue selama kontrol dan tindakan, sama dokter Rizki Isnaeni, SPOg di RS Hermina Bekasi. 


#My Thought

Thursday, January 19, 2017

jangan mau jadi korban; jadilah pengendali dan penentu

10:12 AM 0 Comments
Ada seorang dekat, dia bercerita. Bahwa setelah mendengar seminar dari seorang psikolog, ia jadi menyadari mengapa dirinya seperti saat ini; tidak sabaran dan mudah marah. Bahwa semua kejadian masa kecilnya mendukungnya untuk merasa tertekan dan selalu menjadi korban. Hal ini sebagaimana seorang paedofil juga kebanyakan adalah orang yang menjadi korban kekerasan seksual di masa lalunya. Ini bisa jadi benar, bisa jadi juga tidak benar. Yang menganggapnya benar, mungkin menganut sebuah aliran dalam psikologi yang disebut psikoanalisis.

Saya dalam hal ini menganut aliran lain bernama humanistik. Di mana manusia sebenarnya punya kendali untuk memutuskan akan melakukan apa, dan akan menjadikan dirinya seperti apa. Dalam kasus di atas, sangat mungkin dia mengalami hal penuh intimidasi seperti demikian, namun orang bisa memilih; apakah dia akan membiarkan dirinya terbentuk begitu atau memilih sifat lain yang lebih proper. Benar dia memiliki kecenderungan / bakat untuk menjadi orang yang kasar, tapi kalau dia melatih mengendalikan dirinya, dia bisa menjadi lebih sabar dan lemah lembut. Tidak mudah memang, karena yang mudah ya mengikuti saja bagaimana ia terbentuk dari pengalaman masa lalunya. Bukan malah mengendalikan diri agar bisa berperilaku lebih baik dan mendapat ketenangan dan kebahagiaan hidup meskipun masa lalunya pahit.  

Ya benar, bahwa para pelaku kejahatan seksual kebanyakan merupakan korban kejahatan serupa ketika mereka masih kecil. Tapi tidak bisa dikatakan bahwa semua orang yang mengalami kejahatan seksual di masa kecil akan menjadi paedofil ketika ia dewasa kan? Saya mengenal orang-orang yang menjadi korban ketika kecil, dan sekarang tetap menjadi orang baik –meskipun beberapa tidak ingin menikah karena trauma itu belum hilang. Tapi mereka memilih jadi orang baik. Mereka mengatasi rasa sakit, kecewa, marah, dan malu dengan semakin mendekatkan diri mereka dengan Tuhan dan agama. Dia tau Nabi perilakunya seperti apa, lalu berusaha mengikutinya. Dia berdoa agar diberikan kelembutan hati dan keikhlasan, dan sebagainya.

Demikian juga dengan sifat ga sabaran dan mudah marah. Mau terima jadi korban dengan membiarkan seperti itu, atau menolak jadi korban dan memutuskan memulai hidup baru dengan sifat baru dan kebahagiaan yang baru. Iya, saya tau itu susah, tapi yakinlah Allah ga pernah tidur. Dia mencatat semua usahamu. Kelak Dia akan membalasnya dengan kebaikan yang banyak. In sya Allah.

Baca Juga: Tenang Itu Nikmaaaattt (Belajar Tenang)


Saturday, January 7, 2017

Review Acnes Products untuk Kulit Berjerawat

6:16 AM 0 Comments
Bismillaah, mau nepatin janji kemarin nulis tentang skin care. Hehe..

Baiklah. Petualangan pertama saya sampai di Himalaya Herbals. Katanya sih paraben-free, tapi nyatanya ga semua produknya bebas paraben. Okey. Saya mulai dengan Himalaya Herbals Neem Face Wash & Neem Mask yang untuk jerawat. Hasilnya... yaaaa masih biasa aja 😁 belum yang ngefek banget selama sebulan pemakaian. Tapi masker neem-nya bikin kulit alus bangeeett...sukak!

Terus saya kepikiran untuk coba kangen water; beauty water dan strong acidnya. Pesan sama teman, trus langsung dipake pas sore sampai rumah. Malam mau tidur, disemprot lagi. Pas bangun seneng deh, kulit jadi cerahaaaannn... alhamdulillah cocok.. Kok bisa ya padahal baru 2x semprot gitu 😍 Jadi fix ini treatment semprot ini kudu dilanjutkan!

Terus lagi, waktu lagi "main-main" di toko kosmetik deket rumah, saya iseng bacain ingredients produk-produk face wash di sana, hingga sampailah pada Acnes Face Wash yang pink (Complete White) eh kok sendirian ga ada parabennya. Varian Acnes lainnya masih ada tapi si stiker pink ini ga ada. Dia tuh untuk mencerahkan bekas jerawat. Dan aku beli. Hehehe...


Pas dicoba rutin seminggu, pas lagi di Melak, iiiihhh baguuuss... Ga bikin kulit kering tapi tetep berasa bersih gitu. Trus bekas jerawat juga lumayan memudar loh. Alhamdulillah.

dok: pribadi


Jadilah saya terinspirasi untuk melanjutkan treatmen dengan Acnes. Di Hypermart ada lengkap! Jadi agak kalap gimana dong... Saya beli Acnes Spot Care untuk bekas jerawat, Acnes UV Tint SPF 35 untuk dipakai sebelum foundation dan kalau mau keluar rumah (dari dulu takut matahari anaknya), Acnes Tea Tree Clay Mask, sama Milk Cleanser dan tonernya. Ini yah, tonernya pH balance katanya sih, sama alcohol free. Tapi milk cleansernya mengandung alkohol. Rasanya pengen ketawaaaa 😂😂😂 Ya udahlah.

Udah seminggu lebih ini saya pake treatment Acnes dan semprot Beauty water, hasilnya keceh pemirsa. Jerawat berkurang, bekas jerawat mulai pudar, dan kulit cerah *hepiiiii! Next kayaknya bakal beli lagi kalau habis 😉

Udah ya.. da udah banyak yang review produk skin care mah, jadi saya ga usah lagi. Cukup hasilnya aja di saya bahwa yang ini memuaskan dan yang itu biasa aja. Dan ternyata saya belum tergoda kok beralih jadi beauty blogger. Beluuuumm belum tergodaaa 😊


#Product Review

Friday, January 6, 2017

Cleansing Oil untuk Kulit Berminyak dan Acne Prone

7:03 AM 0 Comments

Ehm. ciiiyeeeee sejak kapan ngomongin produk kecantikan di blog buuuk? Hihihihi... tergoda jadi beauty blogger nih ceritanya.. 😀

Iyes...jadi gini..sedari kecil saya sudah diajari merawat kulit oleh ibu saya. Bayangin aja.. SD kelas 4 udah punya kapas, milk cleanser, &toner sendiri! Keren kan tuan putri satu ini..? haha.. Tapi no make up yah. Baru lah ketika kerja di Kubik di akhir 2014 lalu, di usia 27 tahun, saya harus pake make up dan mulai terbiasa dengan barang-barang itu. Berimbas pada sukanya saya baca-baca artikel tentang make up. Dulu cuma skin care ya, no make up. Tapi ya memang pada dasarnya saya suka sih sama aktivitas per-skin care-an itu..apalagi belanjanya..hahaha...

Suatu hari waktu lagi buka FB, setelah cukup lama anteng ga beli-beli produk skin care setelah punya Galvanic Spa Nuskin, saya baca link artikel tentang cleansing oil. Wah apa tuh? Baru denger... baca-baca-baca, saya tertarik lah dan mulai mencari produk CO yang bakal saya coba. Saya naksir sama Hada Labo Cleansing Oil, tapi mak susahnyaaaa dapetin itu produk. Akhirnya baca-baca lagi, trus pilihan saya jatuh pada minyak kelapa murni. Yes, VCO.

Beneran loh...ajib banget bersihin muka pake vco. Semua kotoran dan sisa make up terangkat bersih tanpa bikin kulit kering (yaiyalah, minyak sist). Tapi ternyata cukup 3 hari aja saya puasnya.. soalnya.. habis itu pipi saya jadi ditumbuhi banyak jerawat.. iihh...kuciwa! Langsung stop.

Habis itu dimulailah petualangan saya selanjutnya untuk membasmi jerawat efek co itu. Pelik ya buk..harusnya tinggal pake galva aja.. tapi ya gimana saya lagi menikmati nih perburuan skin care baru. xixixixixi.. Padahal dulu beli galva sebagai One Stop Skin Solution tapi ternyata bosan juga *plak*.

Okei, karena postingan ini udah cukup panjang, cerita dan review produk-produknya di post selanjutnya aja yah. Doain biar saya komit untuk nulis lanjutannya 😊 maaci...

Baca Juga: Manfaat; Nilai Di Balik Kemakmuran