photo was taken in 2008 maybe (lupa saking udah lamanya, maap) |
Kali ini saya mau cerita tentang perjuangan beberapa perempuan yang saya kenal. Yang ketika menyimaknya saya merasa takjub, betapa kuatnya mereka, betapa kuatnya hati seorang perempuan Allah ciptakan. Dan betapa payahnya saya kalau melewati ujian yang tak seberapa saja banyak mengeluhnya.
Seorang perempuan yang saya kenal memang kuat
sejak kuliah dulu, saat ini sedang berjuang dengan kesehatannya. Bayangkan, dia
5 kali punya tumor. Saya pernah punya sebuah tumor, itu rasanya sudah emejing pisaaaaan
nahan sakitnya, bikin saya merasa jadi orang paling sakit di dunia. Bagaimana lelahnya
menempuh pengobatan hingga selesai. Betapa traumanya. Takut sekali ada yang
tumbuh lagi. Tapi saudari saya ini, dia mengalaminya 5 kali! Dan dia masih bisa
bersikap santai, positif, bahkan masih bisa menginspirasi orang lain, di tengah
rasa sakit yang menderanya. Bagaimanalah dia bisa sekuat itu? Teman-teman bisa
mengunjungi ceritanya di sini dan sharingnya tentang tumor di sini.
Ah ya, saya baru ingat cerita seorang perempuan
yang di tahun 2015 kalau tidak salah, sudah 9 kali mengidap kanker dan menjalani
kemoterapi sampai selesai, berkali-kali. Orangnya santaaai sekali menjalaninya. Beliau pun
menceritakan dengan penuh humor, tapi menggetarkan karena kami tertawa sambil
menangis. Saya sampai tidak ingat namanya. Saya hanya ingat ia menyebut dirinya
“Utik” alias Ustazah Matic. Kenapa matic? Karena sudah tidak punya gigi, efek
kemoterapinya berkali-kali. Mau ketawa? Gakpapa, dia juga tertawa kok ketika
cerita itu. Takdir Allah memang yang membuat tubuhnya kuat menjalani banyak
sekali sakit dan kemo itu; artinya saya tidak memandang negatif orang yang tidak
kuat dikemo atau meninggal dalam perjuangannya melawan kanker, sama sekali
tidak. Semuanya Allah yang sudah tentukan. Namun bagaimana ia menerima dan
menyikapi keadaannya, saya pikir ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil.
Ada pula perempuan yang gigih sekali memperjuangkan
nilai-nilainya. Nilai kebaikan yang ingin dia sebarkan, beserta orang-orang
yang sangat ingin dia jangkau dengan kebaikan itu. Dia berjuang keras, bahkan menerima
penolakan dan intrik-intrik menjatuhkan, itu sudah biasa. Berkali-kali ia berhenti
untuk bernapas dan meluruskan niatnya kembali. Tidak jarang pula ia
menangis. Tapi setelahnya, ia kembali maju. Berkali-kali pula ia berpikir untuk
berhenti saja, namun cinta tak mengizinkannya pergi. Ia mencintai nilai-nilai
kebaikan yang berusaha ia sebarkan itu. Ia mencintai orang-orang yang ingin ia
jangkau itu. Maka ia melanjutkan perjuangannya.
Banyak juga perempuan yang berjuang untuk
keluarganya, tak terhitung jumlahnya. Ada yang seorang diri membesarkan
anak-anaknya, merawat anak/suami yang sakit parah, dan sebagainya. Bahkan perempuan
yang berjuang melawan kezhaliman terhadap dirinya pun banyak. Mereka semua
pahlawan, luar biasa kuatnya.
Cerita terakhir, ini bukan tentang manusia.
Adalah seekor kucing betina yang selalu ‘menyatroni’ rumah saya. Kenapa menyatroni,
karena saya terintimidasi dengan kehadiran binatang ini, apalagi dia. Namanya Buking
(iBU KucING, karena seringnya dia hamil). Buking ini, nampak sekali
perjuangannya untuk memberikan kenyamanan untuk anak-anaknya yang masih
piyik-piyik itu (ini gue ngetik sambil merinding loh). Ia menempuh segala
kesulitan; manjat pagar, kadang dalam keadaan hamil besar, nyolong ikan di rumah tetangga, berlari kencang dari ujung
jalan ketika mendengar suara pintu terbuka, mengemis-ngemis makanan dan
belaian. Iya, belaian, iyuuh. Meskipun saya gak suka kucing, apalagi Buking ini
termasuk yang nakal dan keras kepala banget (udah kenal baik kayaknya Far?). Namun hikmah bisa datang dari siapa saja
bukan?
Maka tidak heran ya kalau banyak
jargon-jargon Perempuan hebat, perempuan kuat. Karena perempuan memang kuat.
Secara lahir dan tampilan memang nampaknya dan umumnya tidak lebih kuat
daripada lelaki. Namun secara batin, banyak sekali perempuan kuat di dunia ini,
sejak dulu hingga kini. Bahkan sejarah telah banyak yang mencatatnya.