Follow Us @farahzu

Wednesday, June 19, 2013

a d i p u r a p u r a

2:55 PM 0 Comments
Suatu siang di jam istirahat kantor, saya dan suami pulang ke rumah untuk tidur siang sebentar (di Jakarta mana bisaa..hehehe). Fyi, kantor kami ada di jalan yang sama. Lalu ketika di jalan hendak ke kantor kembali, ada iring-iringan panjang di ruas jalan sebelah. Ternyata mereka membawa sebuah piala besar. Adipura. 

Kota Makassar mendapat anugerah Piala Adipura.

Boleh percaya boleh tidak. Masyarakat sini saja menyangsikan kok. Pasalnya menurut saya dan orang-orang juga, kota ini tidak cukup bersih dan rapi untuk mendapat penghargaan itu. Ada yang bilang masalah pengelolaan sampah. O,ow, sungguh, tidak juga.

Saya jadi ingat waktu beberapa tahun lalu Bekasi dinobatkan sebagai kota terkotor bersama 2 kota lainnya di Indonesia (sekarang juga sih, tapi masih lebih bersih kok). Tidak lama, tahun berikutnya Bekasi langsung mendapatkan Adipura. 

Ini bisa saja dikarenakan pemkot menghimbau seluruh warga untuk bersih-bersih dan lebih memperhatikan kebersihan dan kerapihan. Memang sih ada beberapa tempat yang sepengamatan saya lebih baik dibanding sebelumnya. Tapi ada juga desas-desus bahwa hal ini tidak murni. alias nyogok. heehee bahasanya...

Begitu juga dengan Makassar. Desas-desus serupa tentu saja semakin kuat dikarenakan ada bukti nyata; yang ditangkap oleh mata masyarakat sendiri. Serius. Dateng aja sini kalo ga percaya *loh kok jadi nantang*. Atau desas-desus lain juga mengenai pencitraan berhubung ini adalah tahun terakhir walikota sekarang menjabat. 

Ah ndak tau deh. Saya pribadi sih juga ga percaya. Saya lebih percaya ini Piala Adipurapura :D

Friday, June 14, 2013

Berlabuhlah

11:39 AM 0 Comments
Kabar berikutnya, saya (dan suami) saat ini sedang sangat berbahagia, atas berlangsungnya pernikahan sahabat kami. Sahabat kami ini sungguh luar biasa kesabaran, sifat tawakkal, dan keyakinannya pada janjinya Allah. Sahabat kami inilah yang banyak mengajarkan kami dan meyakinkan kami mengenai apa itu tauhid sejatinya. 

Bahwa urusan kita hanya berusaha dan berdoa kawan. Bukan wewenang kita menentukan apakah sesuatu itu harus terjadi atau tidak boleh terjadi. Yang harus kita lakukan adalah berusaha maksimal, agar Allah berkenan memberikan apa yang kita minta dengan ridha

Dan beberapa hari lalu akhirnya sahabat kami ini berlabuh pada seorang bidadari. Tidak pernah kami sangka sebelumnya, namun benarlah bahwa kalau kita ikhlas, Allah akan memberikan yang jauh lebih baik daripada yang kita minta. 
Karena pengetahuan kita tentang yang baik dan yang terbaik itu terbatas, kawan. Maka ikhlas lah meminta pada Allah, sambil memantaskan diri untuk menerima hadiah terbaik dari-Nya. :)

Selamat berbahagia, sahabat kami

Tegar Hamzah Asadullah
(dan bidadarinya) Erika Hapsari

Semoga sakinah, mawaddah, wa rahmah, dan berkah Allah melimpahi kalian berdua selamanya. 
Baarakallaahu lakuma, wa baraka 'alaykuma, wa jama'a baynakumaa fii khayr... aamiinn...

*yang turut berbahagia dari selatan Celebes,
(dan yang menunggu dikunjungi pasangan pengantin baru),
Ghozali dan Farah* :D

Memberi Makna

11:28 AM 0 Comments
Saya mau nulis ah. Saya kangen sekali. Tapi saya ga tau mau nulis apa. Maklum sudah lama sekali tidak menulis. Jadi maklum juga kalau mulai tumpul. hehe.. Harus segera di asah kembali.

Jadi begini kawan, saya bercerita saja tentang aktivitas saya sekarang di sini, di Kota Makassar. *daripadaaaa tidak ada yang ditulis, hihihi. 

Alhamdulillah sekarang ini saya sudah tidak mati gaya lagi di sini. Saya sudah bekerja lagi di sebuah perusahaan yang lumayan bagus terutama di kawasan Indonesia Timur. Dan ini kali pertama saya bekerja di bidang HRD, padahal saya sendiri lulusan psikologi. Alhamdulillah HRD-nya di bagian training, di Learning Center Kalla Group, jadi analyst. Ciieee... hahah..

Setelah 6 bulan di rumah saja, jelas saya bahagia sekali menemukan sebuah otonomi pribadi di atas sebuah meja kerja beserta komputer sampai laci dan seluruh isi-isinya. Baru loh terasa, kalau sesuatu yang saya sebut sebagai "otonomi" itu berharga sekali. 

Selain itu semenjak bekerja di sini, saya mulai ikhlas dan nyaman menerima kenyataan bahwa saya sekarang tinggal di kampung orang, dengan adat, budaya, dan bahasa orang yang awalnya sama sekali asing buat saya. Dengan interaksi yang intens dengan rekan-rekan di kantor, saya "mulai mau" mempelajari bahasa setempat dengan dialeknya yang khas, dan sedikit demi sedikit mulai mengubah cara saya bicara menjadi lebih sesuai dengan orang sini. Tapi belum banyak berhasil, hihihi...

Apalagi semenjak ikut Training Induksi Karyawan Baru di kantor, makin nyaman saja saya rasanya dengan kota ini, yang walaupun berantakan tapi bisa dapet adipura (lhoh). Karena menyadari bahwa keberadaan saya di sini mulai memberi makna. Makna bahwa kontribusi apapun dari saya yang kecil ini, merupakan sumbangsih kebaikan yang insha Allah akan terhimpun dalam visi, misi, dan nilai-nilai mulia perusahaan untuk ummat dan bangsa ini. hehehe... ini baaaruuu perusahaan... ;)

Makna. 
Bahwa hidup di dunia hanyalah sekali, maka berbuatlah kebaikan sebanyak-banyaknya. 
Salam Apa Kareba! 
*hehe apa sih gue*