Follow Us @farahzu

Monday, December 31, 2007

Aku belajar lagi

12:56 PM 8 Comments
     Waktu SMA, aku sering pulang bareng seorang teman yang satu jurusan koasi. Dia temanku dari kecil, dari TK. Yah, dia tau lah aku dari lagi lucu-lucunya, genit-genitnya, nakal-nakalnya, dan baik-baiknya,,jelek-jeleknya juga. Laki-laki sih.. Makanya pulang bareng itu pun cuma sampai kami kelas 1. Kelas 2&3, karena udah ngerti, jadi ga lagi.

     Nah, selama itu, aku belajar tentang peran gender. Bagaimana seorang laki-laki dan perempuan bertingkah laku, terutama perilaku di antara keduanya. Lebih ke norma yang berlaku di masyarakat sih. Khususnya Indonesia.

     Tapi karena aku kuliah di psikologi UI, lingkungan membentuk aku –mau ga mau—menjadi akhwat dominan, perempuan mandiri, androgin, dll. Semua harus bisa dilakukan sendiri. Singkat kata, aku jadi lupa bagaimana peran gender yang dulu pernah kupelajari dari sobatku itu.

      Nah, kemarin ada rihlah Fadhil (forum alumni) sama adik-adik asuh di SMA. Ke Ragunan. Pulangnya sih bareng-bareng. Tapi turun dari angkot 01 dari Pulo Gadung, cuma aku dan temanku di atas itu yang turun dan nyebrang bareng. Iya lah, rumahnya deket. Waktu nyebrang, dia duluan dan menyeberangkan aku, sampai tengah. Sampai di tengah, dia pindah ke sebelahku yang satunya, nyeberangin lagi, sampai di seberang. Oh iya, aku lupa. Biasanya, nyebrang di Margonda yang ganas pun, aku sering tanpa sengaja menyeberangkan laki-laki. Terus, jadi inget, dulu, setelah nyeberang dan masuk gang (bukan gang sih) kan jalannya masih bareng selama beberapa meter. Nah, kalo aku jalan di kanan deket jalan, dia suka menarik ranselku, ke sebelah kirinya, jadi dia yang deket jalan.

        Sepele sih. Tapi sebagai perempuan aku merasa dihargai aja gitu. Oh iya lupa satu lagi. Waktu pulang, di bus way, ada mba-mba (jelas masih gadis) masuk, dan berdiri, sedangkan sobatku itu duduk. Melihat si mba-mba itu, dia langsung berdiri mempersilahkan di mba duduk. Ga lama, laki-laki yang tadinya duduk di sebelahnya berdiri juga dan mba yang satunya lagi duduk. Malu kali ye.. Ih, beneran deh. Kalau aku berdiri di bis atau kereta, aku ga pernah dipersilahkan duduk tuh sama laki-laki yang duduk di depanku. Ya, dan aku jadi inget tulisanku di blog yang berjudul ‘Seandainya aku laki-laki’, “memang hanya ummat Muhammad yang memuliakan perempuan”.

Terimakasih Sobat..
Desember 25, 2007

Monday, December 24, 2007

Lihatlah dengan Lebih Sederhana

6:56 PM 7 Comments
Kenapa setiap kembali ke sekolah, saya selalu merasa sedang refreshing?? Walaupun sebenernya di sekolah selalu ada 'kerja-kerja'. Tapi menyenangkan. Sangat menyenangkan. Kemarin saya baru dari Ragunan bersama adik-adik asuh di SMA dan beberapa pengurus Fadhil (ikatan alumni SMAN I Bekasi). Sekali lagi, menyenangkan. Kemarin kelihatan deh, ternyata kakak-kakak alumninya (termasuk saya) juga masih kekanak-kanakan. Maksudnya, masih punya 'selera', sifat, dan lucunya anak-anak. Hehe.. mulai ga jelas.
Yah, menurut saya, sifat kekanakan itu terkadang perlu. Tapi ingat ya, terkadang. Karena seperti kanak-kanak bisa berarti kita kembali 'polos', menyenangkan, bersih, dan memandang dunia dengan sederhana (seringkali kita harus cukup sederhana dalam berpikir memang). Umar bin Khatthab ra. pernah berkata, "Jadilah Kamu seperti anak kecil di hadapan istrimu", kepada para suami. Itu artinya, seorang pemimpin pun ada masanya untuk manja dan sedikit 'beristirahat' dengan menjadi anak-anak. Apalagi buat orang-orang yang kebagian peran 'dipimpin'? Karena, sepertinya, hal itu dimiliki dan dibutuhkan oleh semua orang.
Maksud tulisan ini??

Monday, December 17, 2007

bingung,, dan kaget

11:05 AM 2 Comments
Senin pagi, seperti biasa jam 6 lewat dikit aku sudah sampai di kosan. Biasanya sih langsung bersiap untuk berangkat kuliah. Atau sepekan kemarin, berangkat ujian. Tapi hari ini, aku benar kaget, "masak sih ga ada yang harus kukerjakan?" Biasanya, kalau tidak ada yang mendesak, aku bisa mengerjakan tugas-tugas kuliah atau membaca buku yang 'harus' dibaca. tapi hari ini, tiada tuh.
Hoaahhmm.. Beneran, ga ada yang harus kukerjakan. Alhamdulillah.. akhirny semester ini sebentar lagi berakhir. tinggal satu ujian lagi! Semester yang.. menurut beberapa temanku, di psikologi maupun di mipa, adalah 'semester neraka'. Tugas-tugas menggila, kepanitiaan, organisasi.. Hhff..
Alhamdulillah....
Aku ga tau harus nulis apa lagi. Amanah di suksesi selesai. Tinggal hari ini Grand Closing dan Evaluasi. Eh, satu lagi.. makan-makan panitia (hoho)
Akademis.. Tinggal 1 ujian lagi, Psikologi Komunitas. Membuat program pula! Alhamdulillah
Alhamdulillah..

Monday, December 3, 2007

Seikhlasnya Aja Deh..

9:00 AM 1 Comments
                Tadinya kupikir Warnet Kasuari selalu penuh jika ahad malam atau malam (saja) tiba. Tapi siang tadi ketika aku mampir hendak mengambil e-mail tugas dari teman, penuh juga. Olala.. Akhirnya karena mendesak, malam ini aku pergi lagi ke sana sambil membawa laptop, karena katanya bisa kalau bawa laptop sendiri.
                Sampai di sana, penuh lagi (tuh kan??!). Kata mas-nya bisa pake wireless. Baru aja laptop nyala, ada orang yang telah selesai memakai komputer. Ya sudah, aku pakai komputer warnet saja. Seribu... tapi kok lama banget dan... ah.. problem loading, semua page yang kubuka! Kata masnya setelah kutanya, kemarin jaringannya abis ’jebol’ (ga ngerti deh) dan mungkin sekarang belum stabil. Akhirnya kami kembali sibuk dengan laptop.
                Agak lama n ribet,, akhirnya kubilang, ”Sebenernya cuma mu ngambil data doang sih mas, di Yahoo Mail”. Ooo.. So, masnya menyuruh temannya yang sedang memegang laptop (yang berfungsi sebagai komputer induk) untuk membuka Yahoomail. Oke,, walau awalnya agak lama.. sambil ngobrol sama masnya n temennya itu ttg laptop, selesailah hajatku ke warnet malam itu.
                Waktu mau bayar, kutanya kan, ”Berapa Mas?” Masnya bingung, ”Berapa ya?” haduh. Kuperjelas, ”Yang di sana sih seribu”, maksudnya waktu pake komputer warnet. Waktu si mas yang lucu ini lagi bingung, temennya yang punya laptop ngomong, ”Seikhlasnya deh”, yang diiyakan sama si mas. (??) Aku sempet bingung sih. Tapi kulihat dompet, seribuannya cuma satu. Ya udah kukasih selembar lima ribuan, dan kubilang, ”Kembaliannya juga seikhlasnya deh”, nah lo, masnya tambah bingung (daripada aku yang bingung???)
Jelang Pilkada SUKA (Syaikhu-Kamal)
2 Desember 2007

Sunday, November 25, 2007

GRAND OPENING

7:11 PM 0 Comments
Start:     Nov 26, '07 09:00a
Sebuah prosesi yang menandakan dimulainya sebuah event akbar di f.Psikologi UI
Suksesi Lembaga Kemahasiswaan fakultas

Dari Mana Datangnya...

7:03 PM 1 Comments

Dari mana datangnya asertivitas??
Entah, mungkin dari hati yang bening
Mungkin juga
dari pikiran yang dewasa
Atau mungkin
dari hati yang tenang
Atau, mungkin juga
dari pikiran yang terbuka
Dari mana datangnya lintah?
Dari sawah turun ke kali
Lhoh??
Maghribi,
Tembok hijau dan sprei kuning,
November 25, 2007

Independensi

7:02 PM 4 Comments

Dari kuadran 1 sampai 4, ada jenis-jenis kader sebagai berikut: kreatif, taklid, statis, dan kader pembangkang. Sepertinya aku agak jarang berhubungan dengan kader-kader di kuadran 2 dan 3. Apalagi di SMA dan fakultas.
Nah, ini nih.. antara kuadran 1 dan 4. Mereka sama-sama memiliki independensi, kreativitas, dan kritis, yang membedakan hanyalah ketha’atan dan produktivitas kerja nyata. Ada kader-kader yang hanya bermain di tataran wacana, hebat, dengan pemikirannya yang sangat cerdas dan memukau. Tapi kehebatan itu tidak pernah membuahkan kerja konkret di lapangan. Sekali lagi, hanya wacana. Wacana yang menurutnya lebih baik dari keputusan-keputusan qiyadah yang telah diambil, lantas ogah mengikuti keputusan (tha’at) karena keputusan itu dinilainya tidak lebih baik dari ’wacana’ atau usul yang ia kemukakan. Padahal ia hanya jundi.
Kader lainnya yang juga memiliki independensi, kreativitas, dan juga kritis, berhasil memadukan ketiganya dengan kerangka jama’ah, tau posisi, mengikuti keputusan qiyadah selama tidak maksiat, dan proaktif dalam beramal. Nah, ini nih, yang biasanya sangat kurang dalam jiwa-jiwa kita. Atau saya. Inisiatif.

Bukannya meminta amanah, tapi peka dan tanggap terhadap kebutuhan ummat dan da’wah di lapangan. Pada akhirnya bisa menjadi orang-orang yang menggerakkan orang lain untuk bersama-sama beramal. Pada akhirnya (yang tadi belum akhir berarti) menjadi orang-orang yang lebih utama, yang memenangkan kompetisi/perlombaan dalam kebaikan. Fastabiqul khairaat.
Yuk, sama-sama ikutan lomba itu!
Bekasi Cinta
November 25, 2007

judul??

7:00 PM 4 Comments

Bismillahirrahmaanirrahiim
Udah lama nih ga nulis. Lagi sibuk bangetz! Dari tujuh mata kuliah yang kuambil, satu tugas makalah biasa, satu tugas makalah dan buat program, dan lima sisanya adalah penelitian. Fiiuuhh.. semester 5 emang luar biasa!
Belum lagi amanah-amanah lain, suksesi dan dep.Pol FUSI.
Ga boleh lupa juga, jelang PILKADA KOTA BEKASI Januari 2008 mendatang. Belum tanya Pak RT lagi! Ayo semangat!! Istirahat kita di surgaaa!!!
Bekasi, 25 nov -07

Thursday, November 15, 2007

Friday, October 26, 2007

Almamater Tercinta: 1 Bekasi Terindah

10:16 AM 1 Comments
Sungguh, setiap kali aku bertemu denganmu adikku, atau mendengar suaramu, pun hanya membayangkan wajahmu, aku selalu merasa kerdil di hadapan kalian. Aku selalu merasa malu pada diriku sendiri. Kau begitu baik dan terjaga.

Sungguh aku rindu sekolah. Teramat rindu. Sekolah, baik ketika aku menjadi siswa maupun setelah menjadi alumni, sangat kental akan nuansa ruhiyah. Sekolah, ya, sekolah, semua yang terkait dengan sekolah. Gedungnya, masjidnya, pagarnya, pakaian seragamnya, kegiatan-kegiatannya, pergaulannya, teman-teman waktu sekolah, bahkan ketika kami sudah sama-sama menjadi alumni. Hingga kini ruhiyahku sangat terbantu oleh semua yang terkait dengan ”kembali ke sekolah”.

Lebih kurang 2 bulan aku menghilang dari sekolah. Alasannya aku sedang fokus dengan da’wah komplek. Sempat terbersit aku akan fokus ke sana dan meninggalkan sekolah, karena di komplekku benar-benar ’tidak ada orang’ yang bisa fokus. Kami hanya bertiga, tapi 2 yang lain lebih sibuk daripada aku. Ya sudah.

Tapi nyatanya au butuh kembali ke sekolah. Aku rindu adik-adik yang pernah jadi mentee-ku. Aku rindu semangat itu, yang hanya kudapat dari sekolah. Ekstrimnya, astaghfirullah, aku tidak pernah merasa lebih baik daripada kondisiku saat masih sekolah (jadi siswa SMA). Ada yang bilang wajar, karena SMA itu kan masa-masa pembentukan. Dan kampus masa-masa penggojlokan dan pembebanan. Tapi menurutku harusnya aku lebih baik, karena bebannya jelas bertambah banyak dan berat.

Entah kenapa, kalau dilihat dari binaan, rasanya binaan di SMA lebih, lebih..apa ya, lebih lah! Lebih kondusif dan terjaga, lebih semangat, lebih kritis, lebih mantap ruhiyahnya, dan lebih afeksional. Beda banget sama di kampus atau di rumah. Ada banyak faktor sih... kondisi, pembiasaan lingkungan, iklim pergaulan, dll. Mmm.. Berarti bukan ’entah kenapa’ dong harusnya kata-kata di awal paragraf ini?

Kasih aku masukan doong.. 15 oktober 2007

Maaf Niy Udah Telat Banget

10:14 AM 1 Comments
AKU TAK TAHAN LAGI (PENTING! BACA SAMPAI HABIS)
Aku tak tahan lagi untuk tak menulis! Hari ini, subhanallah, tanggal 9 oktober 2007/27 RAMADHAN 1428, bagiku luar biasa!

Gudang Wakil Rakyat, 091007

Blo’on.
Astaghfirullah..tapi kata itu yang memang terlontar dan hanya itu yang terpikir, ketika menyaksikan sidang Paripurna DPR ke 10, 9 Oktober 2007 di gedung milik rakyat ini.
Haah.. lucu.. Sampai bingung bagian mana yang harus kuceritakan di sini. Rasanya mahasiswa jauh lebih tertib, cerdas, dan beretika dalam sidang-sidang dan forum-forumnya ketimbang anggota dewan yang ’beneran’ di negeri ini; Indonesia.
KESIMPULAN: Ketika berefleksi, rasanya semua yang terjadi dan menimpa negeri kita akhir-akhir ini sangat wajar terjadi (bila melihat kinerja para wakilnya di atas ’sini’).

-itu baru sekelumit tulisanku hingga istirahat zuhur selesai. Baru masalah teknis persidangan, belum nyerempet sama sekali masalah konten, yang artinya ’isi pikiran mereka’-

RAPBN 2008 akan disahkan! Dengan anggaran pendidikan yang masih sangat minim dan LAGI-LAGI SBY-JK melanggar amanat konstitusi (Pasal 31 UUD’45 ttg anggaran pendidikan sebanyak 20%). HANYA 12,3 % setelah tahun 2007 14,7 %, namun dipotong lagi hingga tinggal 11,5 %. Hah!
    Parahnya, semua fraksi, tidak terkecuali, MENYETUJUI RAPBN 2008 tsb untuk menjadi undang2. Memang sih pada pandangan fraksi2 ada yang mendukung 20% anggaran tsb karena itu amanat konstitusi. Kita (mahasiswa UI yang hadir) memberikan applause sebagai dukungan. Tapi lagi-lagi kami kecewa, karena ternyata itu merupakan ANSOR (angin sorga) yang tak kunjung datang ke dunia. Ujung2nya, tetep aja menyepakati. Walaupun banyak yang MENYETUJUI DENGAN CATATAN, atau DENGAN-dengan yang lainnya, tetep aja menyetujui. Emang yang kalian omongkan di podium ada yang mencatat dan ADA yang mau menindaklanjuti??? Ngomong aja terus. Mumpung sesinya sedang bernama pandangan umum fraksi-fraksi. Huh..
    WAHAI RAKYAT INDONESIA!
Kalian tahu bagaimana kinerja wakil-wakil kalian di atas sana?? Dari 540 orang anggota DPR RI, hanya 80 orang yang menghadiri sidang paripurna! Itu pun setelah bayak yang telat dan mondar-mandir keluar-masuk ruang sidang. Itu pun, banyak yang telat (lagi), sibuk sama Hpnya, baca koran, dan NGOBROL!! Hoi! Emangnya rakyat ga kena imbas kemalasan kalian??
    80 orang, tidak lebih banyak dari jumlah mahasiswa yang datang meninjau, maupun tidak lebih banyak dari jumlah wartawan yang hadir! Kalian boleh kecewa. Itu baru dari segi kehadiran. Yang lainnya, rasanya kebanyakan kalau saya ceritain semua di sini. Masih ada hal penting lainnya yang sangat ingin saya tulis.

-Semenjak reformasi, baru kali ini mahasiswa menggetarkan gedung DPR kembali (Randy BY, 2007)-

Kami –mahasiswa UI- hanya berjumlah 90an orang dengan kebanyakan maba 2007, dan hanya 50 orang yang boleh berada di tribun ruang sidang (padahal sebenarnya masyarakat bebas masuk dan melihat jalannya sidag, siapa pun). Di bulan Ramadhan, kalian bisa bayangkan sendiri. Hanya sedikit, namun semoga mereka adalah orang-orang pilihan.
    Karena suatu hal, (takut blog ini dibaca intel), maka ada hal sangat menarik yang sayangnya tidak bisa saya ceritakan, padahal buat saya hal ini begitu berkesan dan sepertinya tidak akan terlupakan.
    Kami sangat kecewa dengan seluruh fraksi yang ada. Terlepas dari kinerja mereka yang juga cukup mengecewakan. Akhirnya Bang Umar  teriak dan meminta kesempatan berbicara kepada pimpinan sidang (yang semula sempat ’kuhujat’, tapi akhirnya aku dibuat terharu) untuk berbicara kepada semua hadirin. Pasukan pengaman langsung mengamankan Bang Umar – dan kami yang sudah dikondisikan untuk berada di baris tribun paling bawah. Tapi beliau terus berbicara ttg kekecewaan2 mahasiswa dan RAKYAT Indonesia atas anggota dewan. Pasukan pengaman masih menghalagi, hingga akhirnya pimpinan sidang yang bijaksana meminta pasukan tsb untuk membiarkan mahasiswa mengemukakan pendapatnya. Hoowh..so sweet.. halah..
    Singkat cerita, mahasiswa berjaket kuning sudah merapatkan dan mengencangkan border. Dan dengan cepat spanduk berisi tuntutan REALISASIKAN ANGGARAN 20% UNTUK PENDIDIKAN yang sudah disiapkan dan diselundupkan untuk bisa masuk ke ruang sidang diedarkan ke barisan depan dan dikibarkan dengan tangan-tangan kami ke hadapan para anggota dewan. Namun bak para teroris yang membawa amunisi, pasukan pengaman itu langsung menarik-narik spanduk tsb agar tidak terpajang. (Apakah tidak ada diantara mereka yang mempunyai anak???) Spanduk berhasil dikibarkan dan sempat terbaca, namun hanya sebentar karena sekuriti sudah menarik-nariknya hingga sangat kacau dan akhirnya robek.
    Beberapa tangan kami tak sanggup mempertahankan spanduk itu dan melepasnya. Tapi tanganku masih sangat kuat mencengkram kain tsb. Rasanya ingin sekali aku menggigit tangan-tangan perkasa para sekuriti itu. Tapi, ih, geuleuhh..
    Mereka sangat kasar. Jilbab Resa ditarik-tarik, Nunu ngomel dan mereka membalas, atau Salman berusaha membela dengan ”Pak, perempuan tuh!” dan dengan tangannya. Hingga kami hampir bubar, Ivan Rusyd dan seorang teman kami yang lain masih dipukuli. Padahal mereka membawa suara rakyat! Padahal mereka yang memukuli pun rakyat!!! Dan nasib mereka yang sedang kami perjuangkan.. Ironis..
    Mereka kasar sekali. Ya, kami memang melanggar TATA TERTIB SIDANG. Satu kali. Tapi teman-teman kami dihajar dan dipukuli. SBY-JK, berkali-kali melanggar KONSTITUSI, namun masih aman sentosa. Karena mereka pemimpin? Bodoh. Di kedalaman berapa kedudukan tata tertib sidang bila disandingkan dengan konstitusi???
    Mereka kasar sekali. Padahal kami hanya bawa kain. Kain, ya, kain! Tanpa logam apa pun! Tanpa bahan kimia apa pun! Kami hanya ingin menyuarakan hati-hati kami yang teriris melihat hati-hati rakyat yang meringis. Tapi mereka menarik-narik dan merobeknya padahal kami diizinkan oleh pimpinan sidang dan anggota dewan yang ada! Padahal itu untuk mereka juga! Untuk anak-anak dan keturunan mereka juga!
Sejak di dalam hingga akhirnya kami keluar gedung tsb dari lt3, kami meneriakkan lagu-lagu perjuangan mahasiswa (totalitas perjuangan, katakan hitam adalah hitam katakan putih adalah putih, satu komando satu perjuangan, dan oo..ooo.. ala Islam cinta keadilann). Biar mereka mendengar! Biar mereka tahu! Biar rakyat menyaksikan! Bahwa kami, mahasiswa, tanpa intervensi pihak mana pun, akan senantiasa memperjuangkan nasib rakyat. Bahwa kami, mahasiswa, adalah segelintir manusia terdidik yang tidak hanya cerdas, tapi juga MEMILIKI HATI.               

Ya ALLAH, Rabb, berkahilah
Inilah perjuangan
Walaupun sangat minim
Biarkan hati-hati kami tetap ikhlas berjuang
dan tulisan-tulisan serta cerita-cerita kami mencerdaskan yang lain

Agar rakyat kami bisa tersenyum
dan bernapas lega
melihat cerahnya masa depan anak-anak mereka,

Anak-anak Bangsa Ini

Thursday, October 4, 2007

Tulisan Buat Pakom Kastrat-BHP

3:19 PM 0 Comments
HAPUSKAN
PERGURUAN TINGGI NEGERI (PTN)*
Oleh: Farah Z
Mahasiswi Psikologi UI angkatan 2005

            Apa yang pertama kali terlintas dalam benak teman-teman ketika mendengar frase ’Perguruan Tinggi Negeri’? Nama tersohor? Berkualitas? Hanya berisi orang-orang cerdas? Atau biaya kuliah yang murah? Alangkah menyenangkannya. Namun mungkin hal-hal indah di atas hanya akan menjadi dongeng bagi kita dan anak-anak bangsa ini beberapa saat lagi.
            Ya, karena sebentar lagi status PTN (dan sekolah-sekolah negeri lainnya dari tingkat TK hingga pendidikan tinggi) akan berganti dengan disahkannya Rancangan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berbeda dengan sebelumnya saat UI masih berstatus PTN dan berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, UI—dan beberapa universitas ’negeri’ lainnya—yang saat ini berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN), memiliki kemandirian dan wewenang untuk mengatur segala urusannya, termasuk mandiri dalam hal keuangan. Walaupun belum sampai 100% UI menanggung biayanya sendiri, kita sama-sama bisa melihat bagaimana kelimpungannya para pejabat di tingkat fakultas maupun UI dalam mencari uang agar kegiatan pendidikan bisa tetap berjalan. Nah, solusi yang paling mudah, adalah menaikkan biaya pendidikan yang harus dibayar oleh mahasiswa; seperti yang saat ini kita rasakan.
            Namun memiliki status BHMN masih ’sedikit’ lebih baik dibandingkan status BHP. Dengan menjadi BHP, UI yang sebelumnya masih mendapat sedikit subsidi dari pemerintah, menjadi benar-benar lepas dari pemerintah: yang juga berarti pemerintah lepas tangan dari tanggung jawabnya membiayai pendidikan. Hal ini tercantum pada pasal 22 dalam RUU BHP mengenai Pendanaan dan Kekayaan BHP sebagai berikut:
(1)       Modal awal BHP berwujud aset penyelenggara yang dipisahkan atau dialihkan kepada BHP.
(2)       Aset BHP dapat berasal dari modal penyelenggara, utang kepada pihak lain, sumbangan atau bantuan pihak lain, dan hasil usaha BHP, yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3)       Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah memberikan sumber daya dalam bentuk hibah kepada BHP sesuai dengan penugasan yang diberikan.
Sangat jelas tercantum bahwa aset BHP bukan berasal dari pemerintah. Sedangkan pemerintah hanya akan memberikan sumber daya untuk membantu pembiayaan pendidikan, yang selanjutnya tanggung jawab pembiayaan itu dilepas kepada pengelola BHP tersebut.
            Padahal yang juga tercantum sangat jelas dalam konstitusi kita, UUD 1945 pasal 31, pemerintah wajib membiayai pendidikan warganya. Pasal tersebut berbunyi:
(1)    Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
(2)    Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
(3)    Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang.

(4)    Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya DUA PULUH PERSEN dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.


Selain itu, dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU No.20 tahun 2003) pasal 49 ayat (1), juga disebutkan sebagai berikut:
(1)           Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Ada yang bisa menghitung sudah berapa kali pemerintah melanggar sendiri Konstitusi maupun Undang-Undang yang dibuatnya sendiri???

Organ tertinggi dari BHP adalah Majelis Wali Amanat (MWA) yang diantaranya bertugas menetapkan kebijakan umum BHP, mengusahakan pemenuhan kebutuhan pembiayaan BHP, dan menyelesaikan persoalan BHP termasuk masalah keuangan (pasal 12 RUU BHP). Dengan demikian, BHP harus dapat membiayai kebutuhannya sendiri, membangun unit usaha atau mencari sumber pendapatan lain untuk menjaga Badan Hukum tersebut dari kepailitan. Akhirnya, bukan tidak mungkin biaya pendidikan yang harus dibayarkan oleh siswa/mahasiswa menjadi lebih mahal dan tak terjangkau.
Sebuah institusi/lembaga yang memiliki status Badan Hukum adalah tidak berbeda dengan sebuah perusahaan. Bisa saja dilakukan penggabungan dan akuisisi dengan BHP lain, maupun dibubarkan dan jatuh pailit/bangkrut (pasal 28, 29, 30, dan 31 RUU BHP). Bayangkan bila suatu saat nanti akan ada universitas terkemuka di Indonesia yang ditutup atau dibubarkan karena tidak sanggup lagi membiayai kebutuhannya!
Pada dasarnya, pembuatan RUU BHP memang ‘ada’ baiknya. Salah satunya adalah memberi kebebasan kepada lembaga-lembaga pendidikan untuk dapat mengatur dirinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Juga dapat meningkatkan kreativitas para pengelola lembaga pendidikan agar bisa memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa harus mengandalkan bantuan dari pemerintah. Namun sayangnya, terlalu banyak hal yang harus disiapkan untuk menuju ‘kebaikan-kebaikan’ tersebut. Mungkin RUU BHP baru baik bila disahkan setelah bangsa Indonesia siap dan mampu menyelenggarakan pendidikannya sendiri (namun tetap dengan pertanyaan, “Lantas bagaimana dengan tanggung jawab pemerintah yang merupakan amanat konstitusi dalam pembiayaan pendidikan?”).

       Sumber: UUD 1945
   UU No.20/2003 (UU SISDIKNAS)
          RUU Badan Hukum Pendidikan (BHP)

Senat Akademik / Dewan Pendidik

Merumuskan dan mengawasi penerapan norma dan ketentuan akademik satuan pendidikan.
Satuan Pendidikan

Organ BHP yang melaksanakan pendidikan
Dewan Audit

MWA
(pendiri, masyarakat, unsur siswa/mahasiswa)
Struktur BHP

Thursday, September 27, 2007

Catatan PInggir: IndoMalay (deeuu..ditulis saat kantuk di jam kuliah)

2:06 PM 2 Comments
Farah Z. Uh, uh,, Farah Z lagi ngantuk nih! Pengen ngapain ya?? Yah, iyalah, pengen Tidur! Apa lagi??
Oh iya, nulis aja ah. Soal Indonesia vs Malaysia, atau sebaliknya.
Dulu Malaysia belajar pada Indonesia. Tapi kini terbalik. Rauf, sobatku, sedang ada di sana untuk belajar
Malaysia kini begitu maju. Dan Indonesiaku, huff..kalian tau sendiri. Dulu Malay mendapatkan kemerdekaannya dari hibah. Bagiku tetap saja, masih di bawah penjajah. Buktinya, jadi negara persemakmuran Inggris. Nah, kita, walaupun merebut kemerdekaan dengan berdarah-darah, yang penting sebenarnya merdeka.
Tapi, bagaimana dengan masa depan kita? Malay sudah mengambil langkah-langkah besar untuk maju, berlari malah. Tapi rasa-rasanya kita sekarang masih saja berjalan santai (kalau tidak mau dibilang merangkak, menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan pada bayi ). Padahal seharusnya kita punya mentalitas untuk maju yang lebih kuat dari mereka. Karena dulu kita telah terbiasa berjuang keras. Dan tidak demikian halnya mereka. Lantas, Tanya Kenapa??
Faktor-faktor apa aja ya, yang kira-kira jadi penyebab kemunduran demi kemunduran yang kita alami kini (bandingkan dengan mereka)?
  1. pemerintah Malaysia lebih peduli pendidikan anak-anak bangsanya dibandingkan kita
  2. pemimpinnya benar-benar bisa memimpin, punya wibawa, dan dihormati rakyatnya.
  3. orang-orang Malaysia bangga dengan budayanya sendiri, yang jelas lebih baik dari kita
  4. ...hmm.. palagi ya??
Koq kita negatifnya banyak ya, ternyata??
Rauf pernah cerita, katanya dia baru bangga jadi orang Indonesia, justru setelah ia keluar dari negeri ini. Aku juga, baru bangga sama Bekasi setelah tinggal di Depok. Duh!
Lalu, kita bisa apa ya, teman-teman??


Thursday, August 23, 2007

BELAJAR MEMBERI, INISIATIF,,,ATAU BELAJAR INISIATIF UNTUK MEMBERI LEBIH DULU...

3:06 PM 0 Comments

Jadi panitia bidang acara PSAU (ospek fakultas) 2 hari kemarin mengajariku banyak hal. Tapi yang ingin kuangkat di sini hanya beberapa, yah, sesuai dengan judul tulisan ini lah..

 

Selalu, saat para feedbacker memberi evaluasi, aku berpikir, apakah yang mereka katakan (dan omelkan) pada para maba sudah mereka lakukan? Apalagi para komdis yang hanya bantu memberi stressor dengan suaranya yang na’udzubillah.. hanya menjalankan tugas mereka kah? Harusnya setiap kata yang keluar dari mulut-mulut mereka sudah mereka lakukan dulu sebelumnya. Kabura maqtan ’indallaahi antaquuluu maa laa ta’maluun...

 

Kalau ada maba yang tidak mengumpulkan essay karena belum sempat ngeprint, atau ga ada rental yang buka or alasan-alasan lainnya yang sebenarnya masuk akal –tapi tetap tidak bisa dibenarkan—mereka akan bilang, ”Kamu ga punya temen yang punya printer?” Kalau mereka bilang ’nggak’ yang sebenernya wajar karena mereka belum banyak kenal sebagai satu angkatan –tapi tetap tidak bisa dibenarkan juga,, kasian juga ya?? Memang begitu. Ada yang tau alasan logis kenapa mereka berkata-kata demikian??

 

Karena..

Pada sesi itu berlaku LOS (Level of Stress) 3

 

Trus, nyambungnya dengan judul? Ya, bahwa kita sebagai da'i (bagi yang merasa) dan manusia yang punya kehidupan sosial, memiliki inisiatif untuk memberi lebih dulu menjadi nilai lebih --tapi harusnya semua orang punya itu.

 

Saat menghadapi suatu keadaan, seorang yang matang (menurut saya) harusnya tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi juga sesamanya. Kenapa? Karena ia tidak hidup untuk dirinya sendiri, melainkan untuk manusia seluruhnya. Eh, tapi tetap diniatkan karena ALLAH. Karena ia paham kenapa ia diciptakan dan kini berada di dunia yang fana. Pernah kepikir ga, kalo dunia ini fana dan akan ada dunia lain yang kekal, kenapa kita harus mampir dulu di kefanaan kalo ga ada maksud dan tujuannya?

 

Balik lagi, ia paham kalau hidup adalah memberi manfaat pada manusia dan semesta. Minimal untuk orang-orang di sekitarnya.

Maka bagi yang tidak memberi manfaat,,,

 

ke laut aja

Belajar Memberi, Inisiatif, Atau Belajar Inisiatif untuk Memberi Lebih Dulu...

3:01 PM 3 Comments




Jadi panitia bidang acara PSAU (ospek fakultas) 2 hari kemarin mengajariku banyak hal. Tapi yang ingin kuangkat di sini hanya beberapa, yah, sesuai dengan judul tulisan ini lah..

Selalu, saat para feedbacker memberi evaluasi, aku berpikir, apakah yang mereka katakan (dan omelkan) pada para maba sudah mereka lakukan? Apalagi para komdis yang hanya bantu memberi stressor dengan suaranya yang na’udzubillah.. hanya menjalankan tugas mereka kah? Harusnya setiap kata yang keluar dari mulut-mulut mereka sudah mereka lakukan dulu sebelumnya. Kabura maqtan ’indallaahi antaquuluu maa laa taf'aluun...

Kalau ada maba yang tidak mengumpulkan essay karena belum sempat ngeprint, atau ga ada rental yang buka or alasan-alasan lainnya yang sebenarnya masuk akal –tapi tetap tidak bisa dibenarkan—mereka akan bilang, ”Kamu ga punya temen yang punya printer?” Kalau mereka bilang ’nggak’ yang sebenernya wajar karena mereka belum banyak kenal sebagai satu angkatan –tapi tetap tidak bisa dibenarkan juga,, kasian juga ya?? Memang begitu. Ada yang tau alasan logis kenapa mereka berkata-kata demikian??

Karena..
Pada sesi itu berlaku LOS (Level of Stress) 3

Trus, nyambungnya dengan judul? Ya, bahwa kita sebagai da'i (bagi yang merasa) dan manusia yang punya kehidupan sosial, memiliki inisiatif untuk memberi lebih dulu menjadi nilai lebih --tapi harusnya semua orang punya itu.

Saat menghadapi suatu keadaan, seorang yang matang (menurut saya) harusnya tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi juga sesamanya. Kenapa? Karena ia tidak hidup untuk dirinya sendiri, melainkan untuk manusia seluruhnya. Eh, tapi tetap diniatkan karena ALLAH. Karena ia paham kenapa ia diciptakan dan kini berada di dunia yang fana. Pernah kepikir ga, kalo dunia ini fana dan akan ada dunia lain yang kekal, kenapa kita harus mampir dulu di kefanaan kalo ga ada maksud dan tujuannya?

Balik lagi, ia paham kalau hidup adalah memberi manfaat pada manusia dan semesta. Minimal untuk orang-orang di sekitarnya.
Maka bagi yang tidak memberi manfaat,,,

ke laut aja

***

"Orang yang hidup untuk dirinya sendiri akan hidup dan mati sebagai orang kecil
Namun orang yang hidup untuk memberi manfaat pada orang lain akan hidup sebagai orang besar dan tidak akan pernah mati selamanya"  (Sayyid Quthb)

Monday, August 13, 2007

Tidak Perlu Menjadi Dia

4:08 PM 3 Comments
atau siapa pun. Setiap kita pasti punya bayangan ideal tentang manusia ideal, dengan berbagai perannya. Sebagai mahasiswa, profesional, orang tua, atau da'i. Namun tetap diri kita. Saya, Farah, atau anda.
Boleh-boleh saja memang kita mengagumi seseorang karena kelebihannya. Bahkan kekaguman itu bisa menjadi api penyemangat bagi diri-diri kita agar selalu menjadi lebih baik. Dan memang harus ada kemajuan dalam diri kita dalam setiap detik dan langkah dalam hidup.
Di sisi lain, tiap-tiap kita pun seharusnya kenal siapa diri kita, apa saja potensi dan kelebihannya, kekurangannya, serta bagaimana cara yang tepat untuk membuatnya menjadi hebat. Ya, setiap kita memang memiliki talenta untuk menjadi hebat. Tapi tentunya di bidang-bidang yang tidak sama dengan orang lain.
Jika kita berada bersama orang-orang cerdas dan sekilas menuntut kita untuk juga menjadi cerdas seperti mereka, ya berusahalah. Tapi tidak selalu berarti bekerja bersama orang cerdas lantas juga harus secerdas mereka. Walaupun, kalau bisa demikian. Namun tidak semua orang memiliki talenta untuk menjadi hebat dalam hal kecerdasan kan??
Makanya, pahamilah diri kita. Kekurangan dan potensi kita. Serta peran yang diharapkan dari kita. Pun kontribusi seperti apa yang bisa kita persembahkan dengan kondisi terbaik. Kalau kita tidak bisa menyamai mereka dalam hal yang sama, ya sudah. Dengan tetap berusaha meningkatkan potensi diri, lakukan saja yang terbaik yang kita bisa. Tidak harus sama dengan mereka. Wong kita punya potensi masing-masing yang berbeda kok.
Ya, lakukan saja yang terbaik yang kita bisa. Juga lakukan yang terbaik dalam setiap pekerjaan dan tugas-tugas yang diamanahkan ke pundak kita. Lakukan yang terbaik. Karena ALLAH akan membalas usaha hamab-Nya dengan setimpal. Mira n Dahlia said, "Kalau kita harus jadi back up, ya jadilah back up yang baik. Ga perlu menyiksa diri dengan menjadi inferior karena tidak bisa menyamai mereka".
Tidak semua orang hebat harus menjadi presiden bukankah??

SEANDAINYA AKU LAKI-LAKI

1:22 PM 7 Comments
Bukan dari tulang ubun ia dicipta
Sebab berbahaya membiarkannya dalam sanjung dan puja
Tak juga dari tulang kaki
Karena nista menjadikannyadiinjak dan diperbudak

Tetapi dari rusuk kiri
Dekat ke hati untuk dicintai
Dekat ke tangan untuk dilindungi
                                                                                    (entah siapa)

Subhanallah, betapa perempuan itu sesungguhnya mulia. Dan siapa pun yang mengaku sebagai PENGIKUT Rasulullah saw, harusnya mencontoh beliau dalam hal apa pun, salah satunya dalam memuliakan kaum perempuan.
Seandainya aku laki-laki, akan kumuliakan perempuan. Siapa pun dia, apa pun status dan pekerjaannya. Bila belum mulia, maka cara memuliakannya adalah dengan memberi nasihat yang baik. Karena meluruskan ’rusuk kiri’ dengan paksa hanya akan membuatnya patah. Tapi jika dibiarkan, ’rusuk kiri’ yang awalnya bengkok itu hanya akan bertambah bengkok (alhadits).
Seandainya aku laki-laki, akan kujaga kehormatan mereka sebisaku. Akan kuberikan hak-hak mereka yang ada padaku atau yang bisa kutunaikan untuk mereka. Akan kuberikan tempat dudukku di bis atau kendaraan umum apa pun untuk mereka, kaum hawa yang masih berdiri. Tak peduli berapa pun usia mereka. Tak juga harus menunggu hingga si ’hawa’ merasa atau tampak lelah.
Karena aku akan malu jika tidak melakukannya.
Karena aku mengaku ummat Rasulullah saw.
Tapi yang sering saya (asli sebagai kaum hawa) temui sekarang, sangat jarang kaum adam (entah hanya di negeri ini atau tidak) yang memberikan tempat duduknya untuk para perempuan yang masih berdiri. Jangankan memberi duduk pada seorang perempuan muda, ibu-ibu pun jarang yang bisa merasakan hal itu kini. Dan para lelaki itu (semoga anda yang membaca tidak termasuk) lebih senang berlaku STM (bukan short term memory, tapi seolah terbuai mimpi) atau pura-pura tidak melihat. Huuhh..menyebalkan.
Seandainya saya laki-laki.. perempuan muda pun akan saya beri tempat duduk jika kondisinya demikian. Apalagi jika ia membawa bawaan yang banyak atau berat. Walaupun saya sendiri mungkin sedang kelelahan.
Tapi sepekan yang lalu.. hari Senin pagi, saat bis sedang penuh-penuhnya dengan orang berangkat kerja dan anak kos yang akan kembali ke kosannya (seperti saya), saya dibuat sangat jengkel. Jengkel. Sekali lagi, jengkel. Tau kenapa?
Pagi itu saya berangkat dari rumah di Bekasi menuju Depok, membawa tas besar, ada laptopnya, ’amunisi’ lambung, dan beberapa potong pakaian,,kebayang beratnya kayak apa. Karena tertinggal bis pertama, saya naik bis berikutnya dan b.e.r.d.i.r.i.
Sengaja saya berdiri di depan dan belakang laki-laki (artinya ada lebih dari 1 orang laki-laki). Di sebelah saya, ada seorang laki-laki juga yang berdiri (tampang mahasiswa tapi polos banget kayak maba). karena berat, tas saya taruh di bawah dekat kaki saya. Ketika sang kondektur akan lewat dan meminta ongkos, saya mengangkat tas yang sangat besar dan terlihat berat itu dan mengambil dompet. Saat itu, hampir semua orang di situ melihat (ih, tu orang, bawa tas gede amat).
Pintu tol Jati bening... Satu orang yang duduk di bangku di antara saya dan pria polos turun. N.a.h..!! dengan sangat memalukannya, tanpa ba-bi-bu si cowok (ga sudi saya menyebut laki-laki/pria) polos itu duduk di tempat yang ditinggalkan kosong tadi. Heeeuuuuhhhh....Huff.. biarlah,, memang hanya ummat Muhammad yang memuliakan perempuan.
Setelah macet sangat lama dengan posisi masih berdiri di antara para lelaki yang duduk (kalo saya laki2, saya pun malu membayangkan suasana ini), akhirnya pintu tol Cawang menyambut. Hingga saat itu, tidak satupun diantara lelaki itu yang sadar atau tergerak. Lagi-lagi, saya menggumam..huff,, biarlah..memang hanya ummat Muhammad yang memuliakan perempuan..
Dasaaarrr.....
Ahad kok di kosan??
Agustus 12, 2007

KELUARGA BARUKU..

1:19 PM 0 Comments

          Siapa hayoo?? Bukan cuma temen2 di politik. Lebih dari itu. Keluarga BBM, Bersama Beri Manfaat. Di mana saling support dan mengingatkan kental terasa di dalamnya. Entah bagaimana, seperti otomatis, kami lekat satu sama lain, saling memberi semangat, dan tentu saja, MANFAAT.

          Padahal tanpa proses pembentukan kelompok dari Tuckman, maupun teori integrative model. Tanpa storming, dan semoga juga tanpa adjourning. Aamin..semoga terus berlanjut hingga termasuk persaudaraan orang2 beriman di akhirat kelak. Aamin.. Karena tujuan kami bersama jelas: memberi manfaat dan membawa kebaikan. Dan kami punya landasan ideologi yang jelas. Bukan sekedar mencari eksistensi.

          Ghozali yang konseptor abbizz, heggy yang lincah dan cerdas, adi yang ga pernah pelit pulsa dan suka bangunin lail, dian yang selalu memberi dorongan dari belakang, dahlia yang super tahan, jarwo yang super duper tenang, ade yang selalu mengagetkan dengan BERSAMA, harry yang selalu include walaupun banyak agenda, anggun yang slalu berusaha berkontribusi, ika yang pendiam namun konkret, dan anin yang perfeksionis dan rada nancebb, syedi yang slalu ceria... dan aku yang cerewet dan panikan...

          Terima kasih untuk semuanya..

BBM tetap berjuang

Mengungkap kebenaran, dan keadilan!

Walaupun hanya dari rumah,

Bekasi, 17 Juli 2007

Legislative?? Goodbye!!

1:17 PM 2 Comments

Semoga Allah mengabulkan doa yang implisit dalam kata-kata di atas. Huff..post power syndrome. Enak aja. Aku girang malah lepas dari power itu. Sekarang tidak ada lagi alasan untuk mengeluh, karena aku sudah mendapatkan yang kuinginkan. FUSI, departemen politik.

          Tapi subhanallah ya..adaa aja ujiannya. Semoga itu tandanya Allah sayang aku dan tak pernah mau meninggalkanku. Aamin.

 

Berkelana mencari keadilan dan kebenaran yg ternyata susah (atau mungkin ga ada?)

Ya, semua manusia itu unik, tapi tetap saja ada nilai2 universal bagi manusia di belahan bumi manapun ia berada. Kebenaran dan keadilan, misalnya. Mereka sulit ditemukan? Ya, karena jelas sekarang zamannya sedang seperti apa. Tapi PASTI ADA. Karena mereka kebenaran dan keadilanbersumber dari Dzat Yang Maha Benar dan Maha Adil. Rasanya semua orang yang sadar (beriman) pasti menyadari hal itu. So, sudah jelas.

 

Sindrom IRMAN dan idealisme

Kumohoonn.. sadarlah, saudaraku. Lihatlah ke dalam dirimu sendiri. Tak pernah kah kau berintrospeksi? Sudah berapa usiamu terbuang kini? Dirimu berkontribusi dalam penyebaran virus-virus yang melemahkan itu. Lalu idealisme. Yang menjadi pertanyan selanjutnya bagiku justru, masihkah kau miliki idealisme itu???

 

Sungguh, ketika aku bilang, sebenernya saya ga peduli nt mw percaya/ga sama FUSI dan orang2nya. Tapi hak ummat yg dibebankan ke nt tetap wajib ditunaikan. Sebenarnya, aku sangat peduli padamu. Karena kau saudaraku. Terserah, justru yang aku tidak peduli adalah, tergabung dalam jamaah manakah engkau. Salafi, silahkan. Tarbiyah, monggo. HMI, no problem. Aku tidak akan meributkan hal itu. Selama kau masih beraqidah dengan lurus dan bersih. Kau saudaraku. Tanpa peduli apakah kau sudi menjadi saudaraku atau tidak.

Anak Jalanan Kembang Metropolitan

1:13 PM 0 Comments

Menjadi fasilitator lukis anak-anak jalanan, menyadarkanku akan sebuah realitas. Awalnya aku hampir merubah skema yang telah lebih dulu ada dalam pikiranku, bahwa aku jadi akan mendampingi anak-anak jalanan yang selama ini selalu kuiringi dengan kasihan..

          Tapi kemarin, anak-anak itu bersih. Rapi. Terawat. Berpakaian dengan sangat layak. Bahkan beberapa berkacamata cukup bagus. Makanya kupikir, pesertanya bukan anak jalanan. Hanya komunitas-komunitas pengembangan anak, misalnya.

          Akhirnya aku yakin kembali setelah dicerahkan mba Wiwit. Bahwa mereka memang anak jalanan. Tapi..(ini dia yang ditunggu) mereka tidak pure hidup di jalanan. Hanya bekerja di jalan. Biasanya mereka masih punya orang tua. Hanya dimanfaatkan oleh ortunya untuk ikut mencari nafkah (demikian akhirnya aku menyimpulkan sendiri). Anak-anak yang benar-benar hidup di jalan, memang masih ada. Tapi tinggal sedikit. Tapi masih ada.

          Mereka, anak-anak dari SOS Desa Taruna yang kudampingi, lebih cerdas dari yang kukira sebelumnya. Lebih terdidik. Maklum, rata-rata berusia 8-14 tahun, dan termasuk beruntung bisa sekolah. Dan mereka menampakkan karakter aslinya: anak-anak. Anak-anak dan remaja (sangat) awalyang sewajarnya memang sangat suka bermain dan menjadikan apapun sebagai mainan. Mereka masih saling berkejaran dan saling mencorengkan cat ke wajah temannya saat melukis. Atau mengeluarkan candaan-candaan yang lazim ditemukan pada anak seusianya.

Anak-anak malang. Seharusnya mereka asyik bermain dan sibuk belajar seperti anak-anak lain seusianya. Bukan malah terjun ke kehidupan nyata orang dewasa yang sangat berbeda dengan dunia anak-anak mereka: keras, penuh perjuangan.

 

Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara...(sepertinya pernah dengar dan hafal..atau sekedar khayalku?)

 

Seperti di warung kopi (??)

14 Juli 2007