Semoga Allah mengabulkan doa yang implisit dalam kata-kata di atas. Huff..post power syndrome. Enak aja. Aku girang malah lepas dari ‚power’ itu. Sekarang tidak ada lagi alasan untuk mengeluh, karena aku sudah mendapatkan yang kuinginkan. FUSI, departemen politik.
Tapi subhanallah ya..adaa aja ujiannya. Semoga itu tandanya Allah sayang aku dan tak pernah mau meninggalkanku. Aamin.
”Berkelana mencari keadilan dan kebenaran yg ternyata susah (atau mungkin ga ada?)”
Ya, semua manusia itu unik, tapi tetap saja ada nilai2 universal bagi manusia di belahan bumi manapun ia berada. Kebenaran dan keadilan, misalnya. Mereka sulit ditemukan? Ya, karena jelas sekarang zamannya sedang seperti apa. Tapi PASTI ADA. Karena mereka –kebenaran dan keadilan—bersumber dari Dzat Yang Maha Benar dan Maha Adil. Rasanya semua orang yang sadar (beriman) pasti menyadari hal itu. So, sudah jelas.
”Sindrom IRMAN dan idealisme”
Kumohoonn.. sadarlah, saudaraku. Lihatlah ke dalam dirimu sendiri. Tak pernah kah kau berintrospeksi? Sudah berapa usiamu terbuang kini? Dirimu berkontribusi dalam penyebaran virus-virus yang melemahkan itu. Lalu idealisme. Yang menjadi pertanyan selanjutnya bagiku justru, masihkah kau miliki idealisme itu???
Sungguh, ketika aku bilang, sebenernya saya ga peduli nt mw percaya/ga sama FUSI dan orang2nya. Tapi hak ummat yg dibebankan ke nt tetap wajib ditunaikan. Sebenarnya, aku sangat peduli padamu. Karena kau saudaraku. Terserah, justru yang aku tidak peduli adalah, tergabung dalam jamaah manakah engkau. Salafi, silahkan. Tarbiyah, monggo. HMI, no problem. Aku tidak akan meributkan hal itu. Selama kau masih beraqidah dengan lurus dan bersih. Kau saudaraku. Tanpa peduli apakah kau sudi menjadi saudaraku atau tidak.
setuju,,,
ReplyDeletetapi jangan bilang "legislative good bye" dong...
ehehe..emang kenapa? abis ada trauma tersendiri sih..
ReplyDelete