Follow Us @farahzu

Monday, August 20, 2018

Bagaimana Sebaiknya Perempuan Muslimah Menyikapi Tren Kecantikan

Mudah-mudahan para pembaca yang budiman (langsung deh ketauan cohort-nye) diberikan kelapangan dan ketulusan hati dalam membaca artikel ini. Saya tidak ingin mendebat pendapat siapapun, hanya mencoba melihat hal ini secara komprehensif, dan berusaha menempatkannya pada posisi yang proper dan berimbang. Dalam hal ini saya pun masih jauh dari sempurna, sehingga artikel ini mudah-mudahan bisa menjadi pengingat untuk diri saya pribadi.
Isu kecantikan biasanya dibagi dalam 2 aspek, yaitu perawatan kulit (skin care) dan merias wajah (make up). Saya pribadi lebih tertarik dengan yang pertama, tapi isi artikel ini mudah-mudahan bisa mencakup keduanya ya. Bismillah.

muslimah cantik

Zaman sekarang ini, dengan sedikit-banyak peran media sosial, tren kecantikan menjadi sangat booming. Terlebih setelah masuknya Korean Wave termasuk di dalamnya K-Beauty, skin care tuh udah jadi semacam kelaziman dalam kehidupan seorang perempuan, termasuk muslimah di Indonesia ini. Makin banyak juga muslimah yang menggeluti profesi beauty blogger, beauty vlogger, beauty enthusiast, beauty influencer, make up artist (MUA), daaaaaaan sebagainya. Buanyak.  Buanget.

Kalau ditanya, ‘seberapa penting sih pake skin care yang banyak (dan/atau mahal) itu buat kamu?’ Ada yang bilang penting banget, ada juga yang biasa aja. Golongan kedua biasanya punya kulit yang cenderung tidak bermasalah, atau punya banyak hal lain yang diurus selain penampilan. Sah-sah aja sih, selama ga dosa ya kan..

Nah, kalau kamu bilang merawat diri itu penting banget, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, terutama jika kamu seorang muslimah.

Pertama, kamu harus pastikan produk-produk yang kamu pakai bebas dari bahan-bahan yang diharamkan. Bisa dari ditemukannya logo halal di kemasannya, riset ingredients-nya sendiri, atau keterangan vegetarian atau vegan kalau produknya dari luar negeri. Vegetarian artinya produk tidak mengandung bahan-bahan dari hewan, kecuali madu, beeswax, dan lanolin. Vegan, artinya produk tersebut benar-benar tidak mengandung bahan-bahan dari hewan.(1) Untuk lebih jelasnya, salah satu artikel yang bisa kamu baca ada di blognya mrsprimadewi. Udah? Klik aja =)

Selain memastikan bahan-bahan produk yang aman, poin kedua yang mesti diperhatikan juga adalah, jangan sampai kamu lebih sibuk merawat kulit daripada menjaga kesehatan badanmu. Objektif saja, kulit ini hanya selapis organ pembungkus banyaknya organ lain dan fungsi dalam tubuh kita, di mana kesehatan dalam tubuh-lah yang teramat sangat jauh lebih perlu dipentingkan daripada lapisan luarnya. Bagaimana rasanya kalau kulit wajah halus dan glowing karena skin care yang rutin dan mahal, tapi badan berasa lesu, mudah sakit, peredaran darah tidak lancar karena makan sembarangan dan kurang gerak? Nyesek ya?

Ketiga, kita perlu ingat bahwa Allah Al-Khabiir telah menganugerahi manusia dengan 3 potensi untuk kehidupannya. Potensi tersebut yaitu fisik (jasmani), akal, dan hati (ruhani/ruhiyah). Nah, ketiga potensi itu punya kebutuhan makannya masing-masing lho(2).

Makanan jasad adalah makanan dan minuman yang halal dan sehat, olahraga, istirahat, dan kebutuhan jasmani lainnya, bisa juga termasuk perawatan tubuh dan skincare. Nah kan, skincare hanya sebagian kecil dari upaya memenuhi kebutuhan jasad kita. Selanjutnya makanan untuk akal adalah ilmu; terus belajar, banyak membaca, berdiskusi, dan aktivitas pemikiran lainnya. Sedangkan makanan untuk hati adalah dzikir dan ibadah, yang mendekatkan diri kita pada Allah secara umum. Muslim yang baik dan bersyukur, adalah yang bisa menyeimbangkan dan mengoptimalkan ketiga potensinya tersebut (fisik, akal, hati). Berat? Buat saya iya. Tapi kita harus selalu berusaha kan?! =)

Maka, kita boleh cantik, tapi akal juga harus cerdas, pengetahuan harus terus ditambah. Kulit mulus penting, tapi hati dan ruhani harus lebih mulus dan cantik ya! Jangan sampai jadi cantik tapi nyebelin karena pemarah dan suka dendam misalnya; atau cantik tapi telmi gara-gara gak rajin nambah ilmu.

Sebenarnya, kenapa sih merawat kulit itu penting? Sebagian muslimah biasanya menjawab karena merawat kulit itu merupakan bentuk syukur kita dan menjaga amanah atas anugerah yang telah Allah berikan. Atau menjawab dengan, Allah itu indah, dan menyukai keindahan. Atau menghubungkannya dengan menyenangkan pasangan, yaitu merawat diri untuk menyenangkan suami, di mana hal tersebut termasuk ibadah. Yes. Saya setuju.

Tapi jangan lupa. Kalau kita rajin merawat kulit, kita pun harus lebih rajin ibadahnya. Karena Allah (yang lebih utama daripada suami, yang ngasih kita anugerah kulit itu) tidak melihat bentuk rupamu, Allah lebih melihat ke dalam hati hamba-Nya(3). =’(

Setelah itu, kalau kita rajin merawat kulit, kita juga harus lebih rajin menambah keilmuan kita, karena orang yang berilmu jauh lebih bisa bermanfaat dan menebar kebaikan daripada sekedar orang yang rupawan. Betul apa betul?

Sebagai penutup, ada contoh ujian sangat sederhana yang sering dialami para muslimah, coba dijawab pertanyaannya. Kalau skin care routine malam kamu sudah lengkap dan siap tidur, lalu tiba-tiba kamu berhadats (contoh: buang angin), setelahnya kamu ikhlas ga untuk membasuh wajahmu yang telah penuh bahan perawatan itu untuk menegakkan sunnah wudhu sebelum tidur?

In sya Allah ikhlas ya =D


Sumber:
(3) “Diriwayatkan dari Abu Hurairah Abdirrahman bin Syahrin radhiyallahu ‘anhu, ‘Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian.” (HR. Muslim)
https://sepdhani.wordpress.com/2014/07/16/mutiara-hadits-sesungguhnya-allah-tidak-melihat-kepada-rupa-melainkan-kepada-hati-manusia/

No comments:

Post a Comment