Follow Us @farahzu

Wednesday, May 28, 2008

the power of dream (tulisan lama)

Mimpi adalah hal pertama yang harus dilakukan dan dimiliki bila seseorang ingin mencapai atau mendapatkan sesuatu yang ia inginkan
Banyak orang besar yang mengawali ‘kebesarannya’ dengan mimpi. Sebut saja Gajah Mada. Ia punya mimpi menyatukan Nusantara yang luasnya Subhanallah. Sampai ia bersumpah tidak akan memakan buah palapa hingga mimpinya itu tercapai (ada yang tau, sebenarnya buah apakah palapa itu?)
Atau Muhammad Al-Fatih Murad. Yang terobsesi menaklukkan Konstantinopel ke tangan Islam kala ia masih 17 tahun. Karena mendengar sabda Rasul tentang penaklukan Konstantinopel itu, “sebaik-baik pasukan adalah pasukannya, dan sebaik-baik panglima adalah panglimanya”
Dan ia menjadi panglima pasukan yang dikatakan oleh Rasul, “sebaik-baik panglima”. Dalam usia 17 tahun. Usia yang di negara kita mungkin baru bisa mendapat kartu tanda penduduk.
Saat menggali khandaq (parit) sebelum perang, para sahabat menemukan beberapa buah batu besar yang sangat sulit untuk dipecahkan. Akhirnya para sahabat memberitahukannya pada nabi, dan beliau saw. yang mengambil alih pekerjaan itu. Subhanallah, Rasulullah ternyata kuat melakukannya. Ketika memecahkan sebuah batu, Rasulullah saw. berkata, “Aku melihat kunci-kunci negeri Parsi". Ketika memecahkan batu yang lain, Rasulullah berkata, "Aku melihat kunci-kunci negeri Romawi..."
Dan dalam beberapa tahun, kata-kata Rasulullah saw. tersebut menjadi kenyataan. Kaum muslimin dapat menaklukkan negeri-negeri tersebut dan menjadikannya di bawah naungan Islam. Bukan sekedar janji Allah hal itu menjadi kenyataan. Tapi pastinya ada usaha kaum muslimin di dalamnya. Rasulullah menanamkan optimisme dan mimpi dalam pikiran para sahabatnya.
Self fulfilling prophecy mungkin. Karena sudah dikatakan oleh Rasul tentang hal itu –yang notabene merupakan informasi dari Allah yang pasti akan terjadi—maka para sahabat bersemangat untuk itu.
Ikal dan Arai, 2 orang anak Belitong yang bersusah payah untuk menikmati pendidikan yang masih sangat minim di daerah mereka, pernah bermimpi untuk menjejakkan kakinya di altar suci almamater Sorbonne, Perancis. Mimpi itu terlafazkan saat mereka masih SMP, nun jauh di pelosok, Belitong yang kaya namun memiliki penduduk yang miskin. Berbagai pengalaman hidup telah mereka lalui, hingga akhirnya mereka bisa menamatkan S1 di universitas di Pulau Jawa, dan keduanya berhasil mendapatkan beasiswa ke Sorbonne, Perancis. Berawal dari mimpi kanak-kanak
Lantas yang menjadi pertanyaan adalah, memangnya ada apa dengan mimpi?
Sebelum muncul facial feedback hypotesis, perilaku manusia sangat diarahkan dan dipengaruhi oleh pikirannya. Karena itu ada ungkapan, “if you think you can, you can!”
Ketika tidak ada keyakinan ‘mampu’ pada diri seseorang, maka dia akan sulit mendorong dirinya sendiri untuk menjadi mampu. Bagitu pun bagi orang yang selalu berpikir dan mengatakan, ‘ini sulit, itu susah, saya tidak bisa melakukan itu’. Itulah mengapa orang yang pesimis sangat sulit untuk sukses.
Itu bagi orang yang sudah berpikir, walaupun negatif. Apalagi bagi orang yang tidak berpikir tentang sesuatu yang ingin dicapai (mimpi). Dengan kata lain, orang yang tidak bermimpi.
Mimpi menanamkan semangat pada jiwa dan pikiran seseorang. Mimpi menjaga seseorang untuk tetap bergerak. Karena ada sesuatu yang ingin dicapai itulah seseorang akan terpacu motivasinya untuk berusaha menggapai impiannya tersebut, hingga akhirnya dengan balasan dan kehendak Allah ia bisa mendapatkannya. Terus, berusaha, menggapai mimpinya.
Tapi yang perlu diperhatikan, tidak sama antara bermimpi dengan mengkhayal. Yang satu baik, yang lain menghabiskan waktu sia-sia sehingga menjadi tidak baik. Yang satu jelas apa yang ingin dicapai, dan yang lain tidak, sekedar senang-senang saja bersantai. 

4 comments:

  1. let ur dream comes true..jadi ni far, mesir?? hehehe

    ReplyDelete
  2. Bermimpilah selagi mimpi itu memotivasi Anda untuk maju, bermimpilah selagi mimpi itu gratis ga perlu bayar. Mimpi jangan yang kecil-kecil, tapi yang besar-besar. Kalau perlu “unrealistic”. Mimpi Anda akan menjadi target Anda. Target Anda akan mengarahkan jalan hidup Anda. Ingat Allah tidak akan mengubah suatu kaum kalau kaum itu tidak mau merubahnya. Tapi ingat juga takdir Allah, ketika kita sudah mengusahakan sebegitu besar upaya untuk menggapai mimpi itu, kita juga harus sudah bersiap untuk menerima hasil yang kita dapatkan. Karena semuanya yang menentukan itu Allah. Dan “takdir itu sebelum terjadi” adalah kolaborasi “apa yang kita lakukan” dengan apa yang telah Allah putuskan di Lauh Mahfuz sana. Dan INGAT, apa-apa yang baik menurut pandangan kita, belum tentu itu sebenarnya baik bagi kita. Begitu juga sebaliknya, apa-apa yang buruk menurut pandangan kita, belum tentu itu sebenarnya buruk bagi kita. Itulah “hikmah”. Jadi jelas, konsep “jalani aja apa adanya” itu salah. Yang benar adalah, tentukan tujuan, lakukan proses dengan baik, benar, dan tepat, kemudian terima hasilnya, dan ambil hikmahnya. Itulah KEHIDUPAN.

    maaf ga bermaksud ngajarin
    sama-sama lagi belajar bermimpi (*_*)

    ReplyDelete
  3. trimakasih...
    zadit, aku ga jadi mw ke mesir, inggris ajah (tanya kenapa)

    soalnya UI belum punya jaringan sama univ2 di Afrika...hee... jadi kayaknya akan lebih ribet...duh, payah ya!

    ReplyDelete