Follow Us @farahzu

Thursday, June 17, 2010

Seperti Ayahku

               Beberapa hari lalu aku mem-post sebuah note dengan judul yang sama. Hanya  2 kata itu. Ambigu? Multitafsir bahkan. Tapi aku sengaja. Hehe.. di sini baru maksudnya.
Dua kata itu terbersit begitu saja pada suatu ketika saat aku diperlakukan sedemikian hormat dan dijaga oleh seseorang, belum lama ini. Kepemimpinan dan penjagaannya seperti ayahku. Dan, beberapa sifat baik (rahasia) yang tampak dari perilakunya, juga seperti ayahku. Aku memang orang yang mudah kagum pada orang lain, dalam hal ini tidak peduli dia laki-laki atau perempuan. Hanya saja orang yang kumaksud itu laki-laki, jadinya seperti ayahku, kalau perempuan pasti seperti ibuku ;) *ngeles.
Ayah adalah pahlawan. Dan menurutku, cukup wajar dan tidak sedikit orang yang menjadikan ayahnya sebagai idola. Sebagai anak perempuan, rasanya juga wajar kalau ada yang ingin mendapatkan jodoh yang mirip dengan ayahnya. Sifat-sifat dan keahlian, terutama. Dengan catatan, ayah yang dimaksud adalah ayah yang baik dan bertanggung jawab ya…
Seperti aku. Hehe.. tapi aku tidak ingin masang iklan di sini, membeberkan sifat-sifat ayah yang membuatku kagum dan kelak ingin mendampingi seseorang yang seperti beliau. Hanya saja, aku ikut menganalogikan kesetaraan pasangan, sbb: Bila ada laki-laki yang ingin mendapatkan istri seperti Ibunda ‘Aisyah, jadilah seperti Muhammad saw. Dan sebaliknya. Analog juga kan, dengan, kalau ingin mendapatkan suami seperti ayahku, jadilah seperti ibuku. *ah, kok jadi ga jelas ya?
Uhmm… Tapi ibuku bilang, membandingkan orang lain dengan ayah itu tidak baik. Kekaguman pada ayah membuatku sempat membuat kriteria yang, ‘ayah gue bangeeettt’ dalam menilai teman lawan jenis. Akhirnya, kok banyak ya, di antara mereka yang bikin aku ilfeel? Ya, banyak, banyak sekali. ‘Karena setiap orang kan punya sisi baik dan kurang baiknya. Juga karena suamimu bukan ayahmu.’ Belakangan aku juga paham, bahwa membandingkan ternyata tidak cukup baik dan bijak dalam banyak hal.

*tapi tetap saja aku cukup takjub ketika menemukan sifat-sifat ayah dalam diri orang lain. hufh, biarin aja ya, ga usah ditanggepin. Hehe..

16 comments:

  1. Membandingkan terkadang justru menutupi kebaikan seseorang...

    ReplyDelete
  2. jadi... masih belum bertemu jodoh? ;)) --> mentee sok tua

    ReplyDelete
  3. wkwkwkwkwk..... jd bth bantuan gw gak nih? :p

    ReplyDelete
  4. Selama perbandingannya bukan Rasulullah saw. sih masih wajar..

    ReplyDelete
  5. engggggak ah.. makasih ranggacuy! doakan saja.. hehehe

    ReplyDelete
  6. saya juga tau diri lah kak... ;)

    ReplyDelete
  7. nggak. cuma bales komenmu yang 2huruf ituh. sama-sama ga jelas. hehe

    ReplyDelete
  8. cieeee..!
    kak farz... jadi inget obrolan ba'da isya kite kalo lagi di kosan

    ReplyDelete
  9. >_< malu ah..
    hha? yang mana ra? ba'da isya, subuh? atau tahajjud? hehe

    ReplyDelete