Follow Us @farahzu

Thursday, December 29, 2011

Rich Dad Poor Dad


Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Business & Investing
Author:Robert T. Kiyosaki
Rich Dad Poor Dad, Robert T. Kiyosaki, 2011 (Cetakan ke-27)

Pertama kali mendengar dan tertarik membaca buku ini ketika saya kelas 3 SMA, dipromosikan oleh tutor NF saya. Katanya bagus banget. Tapi baru saya temukan sendiri, beli, dan baca, baru sekarang-sekarang ini, sekitar 6 tahun kemudian. Hehe.

Buku ini tentang uang. Tentang apa yang diajarkan orang tua yang kaya kepada anaknya –tentang uang—yang tidak diajarkan oleh orang miskin dan kelas menengah pada anak mereka.

Kebanyakan orang tua (yang tidak kaya) menyuruh anaknya untuk rajin belajar, menjadi yang terpintar di kelas, masuk ke sekolah lanjutan favorit, universitas ternama, agar kelak mendapat pekerjaan yang baik dan menjamin hidup mereka kelak. Pertanyaannya, apakah dengan penghasilan besar seseorang lantas menjadi kaya? Kenyataannya tidak selalu. Saya pribadi menemukan orang-orang yang gajinya besar, tapi yang dinikmatinya tak seberapa, karena habis untuk membayar hutang dan cicilan-cicilan. Mengapa banyak orang yang bekerja keras, tapi tetap saja banyak hutang? Lalu mengapa orang kaya mudah sekali untuk melipatgandakan kekayaan mereka?

Beberapa hal yang bisa disarikan dari buku ini (sekaligus poin-poin yang bisa menarik rasa penasaran, hhe) diantaranya sebagai berikut:

- Orang kaya tidak bekerja untuk uang; uangnya bekerja untuk mereka.
- Orang kaya menambah aset, bukan liabilitas (kewajiban, seperti hutang dan sebagainya). Di sini pentingnya memahami pelajaran akuntansi.
- Orang kaya melek, memiliki kecerdasan finansial, sadar akan apa yang sedang terjadi di dunia, pandai melihat peluang, dan sadar hukum.
- Orang kaya berani mengambil resiko, terutama dalam berinvestasi.
- Orang kaya mengajarkan bisnis sedini mungkin pada anak-anaknya.

Setelah membaca buku ini, saya langsung heboh berkonsultasi dengan kawan yang telah lebih dulu melek finansial dan memulai berinvestasi (gaji kami tidak jauh beda tapi dia sudah punya beberapa reksa dana. Huhu.. ). Lalu konsultasi pada teman yang seorang financial planner, dan bertanya-tanya tentang bisnis kawan yang sedang berkembang, apakah butuh sedikit tambahan modal. Hehe. Tapi karena satu dan lain hal, saya memutuskan belum melakukannya sekarang. *duh.dasar. masih kelas menengah banget. Haha..

Ah ya, saya jadi ingat kata ayah dan kakak saya, orang-orang mah kalau mau sesuatu tapi ga punya uang, cicil. Di keluarga saya, kalau mau sesuatu dan punya uang, beli. Kalau ga punya uang, cicing! *diem aja, hehehe..

NB: meski penting, buku ini cukup kapitalis. Untungnya saya mendapat penyeimbangnya di review setelah ini. Cekidot.

Dalam rangka memaksa diri,
Depok subuh hari,
29 Desember 2011

Baca Juga: Belajar Renang, Belajar Hidup

Sumber Gambar: http://www.arifahwulansari.com/2012/02/resume-buku-rich-dad-poor-dad.html

No comments:

Post a Comment