Follow Us @farahzu

Monday, January 2, 2012

Roseto, Penyakit Jantung, dan SIlaturrahim

malcolm gladwell

Roseto, adalah sebuah kota di Pennsylvania yang namanya diambil dari desa asal penduduknya yang berimigrasi ke Amerika Serikat, dari Italia, sekitar tahun 1882. Kota ini mandiri. Pertanian, perkebunan, dan industri-industri yang mendukung kehidupan mereka didirikan.

Seorang dokter mengungkapkan bahwa dalam 17 tahun karirnya di kota itu, ia jarang sekali menemukan penduduk kota itu yang berusia di bawah 65 tahun yang mengidap penyakit jantung. Fakta ini sangat mengejutkan rekannya sesama dokter, mengingat penyakit jantung dan kolesterol saat itu (pun saat ini) menjadi pembunuh nomor 1 di dunia.

Rekan dokter tersebut membuat sebuah penelitian untuk mengungkap hal tersebut. Dari seluruh penduduk Roseta, sampel darah yang diambil nyaris seluruhnya sehat. Penelitian yang juga melibatkan sosiolog ini juga memperlihatkan fakta bahwa mereka sama sekali tidak melakukan diet, bahkan pola makannya penuh gula, lemak, dan kolesterol. Sebagai gambaran, sebanyak 41% sumber kalori mereka adalah lemak. Mereka memasak dengan lemak babi, membuat pizza yang penuh kolesterol, manisan sebagai camilan setiap hari, sebagiannya perokok berat, sebagian lain mengalami masalah obesitas yang serius. Tidak juga ada kekebalan gen terhadap penyakit. Tidak juga mereka rajin berolah raga.

Dalam kebuntuan, para peneliti ini bersantai dengan berjalan-jalan di kota itu. Aaah, ada sesuatu yang berbeda ternyata. Penduduk Roseto mempunyai kebiasaan saling berkunjung ke tetangga, menyapa dan berbincang-bincang, memasak untuk tetangga mereka, tinggal beberapa generasi di bawah 1 atap, dan mereka menunjukkan sikap sangat hormat kepada orang tua dan kakek nenek. Kesehatan komunitas. Ternyata ini. (Outliers, Rahasia di Balik Sukses, Malcolm Gladwell, 2009)

Menarik. Apalagi ketika saya menemukan ulasan lain. Atau kalau masih bingung, sabar ya, cekidot ;)

Adalah seorang dokter spesialis jantung, yang menemukan fakta bahwa daya tahan terhadap serangan jantung ternyata tidak berhubungan langsung dengan pola makan, gaya hidup, bahkan tekanan yang dialami seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.

Justru, orang-orang yang lebih lemah daya tahan jantungnya adalah mereka yang tinggal menyendiri dengan tenteram, mapan, dan nyaris tanpa masalah hidup.

Melalui penelitian rekam detak jantungnya, sang dokter menemukan orang-orang yang aktif dan banyak terhubung dengan sesama manusia dalam sehari mengalami berbagai emosi yang variatif; tertawa, bersemangat, optimis, kecewa, takut, tegang, dan bersedih, juga marah, semuanya sangat emosional, yang disebabkan oleh hubungan sosial bersama keluarga, teman, dan masyarakatnya.

Jantung mereka bekerja lebih keras setiap hari, tapi ternyata itulah yang membuat mereka mempunyai daya tahan jantung yang kuat. Jantung mereka senantiasa ‘berolahraga’ sehingga menjadi kuat dan terlatih. Orang-orang ini tidak perlu khawatir akan terkena serangan jantung suatu hari nanti. Jantung mereka sangat-sangat sehat.

Jadi, untuk meningkatkan daya tahan jantung kita, perbanyaklah hubungan dengan orang lain, rasakan getar-getar emosi bersama mereka, lakukan hal yang variatif dan berbeda dalam hidup, demikian saran sang dokter. (Dalam Dekapan Ukhuwah, Salim A. FIllah, 2010)

Jadi, benar ya sabda Rasul saw., bahwa silaturrahim selain meluaskan rizki, juga memanjangkan umur. Secara eksplisit bahkan. Subhanallaah.

*Allaahumma shalli 'alaa Muhammad

Baca Juga: Myelin; Mobilisasi Intangibles Menjadi Kekuatan Perubahan

Sumber Gambar: http://putrichairina.com/2009/07/23/outliers-rahasia-di-balik-sukses-oleh-malcolm-gladwell/

4 comments:

  1. Silaturahim yang paling intens adalah dengan pasangan hidup, karena setiap hari bertemu, emosi yang terjalin pun campur aduk. Tak heran jika orang yang sudah menikah, rizkinya diluaskan dan umurnya dipanjangkan. So, ditunggu undangannya far.. :D

    ReplyDelete
  2. ceile ka imaaann... dikit-dikit nagih undangan.. nyambung aja lagi komennya. haha.. mohon doanya ka iman, karena katanya orang yang sudah menikah itu doanya lebih istijabah karena lebih sedikit dosanya *aamiin :D

    ReplyDelete
  3. Sengaja disambung-sambungin sih.. :D

    *turut mendoakan*

    ReplyDelete
  4. hwoooh.. subhanallah yah, aku tapi jd kepikir knapa bisa niat ambil variabel 'silaturahim' ya di penelitiannya :)

    ReplyDelete