Follow Us @farahzu

Monday, October 15, 2012

Makassar Part 1: Pete-Pete dan Universitas Indonesia



Bismillaahirrahmaanirrahiimm..
Sejak menikah dan pindah domisili ke Makassar, saya punya hobi baru, Saudara. Yes, Makassar, membuat saya punya hobi mandi. Panasnyeeeeuu manteb beneeeeerr… Kalau bukan karena ingin mendampingi suami dalam suka dan duka… *ciyeeeeegueeee :D
Berhubung Pulanu Sulawesi ini cukup jauh dari Jakarta kawan-kawan, sangat dapat dimaklumi banyak sekali perbedaan dan keunikan yang saya temukan di sini. Tulisan ini dibuat sebelum genap 1 pekan saya tinggal di sini (kurang 1 hari sih, hhe), tapi sebenarnya sudah lamaaaa saya ingin share, terutama untuk kawan-kawan yang tidak berdomisili di pulau ini, lebih terutama lagi buat kawan-kawan di Jabodetabek.
Yang pertama ya itu tadi. Di sini panasnya manataapp. Nyengat banget. Ngangkat jemuran aja saya payungan coba. Hehe, mungkin lebay, but it’s true dude! Kalau panasnya agak mendingan, ga pake payung sih, tapi teteeup mesti oles sunblock dulu >,< 
Di sini kendaraan bermotor banyak sekali. Bahkan becak yang di Bekasi masih digowes sama abangnya, di sini lebih banyak bentor, becak motor. Karena itulah, selain panas, di sini juga berdebu. Ada juga angkot. Di sini disebut pete-pete. Kalau di Jawa, rute angkot itu ditandai dengan angka atau kombinasi huruf dan angka, pete-pete rutenya pakai huruf. Pete-pete A, B, C, ….H, I, J…kurang tau deh sampai huruf apa. Tapi ada satu pete-pete yang pakai angka. Pete-pete 05, menuju kampus Universitas Hasanuddin. Lainnya tidak.
Ada lagi yang menarik dari pete-pete. Tarifnya, jauh-dekat Rp3.000,- Hhmm lumayan. Lumayan rugi maksudnya kalau tujuan kita dekat. Tapi kalau tujuan jauh sih nyamaaaann.. Hehe..kayak Trans Jakarta. Trus yaaa yang lebih unik lagi menurut saya, pete-pete ini rutenya customized. Tergantung permintaan penumpang. Makanya, jangan sampai lupa nanya abangnya sebelum naik, melewati tujuan kita atau tidak. Jadi tuh supir pete-pete rela mengambil jalan berputar yang jauh hanya untuk menurunkan satu atau dua penumpang yang request suatu tujuan. Ckckck, hebat, padahal bayarnya ga nambah, tapi mau aja mengorbankan bahan bakar dan waktu untuk mengantar. ^_^
Terus lagi nih, masih tentang pete-pete. Saya jadi ingat saudara saya yang punya angkot. Sehari, dua hari, tiga hari, angkotnya utuh. Hari keempat, radio sudah hilang, dijual sang supir. Ga usah nanya lagi tentang speaker deh. Kalau di sini, beda banget deh. Mereka menyediakan live music yang kebanyakan lagu daerahnya. Bahkan beberapa pete-pete dilengkapi dengan TV layar datar yang gede, memutarkan video klip dan lagu-lagu daerah, ditaruh di tempat penumpang. Subhanallaah, berarti untuk penumpang kan, bukan untuk si supir sendiri? Niat menghibur dan memberi pelayanan ekstra pada penumpang cukup perlu saya kasih jempol ;)

Naaaaah siapa di sini mahasiswa atau lulusan UI? Yeep Universitas Indonesia..
Suatu ketika suami saya pernah ditanya oleh orang Makassar asli, “Kuliah di mana Kita?” (‘kita’ berarti ‘kamu, anda’). Suami saya menjawab, “Di Universitas Indonesia”. Eeeh orang itu malah bertanya lagi, “Oh ada juga Universitas Indonesia di Jawa??”
Hahaaa saya pengen ketawa.. Ternyata di sini ada juga kawan, Universitas Indonesia Timur.
:D
Sekian dulu aaaaah, kapan-kapan sambung lagi.. Semoga segera. Saya rindu nge-blog, huhuu..

3 comments:

  1. Ciyeh, penganten baru mulai posting nih.

    Keren. Baru tau klo ada yg namanya UI Timur.

    Oke, keep posting fars..

    ReplyDelete
  2. duh.. sayangnya, ke makassar 4 kali tapi cuma di bandaranya, transit doank. haha.
    eh btw, dari makassar, ajak suami jalan ke palu atau mamuju far, biar gak bosen di makassar terus. hehe

    ReplyDelete
  3. ka iman: iya ka, saya juga kaget pas ngelewatin.. :D

    tegar: waahh jauh itu ya gar? main-main ke sini gar.. bawain bakso ya..hehe

    ReplyDelete