Follow Us @farahzu

Thursday, November 22, 2012

Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung

Jarang-jarang ada libur nasional sepanjang kali ini. 15, 16, 17, sampai 18 November 2012. Tahun baru hijriah 1434. Bersamaan dengan agresi Israel kembali ke Jalur Gaza, kami malah rekreasi.. duh! Buat temen-temen di Jakarta, kebanyakan sudah full-booked untuk kondangan ;) tapi di Makassar sini beda, kawan. Libur tidak dinikmati banyak pihak. Anak sekolah hanya libur hari Kamis, masuk lagi Jumat dan Sabtunya.

Kamis pagi, saya dan suami berangkat dari Makassar menuju Kab. Maros, Sulawesi Selatan. Naik motor. Perjalanan awalnya biasa saja, jalan-jalan protokol yang panjang dan lancar. Sedikit melewati perbatasan Makassar-Maros, kami singgah sebentar di BSM KCP Maros. Meluruskan punggung dan kaki, ke toilet, dan pakai ulang sunblock. Haha, teteeeeup.. menurut security sih, Bantimurung tidak sampai 9km lagi. Okei, berangkaaaatt!!

Tak lama, kami mulai disuguhi udara sejuk dan pemandangan indah. Jadi ingat waktu 2010 saya ke Kendari, SulTra. Waktu pulang, naik pesawat kecil dulu ke Makassar. Sesaat sebelum mendarat di Makassar, saya agak terpesona dengan kontur wilayah Sulsel yang baru kali itu saya lihat, apalagi melalui udara. Di hamparan tanah hijau, banyak ‘gundukan-gundukan’ entah itu batu, gunung, bukit, atau apa, hijau, dan tersebar banyak. Kayaknya sih bukan gunung atau bukit, soalnya tidak ada kaki dan lerengnya *sotoy.

Naaaah ternyata perjalanan kami mendekati salah satu ‘gundukan’ itu! Senang sekali rasanya… dan ternyata beessaaarrr… seperti guuunuuunngg… daaaaan ternyata bukan hanya mendekati, tapi kami akan menyentuhnya. Ow ow.. Hhmm, hasil browsing setelahnya sih, itu namanya Pegunungan Karst Bantimurung. Hihi, gunung karst ternyata. 

Buat pengendara motor, di sini bisa tenang meninggalkan helmnya. Minta ga minta, selain biaya parkir Rp1.000, dikenakan juga biaya penitipan helm @Rp 2.500,- kalau hilang akan diganti katanya sih. Lumayan percaya lah. Tapi ya ikhtiar juga, dikaitin ke dalam motor dulu kalau bisa. Oh iya, tiket masuk @Rp 15.000,-

Memasuki kawasan wisata, pertama kali kami memasuki Butterfly Museum. Bayar lagi tiket masuknya Rp 5.000,- per orang. Selain museum, ada juga penangkaran kupu-kupu. Jadi dulu, Alfred Wallace, peneliti kupu-kupu dari Inggris, menemukan 133 spesies kupu-kupu di Bantimurung. Wooooow banyaknyeeeeu…

Lalu kami ke penangkaran kupu-kupunya. Beterbangan bebas dan jinak di sekeliling kita. Rasanya gimannaaaa gitu. Melihat langsung kupu-kupu lagi minum, lagi kawin, kepompong, ulatnya, hhmm serasa nyatu sama mereka *terbang-terbang*.
Si Mungil nan Cantik
Kupu-kupu ini Besaaaaarrr

Salah satu family kupu-kupu yang ada di museum, lihat deh ada tipuan matanya ;-)
Cicak terbang!! Cuma ada di Sulawesi

Kupu-kupunya lagi mimi air gula yang dikasih bunga supaya menarik *tipu-tipu


Kupu-kupu lagi kawin *iniciyuuss


Bisa sedekat ini sama kupu-kupuuuuu!!!





U L A T


KEPOMPONG




 Teruuuuus kami keluar dari tempat kupu-kupu, menuju air terjun. Baaguuusss… Tapi sayang lagi ramai. Banyak yang main basah-basahan doang sambil foto-foto, ada juga yang ‘rafting’ pakai ban dalam truk. Ramaaaaaiii dan ceriaaaa!!
Ngomong-ngomong yang ungu itu saiah.. *teruuuss??!
 

Di lokasi air terjun disediakan kamar mandi untuk bersih-bersih dan salin baju kering. Oh iya, di Bantimurung ini ada juga kolam renang yang langsung nyatu sama tebing-tebing gunung karst, airnya juga mengalir di celah-celah karst-nya. Ada juga yang khusus untuk anak-anak karena cetek.

Di samping air terjun, ada tangga-tangga menuju ke gua batu. Kalau gak salah ya. Hhe.. Kabarnya sih di atas ada danau. Kami naik sambil payungan karena hujan. Daaaaan ternyataaaa baguuuuus danaaaauuunyaaaa… this is it.
Air Terjun, dari atas

wuaarnaa wuaarniinyaaa keerreeennn









Berhubung ada jalan yang rusak dan becek karena hujan, sangat disayangkan kami tidak melanjutkan perjalanan ke gua, balik kanan pulang. Hiks. Kami mampir dulu sih makan bekal, di Warkop Bantimurung, tapi mesannya milo panas. Hihiiiyy enaaaaakk…
Anget-anget di tengah dinginnya hujaaaan
 Naaah pemirsa, sekian dulu reportase kami kali ini, sampai jumpa di kesempatan berikutnya. Farah & Ghozali, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulsel, melaporkan. :-)

No comments:

Post a Comment