Follow Us @farahzu

Thursday, November 1, 2012

Jalan-jalan dengan Cerita Bu Enid


Hari-hari pertama jadi ibu rumah tangga, saya menikmati sekali.. sambil masih memulihkan kondisi (sok sibuk banget sih gue.. hehe). Memasuki pekan kedua, saya mulai bosan saudara-saudara. Akhirnya setelah beberapa lama lupa sama laptop, saya kembali buka laptop lagi. Internetan, baca artikel orang-orang, daaaaann jengjeeeeeng! Saya menemukan bahwa saya fresh sekali waktu itu.
Ternyata yaaaa selama beberapa hari saya di rumah saja itu, ada sesuatu yang tertidur dalam diri saya. Sesuatu itu kembali bangun dengan semangatnya ketika saya mencoba berinteraksi dengan dunia luar. Ya, banyak belajar bikin pinter, pastinya. Tapi ternyata banyak belajar dan berinteraksi dengan orang lain  itu menjaga kita tetap on fire! (*jadi inget izza).
Jujur aja, waktu mulai merasa fresh lagi itu, saya akhirnya menyadari bahwa beberapa waktu belakangan saya ternyata agak-agak melempem. Ya iya lah, di sini tetangga-tetangganya ga ada yang seumuran yang bisa diajak diskusi dan tukar pikiran. Atau kasih masukan tentang buku-buku bagus, film, info-info, apa aja lah.
Naaaah pada sebuah akhir pekan yang indah, saya dan suami jalan-jalan ke Trans Mall Makassar dan mampir ke Gramedia. Iseng-iseng saya ambil sebuah buku petualangannya Enid Blyton, sama The Alchemist-nya Paulo Coelho, dan buku Rumah Seribu Malaikat, kisah nyata keluarga sederhana yang membesarkan lebih dari 50 anak asuh, dan buku-buku lain pilihan suami.
Buku pertama yang saya baca ya bukunya tante Enid (saya kangen sekali dengan Ira kalau liat buku itu). Secara ajaib, sambil membaca buku itu dan setelahnya, saya merasa bersemangat sekali menjalani hari-hari. Ga lagi bosen nungguin suami pulang kerja, ngerjain kerjaan rumah, main sama tetangga dan anak-anak, sampai ngerasa belum perlu mencari hiburan dengan internet. Hehe..
Kalau menurut saya sih, kenapa buku nyonya Enid ini bisa berpengaruh sebegitunya buat saya yang lagi norak ini, karena buku itu bercerita. Saya larut hingga merasa benar-benar berada di latar dan setting cerita bersama tokoh-tokohnya. Dikarenakan saya merasa sudah keluar dari ‘rumah’ menuju tempat-tempat lain di cerita itulah, rumah jadi sesuatu yang baru lagi buat saya. Seakan-akan saya sudah meninggalkan rumah beberapa hari. *lebay.
Hikmah dari saya ditakdirkan memilih membaca buku itu lebih dulu dari buku-buku lainnya, mungkin ya supaya saya sejenak menjauh dari kehidupan sehari-hari, ke sebuah tempat yang jauh, cerita yang benar-benar tidak pernah saya bayangkan. Karena Allah tau saya sedang bosan. Coba kalau saya baca buku lain dulu, yang bukan cerita, yang sebelumnya sudah saya coba beberapa kali: ya, saya ngantuk. Hehe..
Buku-buku, seringan apapun, insya Allah ada manfaatnya. (ya tergantung kualitas bukunya juga sih, hhe).
*postingannya agak-agak geje ya? Biarin ah :D

2 comments:

  1. bu enid itu yang ngarang noddy juga bukan ya? dulu waktu kecil gw suka banget baca noddy haha..

    ReplyDelete