Follow Us @farahzu

Friday, July 11, 2008

Bercermin tentang Kesyukuran, Kehormatan, dan Kesahajaan…


Beberapa hari ngurus advokasi biaya kuliah mahasiswa baru, membuatku banyak belajar tentang arti kesyukuran. Kehormatan. Kesahajaan. Konkret bo!

Bersyukur karna Allah memudahkan rizki-ku dan orang tuaku.
Juga bersyukur atas pemberian Allah yang terbaik; orang tua yang jujur dan menjaga kehormatannya

Atas dijauhkannya ketamakan, merasa cukup dan bersyukur atas apa yang dimiliki.

Atas didikan kesahajaan,
Atas pemahaman akan arti penting pendidikan
meski kadang pusing dengan kondisi keuangan, namun selalu yakin bahwa Allah Maha Kaya

Juga yang paling penting, syukur atas nikmat orang tua yang beriman. Yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya. Bahwa Allah akan memudahkan dan mengatur semuanya. So, tenang saja. Masih banyak kok yang lebih membutuhkan daripada kitaaa..

*Coba, masa dengan penghasilan jauh di atas rata-rata (kami pun terbengong-bengong melihat slip gajinya) bayar 5 juta/semester aja pake nangis-nangis segala??? Jangan dikira kita ga pake akal dan hati dalam memutuskan. Cape otak&hati sekaligus tau, dengan pertimbangan tanggungan, konsumtivitas, aset, tralalatrilili… Secara mahasiswa psikologi UI semester 4 aja pasti udah belajar metode observasi dan wawancara… sepatunya aja mahal…tas-nya apa lagi… belum lagi lipstick dan bajunya juga pasti merek mahal, buat kost maunya yang mahal, masa buat sekolah anak maunya yang murah???
Masuk UI harus didorong-dorong (ih, kalo anaknya aja males kuliah, bukan masalah kita doong?!), kalo biaya makan dikurangin, takut anaknya ga makan dengan benar (gimana orang Indonesia umumnyaaa??? Gimana gue, temen-temen guee???)*

Makanya teman, dari jauh Rasul sudah mengingatkan, kalau tentang dunia, jangan bandingkan diri kita dengan orang yang diatas kita…melainkan lihatlah ke bawah. Agar kita bersyukur dan lebih lapang serta bahagia menjalani hidup. Sebaliknya, dalam hal ilmu dan amal, baru harus membandingkan dengan yang di atas kita, biar kita selalu berusaha untuk lebih baik…
Jangan malah terbalik…

Ada
lagi. Seorang ayah menerima keputusan kami dengan sangat lapang dada dan sepenuh keyakinan pada Allah. Walaupun ia tidak memiliki uang itu, ia hanya minta, “Doain aja sama mba ya..” biar dicukupkan rizqinya. Amat yakin dengan doa. Yakin terhadap Allah yang Maha Kaya. Dengan menjaga kehormatan diri dan keluarganya dari meminta yang bukan hak-nya. Meski sebenarnya semua diakomodir.

Ah, sungguh, bukalah mata, telinga, dan hatimu teman, karena hikmah dan ilmu terhampar di sekitar kita. Di mana-mana. Ambillah mereka. Dan kau pun akan kaya
                       Juli 6th, 2008
 

5 comments:

  1. Nice...
    TFS...

    Btw, katanya di FIB, wawancara keringan dilakukan dekan FIB sampe jam 2 pagi ya? Ada-ada aja. Gimana sistem advokasinya tuh...

    ReplyDelete
  2. @penjelajah semesta:
    iya k,, hampir semua fakultas bermasalah x( dari 12 fakultas, cuma 3 yg lancar (alhamdulillah psiko termasuk)

    @fajarnormal:
    nomor 1, yang kuhadapin sih alhamdulillah ga banyak. 1-2 orang. tapi pelajarannya banyak banget yg bisa diambil. trus yg dihadapi ama mahalum & dosen2 sihh,, ga tau banyak/ga

    ReplyDelete
  3. semangat farah..UI selamanya adalah kampus rakyat!! bukan kampus semata-mata konglomerat!!

    ReplyDelete
  4. banyak orang indonesia yang terkena penyakit n sindrom memiskinkan diri sendiri far..dan itu terjadi bukan hanya dikalangan orang yang miskin saja..tapi juga terjadi dikalangan orang yang notabene boleh dibilang mampu...
    kita liat aja pembagian bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah..banyak orang yang rela memiskinkan diri sendiri hanya demi uang 300 ribu..!!!
    mudah2an bangsa kita bisa berubah dari bangsa peminta menjadi bangsa pemberi...mudah2an saja..

    ReplyDelete