Follow Us @farahzu

Tuesday, May 19, 2009

Simponi Malam

Simponi Malam
Sebuah nasyid dari Gradasi menggambarkan keindahan malam, sebagai berikut:
Cahya tembaga semburat di barat kala mentari jelang peraduannya.
Rona merah memerah dan memudar, dan kegelapan pun menumpah bumi
Lantang bernyanyi, mengharu malam, sang jengkrik halau sunyi mencekam
Merdu berlagu, “Meruah kelam…”
Sang burung hantu usik keremangan…

Berjuta gemintang menjalin rasi, konstelasi di langit tanpa batas
Berhias rembulan sabit bercahya bak perahu melayari samudra..
Luasnya semesta …. Agungnya pencipta …. Maha kuasa…
Allah… Allah… Allah…

Malam ini berjalan bersama orang tuaku menjenguk tetangga yang sakit, berjalan kaki pastinya. Di perjalanan pulang aku iseng bertanya, “Kok selama di rumah ini ga pernah ngeliat bulan or matahari terbit or pelangi ya?” karna kami baru menempati rumah yang sekarang kurang lebih 1,5 tahun. Lalu tiba-tiba aku teringat 2 kata: simponi malam.
Entah kenapa aku ingin membandingkan Simponi Malamnya Gradasi di atas dengan Simponi Malam versiku. Simponi yang kunikmati tiap malam-malam di akhir pekan dari kamarku. Hhuummm.. jauh berbeda ternyata.
Ibuku sulit tidur jika di kamarku. Berisik, katanya. Tapi kok aku enjoy aja yah? Haha.. secara kalo udah tidur hanya Allah yang kuasa membangunkanku dengan kehendak-Nya =D
Kamarku, berisik. Itu benar. Apalagi kalau malam minggu. Motor, mobil, suara orang-orang yang berjalan kaki… kalau ada orang menelepon dan aku sedang di kamar, pasti deh nanyanya, “Lagi di mana sih Far? Rame amat…” mereka lantas menyangka aku berada di pinggir jalan. Memang benar, kamarku memang ‘di pinggir jalan’.
Tapi, lambat laun aku menikmati. Indera-inderaku beradaptasi secara otomatis. Dan yang terpenting… aku tetap bisa beristirahat dengan nyenyak dan nyaman di kamar. Hwehwehwee…
Malam memang simponi. Namun, apa sih definisi simponi itu? Aku tak tahu. Bagiku, simponi adalah sesuatu yang indah. Mungkin irama, atau lagu. Yang mungkin saja merupakan gabungan dari suara-suara yang biasa saja atau bahkan tidak indah. Tapi karna mereka bersinergi, simponi terjadi dan, indah.
Meskipun berisik, bagiku, itulah simponi malamku, yang bagaimanapun senantiasa menyadarkan bahwa aku ada di bumi manusia. Di sini aku dilahirkan dan di sinilah tempatku berbuat.
Bercita untuk berbuat yang terbaik
Bekasi, May 17th , 2009

5 comments:

  1. Beda bgt y dng simfoni malam di pegunungan. Suara kodok, jangkerik, hembusan angin, dsb.

    Tapi dimanapun berada, kyknya fars tetep kebluk deh..
    He2

    ReplyDelete
  2. ga sopaaannn....!!! tapi kak,, ga ada yang jamin kalo itu salah juga sih... heheheheheheee

    ReplyDelete
  3. adaptasi adalah salah satu kemampuan manusia..
    berarti farah udah bisa beradaptasi dengan kondisi ramai di kamar farah tuh.. hehehe..

    ReplyDelete
  4. alhamdulillah, artinya kemampuan adaptasiku bagus dong.. hehehee,, kan ga cuma di kamar.. di manapun,, bisa aja kalo udah butuh =D

    ReplyDelete
  5. Iyalah..
    Orang kebluk mah bisa tidur dmn aja..
    He2

    ReplyDelete