Follow Us @farahzu

Sunday, September 19, 2010

Berjalan Lebih Cepat; Being The King of Our Own Kingdom

                Sering menyebut kata-kata, “Lagi gak mood nih”, atau kalimat sejenis yang intinya menyatakan kalau kita sedang dalam kondisi tidak baik, tidak produktif, dan sedang tidak bergairah? Saya pernah. Dan banyak orang lain juga pernah. Selanjutnya, setelah kalimat itu terlontar, kita jadi malas melakukan sesuatu, lemas, sensitif, sampai mudah marah. Senggol, bacok; istilahnya.
                Nah. Hal seperti di atas itu sering terjadi. Sesuatu yang datang dari luar diri mempengaruhi perasaan, pikiran, sampai perilaku kita. Ketika orang lain (apalagi yang signifikan bagi kita) tidak ramah pada kita, kita jadi sebal, bete, sensi, bad mood, mudah marah. Emosi mempengaruhi perilaku. Itu biasa terjadi.
                Tapi teman, belakangan ada istilah (lumayan) baru dalam dunia psikologi. Facial Feedback Hypothesis; yang menjelaskan bahwa ternyata, perilaku yang awalnya merupakan tampak luar dari emosi, bisa juga berbalik mempengaruhi emosi. Kalau kita sedang sedih, jangan melihat ke bawah, tapi dongakkan wajah ke atas. Sedih kita akan berkurang. Sedikit-sedikit cobalah tersenyum. Perasaan kita akan lebih baik. Perilaku (mendongak ke atas dan tersenyum) bisa juga kan mempengaruhi emosi (perasaan sedih berkurang).
                Sedikit uraian di atas menunjukkan bahwa sebenarnya kita bisa memilih emosi apa yang ingin kita rasakan. Jadilah orang yang memilih untuk bahagia. Memilih untuk bersemangat. Memilih untuk sukses. Emosi akan mengikuti. Lalu seperti biasa, kembali mempengaruhi pikiran dan perilaku kita. Jangan membiarkan perasaan dan tindakan kita takluk di bawah pengaruh negatif dari orang lain atau suasana di luar kita. Jadilah raja atas perasaanmu sendiri. Pasti bisa kalau kita mau.
                Kalau sedang sedih, lemah, malas, lemas, cobalah berjalan dengan langkah yang lebih cepat. Atau melakukan gerakan apapun yang sedang dilakukan dalam tempo lebih cepat. Atau dengan sengaja melakukan gerakan apapun dalam tempo yang cepat. Insya Allah kembali segar dan bersemangat.

*tapi kalau suatu saat anda merasa lemas lalu mempraktekkan cara terakhir ini kemudian anda pingsan, cobalah hubungi dokter. Barangkali anda benar-benar sakit secara fisik. ;D
**fyi, banyak orang yang merasa badannya kurang fit untuk beraktivitas, padahal sebenarnya hanya sugesti sakit yang timbul dari kemalasan.
Gerakan Anti Malas

17 comments:

  1. Iya far, banyak yg bilang penyakit adl sugesti.

    Far, kaiatannya apa mendongak ke atas sama mood? Kalo langitnya mendung gimana?

    ReplyDelete
  2. tapi ga semua penyakit sugesti juga sih ay... biasanya yg sakitnya krn sugesti *padahal ga sakit* masuk dalam gangguan somatoform.

    meskipun mendung, tetap saja mendongak ke atas akan membawa energi positif. Coba aja sekarang, bandingkan perasaanmu setelah menunduk selama setengah menit dengan perasaan setelah mendongak selama setengah menit juga ^_^
    *bingung ngejelasinnya

    ReplyDelete
  3. "Emotion comes from motion."

    Salah satu presuposisi dari NLP. Pelajari deh far, bagus bgt buat mengisi aplikasi teori2 yang udah kita pelajari di kampus.

    ReplyDelete
  4. like this farah... :-)
    oiya taqobbalallahu minna wa minkum..maaf lahir dn batin y

    ReplyDelete
  5. like this farah... :-)
    oiya taqobbalallahu minna wa minkum..maaf lahir dn batin y

    ReplyDelete
  6. ka far,mau tanya.. ada pnjelasan psikologi nya kalau mengontrol emosi dgn cermin?

    ReplyDelete
  7. bagi dong kak bahannya ^_^ trims ka iman..
    *tapi kayaknya emotion comes from motion mirip2 ama facial feedback ya kak?

    ReplyDelete
  8. taqabbal ya karim.. maafin lahir batin juga ya mip..
    trims :)

    ReplyDelete
  9. semangat tidur! ^.^v

    tidak ada yang salah kalau tidak berlebihan dan memang diperlukan... alhamdulillah, anak ini selamat :D

    ReplyDelete
  10. dengan cermin kan kita lebih sadar akan perubahan emosi kita, jadi untuk selanjutnya kita bisa lebih mengenali emosi dan bagaimana ekspresi kita.
    Lebih lanjut lagi, supaya emosi yang sudah dikenali itu bisa kita kontrol; dengan mengontrol ekspresi. Ingat facial feedback di atas?

    *ngerti ga? ini penjelasan menurut logika saya aja, kurang tau yg sebenernya.. maaf..

    ReplyDelete
  11. hhehe . boleh2 pnjelasannya. maksudku.. contoh :
    untuk menyelesaikan tangisan,tersenyum ke cermin
    untuk mnghentikan amarah,menghela nafas di dpn cermin

    agak kayak org gila tapi pnasaran,masa iya yg kayak gitu disebut org gila? sepertinya bukan. itu nyata,aku mnyaksikan beberapa org yg spt itu

    ReplyDelete
  12. menurutku itu tidak gila.. justru waras, sangat waras. mereka orang-orang yg tidak mau larut dalam kenegatifan, lalu berusaha mencari energi positif dari dirinya sendiri :)

    ReplyDelete
  13. Yap, emang mirip. Klo di NLP, facial feedback tuh teknik membangun raport, pacing, dan leading..

    Bahannya banyak kok di internet. Entar sy kirim linknya deh.

    ReplyDelete
  14. oke kak..ditunggu.. Makasih yaa :p

    ReplyDelete
  15. So that..
    These people definitely aren't ordinary. They're extra-ordinary.

    ReplyDelete