Follow Us @farahzu

Sunday, February 13, 2011

Waktu Kita Sama

    Tapi kok nasib kita beda-beda ya? Ada yang sukses, ada yang biasa aja, ada yang melarat. Jawaban gampangnya: takdir. =_______=’’’
    Tapi dalam hal ini kita bisa memilih. Takdir untuk sukses, biasa saja, atau melarat. Kala kita memilih takdir sukses, maka pilihan (sadar) itu akan mengarahkan jiwa, raga, dan pikiran untuk menemui takdir itu. Usaha yang keras. Dan cerdas. Juga ikhlas. *mirip mottonya ka edwin. Hehe
    Ya, waktu kita sama. 24 jam sehari. 7 hari sepekan. 4 pekan sebulan, dan seterusnya. Tapi cara kita memberi makna dan nilai terhadap waktu itu yang berbeda. Sama-sama di angkutan umum; ada yang bengong, ngobrol, tidur, mainan handphone, dzikir, membaca, memikirkan rencana hidup, masalah kerja dan sekolah, berdagang, mencicil tugas/pekerjaan, dan lain-lain.
     Waktu tidak bernilai, kalau kita tidak memberinya nilai. Pun tidak menambah kebaikan pada diri kita, kalau kita tidak menjadikannya detik-detik perbaikan.
    That’s it. Semoga bermanfaat. 

7 comments: