Follow Us @farahzu

Saturday, May 31, 2014

Tentang Ikhlas dan Apa yang KIta Inginkan


Ikhlas itu kata yang mudah dan ringan sekali diucapkan. Tapi susah jalaninnya. Serius. Tapi indah banget hasilnya kalau kita berhasil melakukannya. Duarius.

Mungkin di antara kita banyak yang telah mengetahui analogi pemberian Tuhan dan rajukan anak kecil. Kita sering kan menggoda anak kecil, menahan mainan yang dia inginkan, menyembunyikannya, mendengar rayuan dan rengekannya; kita senang mendengarnya bukan? Namun setelah dia bosan, biasanya kita baru akan memberikannya. Seringkali Tuhan juga menahan mengabulkan doa dan keinginan kita.. Kenapa? Karena Dia senang mendengar “rengekan manja” kita ketika meminta kepada-Nya. 

Tapi bukan ketika kita bosan. Melainkan ketika kita ikhlas kepada takdir-Nya, barulah Dia akan memberikannya kepada kita. (Tuhan ga pernah sama dengan makhluk-Nya kan…hehhehe)  

Kita tidak lagi berharap mati-matian memohon A dan semoga bukan B yang terjadi, yang ‘baik’ menurut perhitungan dangkal kita. Tapi menginsafi bahwa Allah lebih tau yang terbaik untuk kita, membuat kita mudah berserah sepenuhnya kepada-Nya. Sampai akhirnya dada kita lapang ketika berkata, “Ikhlas saja lah, Allah lebih tau mana yang terbaik”, sambil menyempurnakan ikhtiar. Bukankah itu (berserah) artinya muslim?

Kita ini seringkali ribet, ya ga? Berpikir harus begini, gak boleh begitu, karena nanti dampaknya akan begini begitu. Sotoy, atau sotta, kata teman-teman saya di Makassar, sok tau. Padahal seriusan deh, Allah yang Punya Skenario! Kita tinggal jalanin. Ikhlas aja.. 

Saya menulis ini karena di beberapa waktu terakhir saya sedang sering dihadapkan pada ujian ikhlas ini. Hasilnya selalu sama; ketika saya ngoyo ingin sesuatu, saya ga pernah dapet, eh ketika saya pasrah, ikhlas, langsung dapet! Kalau dipikir-pikir, sebenarnya dari dulu saya sudah sering mengalami ini. Tapi kok yaaa dasar saya, kok ga belajar dari pengalaman. Pantesan ujiannya masih sama-sama aja =(

Suatu ketika saya curhat pada teman* mengenai sesuatu yang merisaukan hati, dia bilang, “Ya udah lah Far, kan elu sendiri yang bilang ikhlasin aja. Allah Yang Tau takdir terbaik lo!” Jleb. Oiya yah, saya yang cerita sama dia, sayanya juga yang lupa. Alhamdulillah dikasih pengingat =) makanya sekarang saya share di blog, semoga ketika suatu saat saya khilaf lagi, ada yang mengingatkan. 


* namanya YunidibulanJuli (nama disamarkan)

Baca Juga: Cerita Nelayan (vs Karyawan)

6 comments:

  1. dan percaya tidak, Far? Allah menghadiahi kami Khalfa justru ketika kami benar-benar ikhlas; bahkan saya lupa hitung tanggal haid terakhir -yang ternyata telat-. hehe.

    ReplyDelete
  2. iyakah put?? :) terima kasih. Semoga juga untuk kami ya..

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah singgah di blog antum, smoga semakin yakin dan percaya bahwa Allah Maha besar, kuasa, dan bijaksana, lebih dari segala-galanya, klo sudah berkehendak hanya cukup mengatakan: "Kun maka Fayakun. ."

    Salam Yakin dan Ukhuwah

    Zulkarnain, Medan

    ReplyDelete
  5. Stlh mbca postingan ini jd mkin bertmbah ilmu saya, awalnya sudah ada benih Yakin dan Percaya pd kebesaran Allah, mulai belajar ikhlas jg, tp koq rasanya rada2 ada yg kurang. Sprti belajar Phytagoras wkt SMP, tp gk kpake d kehidupan sehari2. Alhamdulillah skrng jd smkin faham, postingan d blog ni sekalian kasi contoh kongkritnya gmn caranya supaya kita bisa mempraktekkan ikhlas dgn benar, Alahamdulillah. . .

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillaah, jazakallah for sharing yaa..

    ReplyDelete