Follow Us @farahzu

Monday, September 1, 2008

Mahasiswa Jagoan, Jangan Jadi Pocong

(Tugas jadi mentor workshop menulis)
   
Menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan, aku mengubah halaman depan rumah tulisku, farahzu.multiply.com, yang sebenarnya sudah sangat menyenangkan bagiku. Tapi keputusan ini akhirnya kuambil karena kegembiraanku bertemu Ramadhan jauh melebihi cintaku pada site-ku itu. Mau bagaimana lagi, cinta dapat mengalahkan segalanya. Akhirnya ketika membuat beberapa bait kata pembuka, jari-jariku lahap menyantap ide-ide yang mengalir dalam otakku pada keyboard komputer, mengumpulkan mereka agar tak terserak lalu terbuang.
Menulis itu membutuhkan niat yang kuat. Mungkin beberapa dari kita merasa disulitkan oleh kurangnya ide yang menarik untuk dibuat tulisan. Padahal jika kita mau membuka indera kita lebih peka serta hati dan pikiran lebih dalam untuk mengamati dan mengambil hikmah, ide-ide brilian itu sebenarnya sangat banyak di sekitar kita. Bagaikan serpih-serpih roti yang kecil dan sering tak dianggap oleh manusia, yang ternyata dapat dinikmati dengan sangat oleh burung-burung. Semua tergantung sekuat apa niat kita untuk menulis dan sejauh mana kepekaan kita untuk mengambil pelajaran dari sekitar.
Tapi bila ada juga yang memang benci menulis, solusinya bukan memahamkan tentang hal-hal positif dari menulis. Seharusnya, obatnya adalah mencari hal-hal menyenangkan dalam menulis atau membangun rasa kebutuhan terhadap menulis; misalnya saja, mahasiswa pasti banyak menemui tugas-tugas menulis dalam kuliahnya, suka tidak suka, benci atau cinta.
Mahasiswa dan supir angkutan umum sama-sama bisa berdemonstrasi, bahkan merobohkan pagar gedung DPR/MPR yang kokoh dan kuat. Nyali mereka sama besar ketika berhadapan dengan jajaran aparat kepolisian. Ketika digertak atau disuruh mundur, mereka juga tidak begitu saja menurut kalau komando itu tidak datang dari pemimpin mereka. Perbedaannya, aksi mahasiswa selalu diawali dengan kajian kritis dan tinjauan berbagai bidang yang kemudian disosialisasikan melalui tulisan, sehingga argumentasi mereka lebih kuat. Masyarakat pun menaruh asa lebih besar pada mahasiswa karena aksi-aksi mereka pasti membawa kepentingan mereka lebih banyak. Bedanya lagi, aksi mahasiswa tidak hanya demonstrasi, tapi banyak juga melakukan pencerdasan pada masyarakat melalui tulisannya di media-media. Dalam konteks ini, malasnya mahasiswa melakukan aksi lewat tulisan bisa membekukan pergerakan mahasiswa itu sendiri.
            Dikarenakan menulis itu tidak mudah, maka mahasiswa harus tabah dan sabar dalam berlatih. Jangan pernah malu bila karya tulisan kita dianggap tidak layak untuk dipublish; melainkan katakan pada diri sendiri, tidak layak itu kan menurut kita, belum tentu menurut orang lain. Berlatih terus-menerus, minta masukan dari orang lain, publish dan biarkan orang lain membacanya. Lakukan tanpa bosan, hingga rasa malu itu sirna. Tanamkan dalam pikiran, bahwa membiarkan tulisan-tulisan kita tersimpan dan tersembunyi adalah tindakan berbahaya! Seberbahaya pocong yang muncul di siang hari di tengah keramaian manusia.
Depok, Ramadhan pagi hari,
1 September 2008/Ramadhan 1429

4 comments:

  1. Menulis itu mudah mudah, Far! Serius..

    ReplyDelete
  2. ciee... judulnya provokatif nih... ^_^

    ReplyDelete
  3. ikutan publish tulisan yg terorejing itu juga ah...

    ReplyDelete
  4. untuk mengetahui apakah tulisan saya layak atau gag layak publish,,coba comment-in tulisan saya ya far..
    ^ ^

    ReplyDelete