Follow Us @farahzu

Friday, October 2, 2009

Ternyata Semua Hanya Butuh Tekad

Ya, ternyata semua hanya butuh tekad. Apapun. Tentang hal-hal besar yang kita pikir sulit dan sangat kompleks untuk diwujudkan, tentang kemampuan dan keahlian apapun yang ingin kita kuasai, dan tentang apapun yang ingin kita lakukan. Kunci terpentingnya adalah tekad.
Tekad mendorong semua hal yang menjadi faktor keberhasilan sesuatu menjadi bekerja dengan optimal, bahkan maksimal. Kompetensi mungkin dibutuhkan, bakat juga penting, ilmu itu fundamental, usaha apalagi. Tapi tekad yang mendorong kita untuk mencari, mempelajari, dan melakukan. Tanpa tekad (kemauan) yang kuat, maka ilmu, bakat, dan kompetensi yang bahkan sudah ada pun menjadi tidak berguna. Apatah lagi untuk menggerakkan jiwa dan raga untuk ihtiar berusaha.
Dalam tulisan sebelumnya kita membahas masalah kepantasan. Bahwa keberhasilan kita ditentukan oleh pantas-tidaknya kita untuk berhasil. Dan tekadlah yang membuat seseorang berusaha keras untuk pantas menjadi seperti yang diinginkannya.
Tekad membuat kita serius berpikir, sehingga yang kita inginkan terngiang-ngiang senantiasa dalam pikiran. Terucap berkali-kali lewat kata. Dan semuanya menjadi doa (kata-kata orang muslim itu doa kan?). Selanjutnya tekad membuat kita serius untuk berusaha. Bekerja keras. Bersabar. Dan sungguh-sungguh mendekat pada Yang Maha Berkehendak, berdoa lagi. Itu namanya tawakkal.
“Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal” (QS:3:160)
Keyakinan kepada Allah dan tawakkal yang bermula dari tekad itulah yang menghilangkan rasa takut terhadap apapun. Takut akan cobaan yang menerpa. Takut karena pernah trauma. Takut gagal. Takut tenggelam. Takut dicibir orang lain. Takut, sejatinya adalah musuh yang luar biasa mematikan bagi keberhasilan apapun. Bisikan setan yang membuat kita lemah, kemudian mundur dan menyerah. Lagi, percaya deh, tekad bisa mengatasinya.
Seseorang tidak akan bisa berenang bila ia tidak mengatasi rasa takut tenggelamnya dengan tekad yang kuat. Bahkan ibuku yang kini sangat pandai memasak apapun mengaku belum bisa memasak ketika awal menikah dulu, hanya ia bertekad untuk bisa. Semua tips dan materi tentang manajemen waktu dan keuangan yang pernah dibahas dalam tulisan sebelumnya juga harus diawali dengan kekuatan tekad untuk berhasil. Lolos seleksi masuk perguruan tinggi negeri ternama, mendapat pekerjaan ideal yang diinginkan, ingin menjadi orang hebat, semua karena tekad. Harus diawali dengan tekad.
Mungkin kita semua sudah sangat hafal dengan cerita Sang Penakluk Konstantinopel, Muhammad Al-Fatih Murad. Ia menjadi panglima yang disebut Rasulullah saw sebagai panglima terbaik, dan pasukannya sebagai pasukan terbaik. Mengawali keberhasilannya dengan tekad kuat yang menyala, berkobar setiap detiknya sejak ia masih kecil, sampai 23 tahun usianya ketika itu. Subhanallah (saya hampir 22, tahun depan ketika 23 tahun saya bisa menaklukkan apa ya?).
Tekadnya menaklukkan Konstantinopel dengan gelar panglima terbaik dari Rasulullah setiap pagi dipupuknya dengan memandang daratan tersebut dari atas bukit sejak ia kecil. Tekad itu pula yang membuatnya senantiasa mendekatkan diri pada Rabbnya, mengusahakan strategi dan mempersiapkan semua hal sebaik-baiknya, hingga pada akhirnya ia dan pasukannya berhasil mendapatkan gelar tersebut.
Teman, Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya. Maka berprasangka baiklah selalu pada-Nya. Pupuk dengan tekad yang kuat dan usaha yang terus-menerus untuk membuat-Nya percaya bahwa kita hamba-Nya yang pantas untuk berhasil. Dan Dialah Yang Maha mengabulkan doa (QS:2:186).

Ada yang kau inginkan tapi belum tercapai? Periksa tekad dan tawakkalmu.
Semoga berhasil!!
Faidzaa ‘azamta fatawakkal ‘alallaah (QS:3:159)

entah kenapa aku merasa tulisan ini 'galak'
Di tengah persiapan
Garden Batik Party BEM UI
Depok, 2 Oktober 2009
Sumber
-           Al-Qur’anul Kariim
-          (Cerita tentang Al-Fatih): Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A. Fillah

19 comments:

  1. "Kami sadari jalan ini, khan penuh onak dan duri. Aral menghadang dan kezholiman yang akan kami hadapi..."
    (Entah kenapa kata tekad bagi sy brasosiasi dng lagu ini ya..)

    Btw, tulisan fars makin lama makin keren niy..

    Btw lg, bsk ada training bem ya, yg diisi dayat?

    ReplyDelete
  2. "Kami sadari jalan ini, khan penuh onak dan duri. Aral menghadang dan kezholiman yang akan kami hadapi..."
    (Entah kenapa kata tekad bagi sy brasosiasi dng lagu ini ya..)

    Btw, tulisan fars makin lama makin keren niy..

    Btw lg, bsk ada training bem ya, yg diisi dayat?

    ReplyDelete
  3. how if someone achieved something even he doesn't have a strong will before? is it counted fail?

    and funny your last sentence, "periksa tekad dan tawakkalmu", so, which one is the most important?

    ReplyDelete
  4. hm.....sebelah mana lucunya? koq saya ndak ketawa c...?

    ~_~

    ReplyDelete
  5. Ya seperti naek gunung. kekuatan fisik cuma digunakan setengah awal perjalanan sisanya kekuatan tekad sang pendaki yang akan menentukan..

    ReplyDelete
  6. hehe. different person, different taste. :)

    ReplyDelete
  7. betul ka.. aku jadi pngen coba mperbaiki tekad ku...
    hhehhe ... smangatt... =)

    ReplyDelete
  8. different context, i think =p
    tawakkal itu,, setelah tekad. so, boong tuh kalo ngomong tawakkal tapi belum bertekad kuat sebelumnya. 2-2nya penting. tapi tekad first.
    wkwkwkkwk..

    ReplyDelete
  9. sepakaaaatttt!!! (mupeng naik gunung mode: on)

    ReplyDelete
  10. kadang tekadku kalah denga rasa kantuk, malas, bosan, hedon, futur, dan banyak lagi,,,

    ReplyDelete
  11. sama2, dyas.. ;)
    *telat bgt baru bales

    ReplyDelete
  12. ^_^ manusiawi... tinggal bagaimana supaya bangun dan menguat kembali. gimana hayo?? ;D
    mungkin dari saling menguatkan dengan saudara, salah satunya

    ReplyDelete