Follow Us @farahzu

Friday, February 19, 2010

Anak-anak Musikal

Sabtu malam, menjelang isya. Saya menaiki bis menuju Bekasi Barat dari Jalan Baru Pasar Rebo. Memilih tempat duduk di bangku 3, duduk di pinggir. Di pojok sana ada seorang bapak dengan anak laki-lakinya yang masih kecil, kira-kira lewat sedikit dari 1 tahun, usianya. *Entah kenapa dari dulu saya selalu senang kalau melihat bapak-bapak jalan berdua saja bersama anaknya, ingat ayah. Tengah kami kosong.
Nah. Tak lama ada seorang ibu bersama putrinya yang berusia sekitar 4 tahun naik, mau duduk di sebelahku. Tadinya kalau ada yang mau duduk lagi, aku akan memberikan tempat yang tengah itu, agar aku tetap di pinggir. Kalau aku yang geser ke tengah, nanti dikira keluarga lagi… Ah, tapi, tidak tega ah. Ibu-ibu itu gemuk, putrinya juga gemuk, dan membawa tas ransel yang gemuk pula. Aku waktu itu hanya bawa diri dan tas selempang yang ringan, jadi, yah, “aku yang ringan” ini memilih untuk tidak mempersulit, bergeser ke tengah, ke sebelah bapak-bapak dan putranya tadi.
Aku sendiri bersama tas ringanku, di kananku bapak-bapak dan putranya, di kiriku ibu-ibu dan putrinya. Sempat berpikir iseng, sama saja, aku yang di tengah maupun ibu itu yang di tengah, bila di pojoknya bapak-bapak itu, pasti seperti keluarga. Dan benar saja, ibu-ibu di sebelahku bertanya, “Dengan putranya, Bu?” Wah. Kan? Oh bukan, saya belum punya anak. Belum nikah juga…
*maaf nih intronya kepanjangan.
Ya, anak laki-laki di pojok sana berdiri melihat ke luar jendela sambil terus bertanya apapun pada ayahnya yang menempelkan kepalanya ke bangku depan, meluaskan “wilayah kuasa” anaknya di belakangnya. Terus bertanya, terus bergerak-gerak. Ketika pengamen yang mantap beraksi, anak itu ikut ber.nya.nyi. Hafal sya’irnya. Dan yang membuatnya makin lucu, ia menggoyangkan tubuhnya seirama dengan lagu. Benar-benar se.i.ra.ma. Pas sekali.
Anak perempuan di sebelahku bertepuk-tepuk tangan menikmati lagu dari abang pengamen. Tapi ia kalah hafal dengan anak laki-laki di pojok itu. Aku yang memang sedari tadi diam (tapi kakiku bergerak-berak seiring musik), ibu, dan putrinya, terkesima dengan pria kecil itu. Ibu itu bahkan sempat memujinya. Satu lagu usai, ia merengek-rengek pada ayahnya, “Papa, lecean pah, lecean!!” Kata ayahnya, “Iya ntar, bayar (ongkos) aja belum”. Anak itu minta uang receh untuk pengamen yang menghiburnya! *pengamen yang menyanyikan lagu-lagu yang ia hafal.
Besoknya, ahad siang, saya kembali menaiki bis yang sama menuju Pasar Rebo. Ada anak bayi berusia sekitar 5 bulan, perempuan, putih, tembam, digendong neneknya. Lagi, ada pengamen yang bagus. Bayi perempuan itu mengangguk-anggukkan kepalanya seirama dengan lagu. Sekali lagi, se.i.ra.ma. Lucu sekali, padahal wajahnya sangat polos tanpa ekspresi apapun (kalau orang dewasa biasa disebut “cengo”), tapi mengikuti musik pengamen. Hiiiii,,, aku gemas, aku cubit pipinya yang gembil, dia memperhatikanku bingung, lalu melihat neneknya. Sang nenek tidak tau apa yang kulakukan di belakangnya (mencubit pipi sang cucu), jadi biasa saja.
Beberapa bulan yang lalu, seorang ayah, ibu, dan putra bungsunya yang belum 1 tahun naik di sebuah angkot yang ada tape atau radionya. Sang supir menyetel musik, dan bayi laki-laki yang seringkali kelebihan tenaga itu juga menggerak-gerakkan tanganya, menggangguk-anggukkan kepalanya seirama dengan musik itu. Lagi, se.i.ra.ma. Penumpang lain di angkot itu memperhatikan, lalu berkomentar, “Pak, anaknya sepertinya peka sekali dengan suara ya? Punya bakat musik nih pak…”
Aku, mendengar cerita itu dari sang ayah beberapa hari setelahnya, di Mahalum F.Psikologi UI. Ya, itu anaknya Pak Lili ^_^ Dan ingatan tentang itu membuat aku lebih memperhatikan anak kecil. Seperti cerita bis Rambutan-Bekasi Barat di atas.

9 comments:

  1. Segeralah punya anak kak, ntar kasih tau ayu ya kalo anak kakak juga goyang2 se.i.ra.ma^^

    ReplyDelete
  2. Hehehe... Iya ntar i.allah ku video-in deh yu, aq upload biar kamu bisa liat dia se.i.ra.ma. =D

    ReplyDelete
  3. ^__^

    Jadi inget bakat musik saya yang terpendam.. :D

    ReplyDelete
  4. Gw baca tulisan ini dengan ber.i.ra.ma. lho..haha..

    ReplyDelete
  5. Nasihat ayu lebih jelasnya : segera menikah kak =P

    ReplyDelete
  6. Ka iman: jgn dipendam mulu kak,ntar jd bisul lho. Ntar bisulnya ber.i.ra.ma. qiqiqiqi.. =r)

    ReplyDelete
  7. Yoga: oiya?gmn caranya ga? bwt doanya, aamiinn ... Aja deh =p

    ReplyDelete
  8. anak kecil emang peka sama hal-hal di sekitarnya.
    bahkan mereka bisa membedakan kata-kata tulus, paksaan, juga datar. mereka bisa merasakannya..

    subhanallah.., unik yaa

    ReplyDelete
  9. Wah,iya? subhanallah. Mungkin karna mereka blm pny dosa kali ya? *nyambung ga?
    pdhl sbnrny saya mlalui tulisan ini ingin brcerita ttg anak2 yg saya asumsikan pny bakat musik. Ter.nya.ta...

    ReplyDelete