Follow Us @farahzu

Wednesday, April 21, 2010

Buku Harian -Dibuang Sayang

Tadi pagi beres-beres “sesuatu” di kamar. Dan di suatu tempat di pojok (memang sengaja diumpetin) sana ada warna-warni lucu, beberapa buku dengan sampul gambar-gambar yang menarik. Buku-buku itu, jumlahnya ada 7 buku dan 1 album foto yang hanya berisi sedikit. Dari 7 buku warna-warni itu, 6 yang ada isinya. Buku harianku.

Aku mulai menulis buku harian sejak kecil, kira-kira sejak TK atau kelas 2 SD. Lupa tepatnya. Selain 6 buku itu, masih banyak suhuf-suhuf (lembaran) yang tersebar (dan semoga sudah musnah) entah di mana, aku pun lupa. Dulu, terutama waktu aku masih ABG, buku-buku harianku are the most wanted things in my home! Kenapa? Biasa lah, ayah dan kakakku sangat suka meledekku dengan membaca tulisan-tulisan bocah itu. Alhasil, buku-buku itu kusembunyikan dan kusimpan rapat-rapat, tidak seorang manusia pun tahu kecuali aku: di bawah kasur kamarku.

Tapi! Semua akhirnya terbongkar oleh 2 makhuk pria itu. Tahun 2007 ketika aku masih kuliah semester 5, keluargaku pindah rumah. Masih 1 komplek sih…hanya beda 1 RT. Nah. Karena dekat itu lah, sambil menunggu rumah yang baru siap ditempati, kami mencicil barang-barang yang akan dipindahkan. Aku sangat ingat, sebelum berangkat ke kosan Senin pagi waktu itu, aku masih belum memindahkan “benda pusaka” itu dari kediamannya di bawah kasur dengan harapan masih bisa memindahkannya pekan depan ketika aku pulang. Tapi ter nya ta,,, akhir pekan itu aku sudah pulang ke rumah yang baru +_+ ketika menengok ke rumah lama dan bekas kamarku, ooohh, tidak… kasurku telah diberdirikan dengan bersandar ke dinding, dan, dan, buku harianku entah kemana T_T. Ketika bertemu dengan ayahku, hiks, aku mulai meleleh karena diledek habis-habisan. Hwaaaaa…. !!!

Semenjak itu sampai beberapa waktu setelahnya aku selalu belagak sibuk, agar ayah tidak punya kesempatan untuk meledekku (waktu itu kakakku tinggal di Jogja, jadi lebih damai). Aku pun mencari lokasi-lokasi baru yang aman untuk persembunyian buku-buku harianku. Padahal tulisanku di buku-buku itu tidak pernah bertambah lagi karena sejak kuliah aku lebih suka bercerita di ms word daripada menulis di buku. Tapi tetap saja itu harta karun! Harus dijaga sebaik-baiknya. Setelah beberapa kali menyembunyikan dan masih kepergok (ketahuan) juga, alhamdulillah, akhirnya aku menemukan tempatnya yang aman. Hingga saat ini. Hehe…

Naaaahhh… ternyata setelah kubaca-baca lagi, lucu sekali ya aku dulu? *ngarep di-iya-in* kadang aku membodoh-bodohi pikiranku sendiri waktu itu, kadang aku tak habis pikir bagaimana aku bisa begitu puitis dan perasa (a.k.a. lebay) dalam bahasa tulisan. Tapi ada kalanya aku juga dibuat kaget dengan pemikiran, perasaan, dan kata-kataku di buku-buku harian itu. Lucu. Dari tulisan dari masa ke masa itu, sangat tergambar perkembangan mental, psikologis, dan kemampuan verbalku *jadi malu. Gambaran itu tersirat dengan sangat nyata (*aneh) dan nampak jelas dari refleksi-refleksi yang ditulis hampir setiap hari sejak aku kecil itu. Hehe…



Aku memang sudah berencana, suatu saat nanti, aku akan membakar habis buku-buku harianku itu. Ya, “suatu saat nanti” yang aku tau persis ketika apa itu, tapi sama sekali tidak tau kapan itu (halah). Tapi, sebelum mereka musnah, aku ingin mengetik ulang beberapa bagian buku harianku dari setiap “episode perkembangan” mental, psikologis, dan kemampuan verbal; beberapa bagian dari setiap buku-buku itu. *Paling tidak yang pantas dan tidak memalukan*. Biar bisa dibaca oleh anak-cucuku nanti. Biar mereka menyadari, ibu dan neneknya (uhuk) yang ternyata sudah mulai menulis sejak kecil saja belum bisa jadi penulis yang baik sampai usia dewasa mudanya. Maka, mereka (anak-cucuku nanti) harus sudah mulai menulis sejak usia yang lebih kecil lagi dari usiaku mulai menulis. ^_^

Dan yang lebih pen.ting.la.gi adalah, untuk antisipasi kalau-kalau suatu hari nanti aku jadi tokoh terkenal, lalu tulisan-tulisanku dari kecil itu bisa dijadikan dokumen sebagai bahan analisis tentang kepribadian, sejarah hidup, dan biografiku. Wakakakakak….!! Sumber data sekunder: self-report.

Bekasi, 20 April 2010

13 comments:

  1. nih, udah opa. tadi ga bisa-bisa ngepost blog, jadi iseng ngepost judulnya dulu. hehe

    ReplyDelete
  2. sepertinya aku tau dimana tempat nyimpennya...
    B-)

    ReplyDelete
  3. di mana?
    *curiga ada kamera tersembunyi di kamarku*

    ReplyDelete
  4. ehm....diumpetin dimana Far?
    *laporin ke bapaknya Farah ah...*

    wekekekekekek....

    ReplyDelete
  5. Assalammu'alaykum...
    Oom...Oom... Mas Haris... Mas Haris...
    Farah ngumpetin diarynya di.... *************

    *maen ke rumah farah*

    ReplyDelete
  6. coba aja maen ke rumah. *emang berani??! hahahahah...* awas ya kalo dateng dengan tangan kosong ^_^

    ReplyDelete
  7. takut ditonjok sama yang jago karate...
    :p

    ReplyDelete