Follow Us @farahzu

Wednesday, January 25, 2012

Tidak (Selalu Tidak) Baik Kalau Dipaksakan

Waktu kecil, kalau saya sedang malas belajar, terkait dengan ke-Maha Mengetahui-nya Allah akan segala bahasa, saya pernah diajarkan sebuah doa, “Allaahumma paksain”. Ya Allah, paksakan kami untuk melakukannya. Hhe..

Tapi orang-orang sering sekali bilang, ‘sesuatu itu bila dipaksakan tidak akan baik hasilnya’.

Tapi sekarang-sekarang ini saya sedang memaksa diri untuk melakukan banyak hal. Alhamdulillah bisa kok. Meski dipaksa.

Jadi?

Mungkin maksudnya ‘tidak akan baik bila dipaksa’, adalah seseorang akan berhasil mencapai tujuannya bukan karena ada orang lain yang memaksanya berusaha. Mungkin orang lain bisa saja menjadi pemicu semangatnya, seperti para motivator dan inspirator atau significant others seperti orang tua atau sahabat. Tapi tetap saja semangat dari luar itu tidak akan cukup konsisten untuk membuatnya terus berusaha sampai berhasil.

Orang-orang lain itu mungkin berhasil membuatnya memaksa dirinya sendiri untuk berubah. Semacam pemicu dari luar. Namun tetap saja, dirinya sendiri yang memaksanya berubah. “…sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri…” (QS: Ar-Ra’d: 11)

Jadi, jangan perlakukan diri sendiri dengan manja dan cengeng yah!
Kalau malas, PAKSA! \(^o^)/

*lagi bener*

4 comments:

  1. Kalau menurut saya untuk mendapatkan "kekuatan" itu bisa berbagai cara. Pertama: kekuatan yang dibantu dari luar. Kedua: menjaga kekuatan dalam diri supaya tidak terjadi kelelahan. Kurang lebih untuk mengadakan perubahan butuh stamina yang kuat. http://quarta.multiply.com/journal/item/109 (promosi tulisan lama :D)

    ReplyDelete
  2. Ayo fars, paksakan dirimu untuk menikah.. :D

    *maksa.com*

    ReplyDelete