Follow Us @farahzu

Monday, June 25, 2018

Manusia Paling Bahagia

Assalamualaikum!

Pernah ga, dengerin curhat orang yang punya masalah, jenguk orang sakit, atau baca berita di media atau medsos, terus merasa, masalah gua ga ada apa-apanya, pernah? Saya sering. Semua setuju lah ya, namanya orang hidup pasti punya masalah dan keberuntungannya masing-masing. Mau di upload atau ga di upload, semua pasti punya. Hehehe...

Suatu hari, saya memandang sahabat saya; masih muda, shaleha, cantik, bergelar Master. Saya bilang, “Aku pengen kayak kamu deh Path”. Dia menjawab dengan suatu pernyataan yang, membalik persepsi saya terhadap dunia 180 derajat, yang jadi inti dari tulisan ini. Dia bilang, 
Masa kak? Aku malah pengen di posisi Kakak.”
Jeger! Posisi. Iya, seringkali kita menginginkan seandainya ada di posisi orang lain yang nampak lebih bahagia dari kita. Enak ya jadi si Anu. Sempurna banget ya hidupnya. Lu ga tau aja masalah gue. Enak banget ya punya kerjaan kayak dia. Bos gue parah banget ngasih tugas ga pernah ngukur, cuti ga dikasih-kasih. Enak banget sih kamu besok masih libur. Di saat banyak orang menginginkan besok masuk dan memiliki pekerjaan....

Tanpa kita sadar, ga sedikit lho orang yang ingin ada di posisi kita. Setidak-ideal apapun kondisi kita saat ini, ketahuilah selalu ada orang yang menginginkan posisi itu. Kalau ada orang miskin ingin seperti orang kaya yang berlimpah harta, jangan salah, ada pula orang kaya yang ingin ada di posisi si miskin yang sederhana, yang hidupnya tidak serumit hidup si kaya. Terus, kenapa kita ga syukuri saja posisi kita? Ini tuh mirip sama rumput tetangga; selalu lebih hijau. Tidak akan membuat rumput di halaman kita sehijau miliknya, dan kebanyakan malah membuat hati makin susah, meratapi apa yang tidak kita punya.

Setelah perbincangan singkat namun mendalam di atas, saya menyadari, bahwa sayalah orang paling bahagia di dunia ini. Saya menerima posisi saya saat ini dengan ikhlas, menginsyafi semua hal baik yang saya miliki, yang dimiliki orang-orang di sekitar saya, dan memang rasanya ada banyak sekali kebaikan yang saya dapatkan dalam hidup saya. Alhamdulillah.

Lama-lama, saya jadi terbiasa menggali sisi positif dari apapun yang saya lihat dan alami sehari-hari, meskipun awalnya mungkin nampak tidak enak. Nikmat yang biasa terlewat begitu saja, jadi terasaaaa sekali sebagai nikmat dari Yang Maha Pemberi. Percaya deh.
Maka sejak itu, saya tak pernah lagi mupeng dengan postingan bahagia orang-orang yang memiliki apa yang tidak saya miliki; karena saya tau, mereka pun punya masalah, tapi saya lah orang paling bahagia di muka bumi.
Mmmhh... atau mungkin kamu? Iya, kamu! 
Yaaa boleh aja sih :) 

Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS: Ibrahim: 7)









3 comments:

  1. Inget jaman dulu pas maba. Sering disinggung soal "cobain deh naik kereta ekonomi". Di situ kalo mau realita negeri ini. Dan bener dong, dari mulai yang jualan jeruk, tahu, pengharum ruangan, pengamen, bahkan tukang nyapu2, ada semua. Itu bikin jadi sering bersyukur banget di tengah kampus yang makin kesini parkiran mobilnya makin penuh. Hehehehee.. sekarang udah ga ada lagi pemandangan kayak gitu di KRL. Udah digusur2in juga toko2 favorit sekitar stasiun. Pertanda jangan sering2 nostalgia dan hatus visioner. Hahaa

    ReplyDelete
  2. he euh ra, kok aku juga dinasihatin hal yang sama ya? haha.. Tapi bisa jadi mereka yang dulu berjuang cari nafkah di kereta ekonomi itu lebih bahagia lho daripada penumpangnya yang sedang belajar untuk bersyukur itu.. hihihi..

    ReplyDelete
  3. Kata 'pengen bangeettt kayak si anu' ato 'jadi dia tuh enak yaa' kadang kala malah jadi hal ndak enak banget, terbebani yaa kak :(

    Matur nuwun sharingnya kak, semoga kita terus menerus jadi umatt yg pandai bersyukur yaa ❤️💜

    ReplyDelete