Follow Us @farahzu

Friday, August 2, 2019

Berlaku Adil dalam Menilai Orang Lain


Pernah ga sih kamu mencap seseorang sebagai orang yang nyebelin, atau selalu nyebelin? Punya sebuah sifat negatif yang bisa jadi memang parah, tapi akhirnya kamu menolak untuk melihat sisi baiknya. Saking sebelnya. Saya pernah. Pokoknya yang teringat tentang dia tuh hanya yang buruknya, yang nyebelinnya. Parah deh. Astaghfirullah. Dan kalau saya perhatikan, beberapa (atau mungkin banyak) orang punya penilaian negatif hampir ke semua orang lho. Ya ampun, semoga kita gak gitu ya…  

Seiring perjalanan hidup yang kian menua (uhuk!) akhirnya saya menyadari Guys, ternyata ya, ga ada lho orang yang sepenuhnya buruk. Tapi kalau orang yang nyaris semuanya baik sih, ada. Tapi tetap saja ada sisi lemahnya. Nobody’s perfect ya kan… kecuali ente nabi.. hehehe…

Awalnya beberapa tahun yang lalu, ketika saya sedang membantu beberapa teman mencari jodoh. Sebenarnya cari jodoh itu gak sulit, asal gak rewel. Terutama cowoknya. Ini kata Ustadz Khalid lho, yang saya setujui sepenuh hati hihihi… Tapi kasus saya ini dari kedua belah pihak ya, baik laki-laki maupun perempuan. Berkali-kali menolak calon yang ditawarkan, dengan alasan punya kekurangan ini dan kekurangan itu.

Saya yang memang dasarnya gak sabaran ini, gemas dan bilang,
“Ga ada orang yang sempurna. Sama, kamu juga gak sempurna. Nanti pasanganmu juga akan menemukan banyak ketidaksempurnaan dari diri kamu.”
Tapi sayangnya kebanyakan kalimat itu hanya saya katakan dalam hati sih (cape deh far), karena banyak juga yang cuma saya tinggal pergi, bodo amat lah kalau ga mau saya bantu. Bhay! (Lah dia emosi…)

Mau gak mau saya jadi berpikir untuk diri saya dan hubungan saya dengan pasangan, juga semua orang yang saya kenal. Alhamdulillah dapat hidayah jadi mulai berusaha membersihkan pikiran dan hati saya sejak saat itu. Saya sadar saya tidak sempurna, saya punya banyak kekurangan, lalu kenapa saya menuntut orang lain tidak boleh salah dan punya kekurangan?

Ayah saya dulu sekali pernah bilang, kalau lagi sebal sama orang, ingat kebaikannya. Tapi kalau lagi senang sama orang, jangan diingat-ingat keburukannya.
Ternyata wejangan ayah saya ini ampuh, dan yang paling penting, tidak terlalu sulit diterapkan lho. Mungkin bisa kamu coba kalau lagi sebal sama orang. Ingat kebaikannya, apa saja hal baik yang pernah dia lakukan untukmu, nanti hatimu langsung meleleh terharu deh in sya Allah. Kalau belum, ya latihan lagi. Kamu pasti bisa!
adil dalam pikiran
kita nih berbeda-beda emang, jadi wajar aja kalau ada yang tidak kita senangi dari seseorang.
tapi jangan sampai membenci, rugi.
Hampir pasti, setiap hari kita berhubungan dengan orang lain, baik itu pasangan, keluarga, rekan kerja, atau siapapun. Kalau ada dari mereka yang membuatmu kesal, ingat-ingat ya, itu wajar kok, mereka ga ada yang sempurna. Orang selalu punya kekurangannya masing-masing. Begitu juga diri kita gaes, begitu juga diri kita. Tapi jangan lupa, orang juga selalu punya kelebihan atau hal baiknya masing-masing. Maka kenapa kita tidak alihkan saja fokus kita untuk melihat kelebihannya alih-alih kekurangannya yang mungkin hanya satu-dua?
Belajar adil itu dimulai dari pikiran kita Gaes.
Dulu saya pernah kenal orang yang selalu menilai keburukan orang lain. Semua orang yang diingat hanya buruknya. Ya Allah, capek sekali kalau begitu ya. Kapan senangnya? Saya jadi berpikir mungkin kalau sedang tidak bersama saya, dia membicarakan kejelekan saya kepada orang lain. Sangat masuk akal bukan? Dia ga tau aja sekarang pun dia lagi diomongin di artikel ini, hihihi…

Begitu juga kita. Pernah gak sih berpikir orang menilai kita buruk sebagaimana penilaian buruk yang kita berikan ke orang lain? Kalau ingat ini, apakah masih bisa sombong menilai si A buruk, si B cerewet, si C gak tegas, si D terlalu kaku, dan sebagainya? Mudah-mudahan enggak yaaa… Apalah kita ini, hanya makhluk banyak dosa yang sedang ditutupi aibnya oleh Allah.

Mudah-mudahan Allah mudahkan kita untuk belajar berlaku adil ya. Aamiinn…
“… Berlaku adil lah. Karena adil itu lebih dekat kepada taqwa…” (QS: Al-Maidah:8)
Terakhir, disadari atau tidak, membenci itu menghabiskan energi lho. Bikin capek dan sumpek hati, seriusan deh. Kalau ada orang baik, tapi yang diingat kekurangannya, kapan mau happy-nya? Katanya mau bahagia… 😎 Yuk dibalik. Kalau sebel sama orang, ingat kebaikannya; seperti nasihat ayah saya di atas.

Jangan lupa ya temans, hidup di dunia ini sebentar, tapi sangat menentukan hidup panjang kita sesudahnya. Mending tebar manfaat daripada tebar aura negatif ya kan? 💖


8 comments:

  1. Jazakillahu khair mba Farah nasihatnya. virtual hug :*

    ReplyDelete
  2. ini salah satu fokus yang sedang aku latih Far, makasih semangatnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah alhamdulillah pas ya prita.. *eh ini kamu kan? wkwkwkwk* semoga membantu yaah

      Delete
  3. Jazakillahu khair mba farah,misalkan sebel sama orang trs kan harus diliat kebaikannya. Tapi kalau orang itu gak pernah ada baiknya kekita bagaimana mba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. wa iyyakum mba nunung..
      hhhmmm... mungkin dilihat sifat baiknya ga harus yang terhadap kita mba. karena pasti setiap orang punya potensi kebaikan. Dan yang namanya potensi, dia ada tapi masih menunggu untuk dimunculkan dan dibuat konsisten.

      sebaliknya kita pun perlu menjaga prasangka baik terhadapnya dan yakin aja dulu... Nanti in sya Allah seiring kita berusaha memahami, Allah akan membukakan kebaikannya :)

      Delete
  4. Artikelnya keren2 😀😀😀

    ReplyDelete
    Replies
    1. ehehehe terima kasih abang guru. semoga ada manfaat yang bisa diambil. aamiinn

      Delete