Suatu saat di sebuah kamar rumah sakit terdapat 2 orang pasien. Kamar tersebut memiliki sebuah jendela di sebuah sisinya. Selama berhari-hari, kedua pasien tersebut dirawat di kamar itu. Seorang pasien yang tempat tidurnya tidak berdekatan dengan jendela tampak lebih parah penyakitnya hingga ia tidak boleh bangkit untuk duduk sekalipun. Namun tidak demikian halnya dengan pasien yang tempat tidurnya berdekatan dengan jendela.
Berhari-hari kedua pasien itu dirawat dalam kamar tersebut. “Ceritakan padaku apa yang kau lihat di luar jendela”, kata pasien yang tidak boleh bangun pada temannya yang dapat bangkit duduk di sebelah jendela, pada suatu sore.
“Di luar ada taman yang setiap sore ramai oleh anak-anak yang bermain. Mereka sangat lincah, ceria, dan menyenangkan sepertinya ……..”.
Sore berikutnya dan seterusnya, pasien yang berdekatan dengan jendela itu bercerita pada teman di sebelahnya tanpa diminta, bagaikan sebuah rutinitas.
“Di luar ada pedagang balon warna-warni, tukang es krim yang ramai dikerubungi anak-anak……”.
“Wah, ada pelangi! Indah sekali warna-warninya… Andai kau bisa bangkit untuk duduk saja, kau pasti akan merasakan ketenangan yang sama denganku saat melihatnya”, pada sore berikutnya. Pasien di dekat jendela sedemikian menyenangkan dalam menceritakan pemandangan di luar sana, hingga temannya yang tidak dapat menyaksikan pun terhibur dan ingin segera sembuh agar dapat keluar dari ruang perawatan itu dan menyaksikan sendiri keindahannya.
Hingga pada suatu hari, pasien di sebelah jendela meninggal dunia mendahului temannya yang tampak berpenyakit lebih parah. Ternyata penyakit pasien yang meninggal itu itu lebih parah. Pasien yang tersisa meminta tempat tidurnya dipindahkan ke dekat jendela. Ketika ia berada di sebelah jendela dan dinyatakan sudah boleh bangkit untuk duduk, ia langsung melihat ke luar jendela di sebelahnya. Namun apa yang ia lihat di sana?
Ternyata pemandangan di luar jendela hanyalah sebuah tembok suram. Tembok suram. Tanpa taman, anak-anak yang lincah bermain, balon warna-warni, pelangi…
Dan ketika ia bertanya pada perawat, ia baru mengetahui bahwa temannya yang sering menceritakan pemandangan di luar jendela adalah seorang tuna netra…
Maka keindahan itu hanya ada dalam pikirannya. Pikiran indah yang dapat membuat orang lain merasakan keindahan yang sama, dan melakukan hal lebih jauh yang dapat ia lakukan: memotivasinya. Dan membuatnya semakin bersyukur dan bersemangat menjalani hidup, keluar dari ‘sakitnya’.
(Trie Setiatmoko, untuk menutup rapat BPH BEM UI, Senin 2 Maret 2009)
Depok, 17 Maret 2009
terima kasih mbak atas motivasinya..
ReplyDeleteKayaknya pernah baca dimana gitu..
ReplyDeleteAnyway, JKFS Fars..
@ Farah:
ReplyDeletemirip cerita kodok tuli kecebur sumur.
Makasih ya.
@ Iman:
Lagi mau mempopulerkan "JKFS" ya? Tandingan "TFS"..
@jams:
ReplyDeleteYoi bro. Karena JKFS ini doa, jadinya jauh lebih bermanfaat daripada TFS.
subhanallah.. JKFS yaa :)
ReplyDelete@penjelajah semesta: oooohhh,, jazakallah khairan for sharing ya ka ims?
ReplyDelete@bukan superman: tulis dong kak, ttg kodok tuli kecebur sumurnya..
@semua: ia,ia,,, sama-sama...
Bukan jazakallah, tapi jazakumullah fars..
ReplyDeleteoks. tapi kk juga salah,,,, kan farah perempuan, tunggal, jadi jazakillah. halah, apaan sih ka ims...
ReplyDeleteUntuk ini ada 3 alasan fars. Pertama, dalam sebuah hadits, Rasul menggunakan "kum" alih2 "ki" kepada Khadijah.Dalam hal ini, para ulama menafsirkan ini sebagai sebuah bentuk penghormatan.
ReplyDeleteKedua, sebuah karya, pertolongan, atau apapun yang layak diberikan doa ini, takan bisa dilakukan tanpa kontribusi orang lain. Jadi doa ini tidak hanya untuk si penolong ataupun pembuat karya, melainkan kepada semua orang yang terlibat baik secara langsung ataupun tidak.
Ketiga, lebih praktis untuk dunia maya yang terkadang anonim.
@ Iman:
ReplyDeleteSebuah pencerahan lagi. JKFS yaa, Akhii..
(sepertinya saya tau ni bentuk komen balasan Iman akan seperti apa...)
@jams:
ReplyDeleteBetul sekali akhi. Saya akan komen begini:
"itulah gunanya saudara bro...dst"
@Iman:
ReplyDeleteTuh kan...
dasar kaliaaann,,, kakakaka yang aneh,,,,
ReplyDelete@ka jams: kangen Lem Takol kak.,,
@ka ims: oceh ka. JKFS!!
Ah Lem Takol..
ReplyDeleterindu pula aku dengannya..