Follow Us @farahzu

Tuesday, February 7, 2012

hikmah-1

Bagaimanapun, *lhoh, tiba-tiba kok bagaimana*, di tengah kekalutan dan kegalauan serta kebingungan, aku bersyukur.

Tahukah engkau sahabatku,
Beliau baru saja menyatakan keseriusannya di hadapan keluargaku. Baru beliau sendiri, belum resmi membawa keluarganya.

Nah. Keluargaku langsung bergerak cepat mencari gedung melalui WO yang telah kami percayai. Tentang gedung. Budget. Tanggal. Budget lagi. Baru itu.

Sungguh kita semua telah tahu, sunnah kekasih kita saw. adalah mempercepat pernikahan setelah khitbah. Tapi apa daya ternyata gedung memiliki entahlah, semacam otoritas yang menentukan tanggal pernikahan kita.

Tidak keluar opsi untuk di rumah karena ternyata telah disepakati beliau juga, agar tidak mengurangi hak pemakai jalan *rumahku di pinggir jalan ramai. Tapi tidak juga ada opsi memilih gedung yang lebih sederhana atau terjangkau. Yang terbaik, sebisa mungkin.

Bingung lagi bahkan ketika tanggal sudah tidak bermasalah meskipun jadi lamaaaaa sekali. Biasalah, budget. Tapi kayaknya sih orang tuaku menyanggupi saja untuk porsi lebih besar. Tapi tetap saja tak enak dengan pihak prianya kecuali disepakati nantinya. Ya, aku dikasih pr untuk menanyakan tentang itu pada ayah. Tunggu besok.

Beliau, entah ya, menanggapinya dengan ringan sekali. Menyatakan ini situasi menantang, yang insya Allah tentu akan kita hadapi lagi di masa yang akan datang. Akupun tenang. Lebih lapang. Alhamdulillah.

Lalu pagi.
Pr dari beliau juga untuk mulai menanyakan kakakku tentang rincian budget pernikahannya beberapa waktu lalu. Lalu kulaporkan padanya rinci, via e-mail. Terlihat berat. Lalu apa tanggapannya?

"Wow, informasi yang menarik" dengan emoticon " ^^ "

Lalu menelfon, membicarakan hal itu.

Subhanallaah, Alhamdulillaah, bersyukur sungguh aku dipertemukan dengannya. Dan tentu saja berterima kasih terlalu banyak padamu.. Tenang, sabaaaaaaaarrr, lapaaaaaang, dewasaaaaaa, dan, berwibawa sekali. Bocah-bocah dalam diriku terdiam, menyisakan ruang untuk diri dewasaku.

Bismillaah.

No comments:

Post a Comment