Follow Us @farahzu

Monday, September 28, 2015

Cut Nyak Dien; Sebuah Novel Epik Perang Aceh

Judul                  : Cut Nyak Dien; Sebuah Novel Epik Perang Aceh
Penulis               : Sayf Muhammad Isa
Penerbit Qanita
Cetakan I, April 2015
Jumlah halaman : 789 halaman


perang aceh


Saya suka sekali membaca sejarah berbingkai cerita seperti buku ini. Bahwa belajar sejarah bukanlah menghafal nama-nama dan tanggal-tanggal. Belajar sejarah adalah mengambil spirit perjuangan di masa lalu untuk dikobarkan kembali di masa kini. Dengan bentuk yang berbeda, silahkan. Tapi bisa juga sama. Karena Jas Merah kata Bung Karno. Jangan sekali-sekali melupakan sejarah, karena sejarah selalu berulang. Lihat saja.

Jujur awalnya saya berharap novel ini mengisahkan perjuangan pahlawan kita Cut Nyak Dien sebagai tokoh utama. Yang konon perlawanannya tidak sesimpel dan sesederhana seperti digambarkan buku-buku sejarah di sekolah. Tapi ternyata cerita tentang beliau hanya pelengkap di buku ini, sedikit-sedikit. Tapi buku ini tetap recommended buat dibaca. Banget.

Latar utama cerita ini adalah Perang Sabil di Aceh, yang dimaksudkan sebagai perang fi sabilillah (berjuang di jalan Allah) untuk mengusir kaum kaphe Belanda yang hendak menjajah dan menghancurkan negeri Islam, yakni Kesultanan Aceh. Digambarkan betapa Khilafah Islamiyah di Turki saat itu telah digerogoti oleh Barat dan Liberalisme, sehingga menolak memberikan bantuan untuk negeri Islam yang notabene ada di bawah perlindungannya, dengan mengemukakan alasan yang memalukan: Aceh adalah negeri yang jauh dari Turki. Hhmmfftt!

Buku ini benar-benar mengobarkan semangat juang di dada pembacanya. Bahwa pertahanan terbaik adalah tetap melawan. Meskipun musuh lebih kuat. Persenjataannya jauh lebih canggih. Jumlah pasukan terlatih lebih banyak. Dan tak boleh ada celah sedikitpun untuk merasa lemah, karena kemudian yang ada hanyalah menyerah, dan kalah. Tak boleh pula ada celah sekecil apapun untuk berdamai dengan pihak yang telah jelas ingin menjajah kita. Karena kalaupun mereka berjanji, janji itu tak ada nilainya, tak bisa dipercaya karena dengan mudahnya mereka langgar. Lagipula apa artinya hidup dengan kehinaan, tanpa kehormatan?

Majulah, karena janji Allah itu pasti. Lawan, karena mereka yang syahid itu tidak mati; mereka hidup di sisi Tuhannya dengan mendapatkan rezeki. Karena hanya ada 2 pilihan: hidup mulia atau mati syahid. Ya ampun... hidup di dunia cuma 1,5jam hitungan akhirat!

*istighfar*

Salah satu insight lain yang sangat penting dari buku ini juga, adalah bahwa sejatinya kita tak memiliki apapun. Istri/suami kita bukan milik kita. Anak dan orang tua kita juga bukan milik kita. Rumah, harta benda, apapun, semua bukan milik kita, hanya titipan Allah. Karena kita tak memiliki apapun, maka kita tak akan kehilangan apapun. Betul kan?


Baca Juga: Manajemen Teller - Jangan Ribet Sama Jodoh!


No comments:

Post a Comment