Judul : Cut Nyak Dien; Sebuah Novel Epik Perang Aceh
Penulis : Sayf Muhammad Isa
Penerbit Qanita
Cetakan I, April 2015
Jumlah halaman : 789 halaman
Saya suka sekali membaca sejarah berbingkai cerita seperti
buku ini. Bahwa belajar sejarah bukanlah menghafal nama-nama dan
tanggal-tanggal. Belajar sejarah adalah mengambil spirit perjuangan di masa
lalu untuk dikobarkan kembali di masa kini. Dengan bentuk yang berbeda,
silahkan. Tapi bisa juga sama. Karena Jas Merah kata Bung Karno. Jangan
sekali-sekali melupakan sejarah, karena sejarah selalu berulang. Lihat saja.
Jujur awalnya saya berharap novel ini mengisahkan perjuangan
pahlawan kita Cut Nyak Dien sebagai tokoh utama. Yang konon perlawanannya tidak
sesimpel dan sesederhana seperti digambarkan buku-buku sejarah di sekolah. Tapi
ternyata cerita tentang beliau hanya pelengkap di buku ini, sedikit-sedikit. Tapi
buku ini tetap recommended buat
dibaca. Banget.
Latar utama cerita ini adalah Perang Sabil di Aceh, yang
dimaksudkan sebagai perang fi sabilillah (berjuang di jalan Allah) untuk
mengusir kaum kaphe Belanda yang
hendak menjajah dan menghancurkan negeri Islam, yakni Kesultanan Aceh. Digambarkan
betapa Khilafah Islamiyah di Turki saat itu telah digerogoti oleh Barat dan
Liberalisme, sehingga menolak memberikan bantuan untuk negeri Islam yang notabene
ada di bawah perlindungannya, dengan mengemukakan alasan yang memalukan: Aceh
adalah negeri yang jauh dari Turki. Hhmmfftt!
Buku ini benar-benar mengobarkan semangat juang di dada
pembacanya. Bahwa pertahanan terbaik adalah tetap melawan. Meskipun musuh lebih
kuat. Persenjataannya jauh lebih canggih. Jumlah pasukan terlatih lebih banyak.
Dan tak boleh ada celah sedikitpun untuk merasa lemah, karena kemudian yang ada
hanyalah menyerah, dan kalah. Tak boleh pula ada celah sekecil apapun untuk
berdamai dengan pihak yang telah jelas ingin menjajah kita. Karena kalaupun
mereka berjanji, janji itu tak ada nilainya, tak bisa dipercaya karena dengan mudahnya
mereka langgar. Lagipula apa artinya hidup dengan kehinaan, tanpa kehormatan?
Majulah, karena janji Allah itu pasti. Lawan, karena mereka
yang syahid itu tidak mati; mereka hidup di sisi Tuhannya dengan mendapatkan
rezeki. Karena hanya ada 2 pilihan: hidup mulia atau mati syahid. Ya ampun... hidup
di dunia cuma 1,5jam hitungan akhirat!
*istighfar*
Salah satu insight lain yang sangat penting dari buku ini
juga, adalah bahwa sejatinya kita tak memiliki apapun. Istri/suami kita bukan
milik kita. Anak dan orang tua kita juga bukan milik kita. Rumah, harta benda,
apapun, semua bukan milik kita, hanya titipan Allah. Karena kita tak memiliki
apapun, maka kita tak akan kehilangan apapun. Betul kan?
Baca Juga: Manajemen Teller - Jangan Ribet Sama Jodoh!
Baca Juga: Manajemen Teller - Jangan Ribet Sama Jodoh!
No comments:
Post a Comment