Rabu, 3 Juni 2009, BEM UI Sport With Faculty (BSWF) ke Salemba, lawan FKG. Kalau tulisan tentang Salemba sebelumnya bercerita tentang kegiatan Humas dan saatnya mengakrabkan diri dengan anak-anak Humas, kali ini saatnya get closer with Kremas-ers.
Perjalanan yang menyenangkan bersama mereka. Turun dari kereta, seperti biasa kami berjalan menyusuri jalan kecil melewati rumah-rumah penduduk yang padat. Setelah itu kami menyusuri lorong-lorong membingungkan RSCM. Beberapa kali ke sana , aku yakin tak kunjung hafal jalan-jalannya. Lalu dengan ide seorang Idha (anak Kremas), “Direkam aja, Kak”, yak, kurekam, biar besok-besok bisa ga nyasar kalau nyusul ^^.
Singkat cerita, kami sudah di perjalanan pulang kembali. Naik kereta ekonomi Jakarta tujuan Bogor pukul 19.00 dari Cikini. Biasa, ‘kereta pergaulan bebas’ kata dosen teman saya. pepet sana pepet sini, kanan-kiri-depan-belakang. Tapi yang patut disyukuri, kereta itu tidak sepadat biasanya yang bahkan tidak ada ruang untuk terjatuh meski anda berdiri dengan mengangkat kedua kaki. Masih ada ruang-ruang kosong,,, hanya, kereta itu mengalami trouble yang sangat sering. Berkali-kali tidak berjalan dalam waktu yang lama, sehingga udara panas luar biasa tanpa angin yang mungkin masuk bila kereta bergerak.
Di kananku ada Nanda, anak Kremas angkatan 2007. Sepanjang jalan kami bercerita, menambah kebahagiaan kami hari itu. Kami mengingat kembali serunya masa-masa jadi tim sukses Tiko-Nanda dulu, saat kami baru kenal. “Haduh Kak, panas banget,” segera setiap Nanda mengucapkan itu, aku menimpali, “Tapi seneng khaan??” Selalu. Kadang, “Iya sih Kak, tapi pengap banget”, “Tapi seneng kaan?” lagi. pokoknya bagaimana caranya agar yang terakhir tersebut adalah hal positif! Masih terlalu banyak yang bisa dan harus kita syukuri, Dik…
Ehm,, tapi yang menyebalkan adalah seseorang di samping kiriku. Ia mengeluh tak habis-habis. Memang tidak verbal, tapi cara ia menghembusan nafasnya luar biasa menyebalkan. Menambahk keruh suasana. Memang dia beristighfar, tapi entah dihayati atau tidak, yang terdengar hanya bernada menyalahkan keadaan, bukan memohon ampun. Pikirku, “Kalau ga mau panas pengap mah jangan naik kereta ekonomi Bogor malem-malem!”
Saat mba-mba di depanku asyik sms-an sama cowok (ga sengaja kebaca beberapa smsnya. Hehehee..), aku dan Nanda mencoba bersyukur dengan bercerita hal-hal positif, orang itu (bapak-bapak bertubuh kecil) malah asyik dengan kenegatifannya. Padahal dengan mendengus berkali-kali kepanasan, dia akan semakin jengkel, toh?!
Aku men-share-nya pada Nanda. Intinya:
Kalau tidak bisa memberikan solusi, paling tidak jangan menambahkan masalah!
Karna, positif dan negatifnya kita bisa menular pada orang-orang di sekitar kita. Paling tidak kalau tidak bisa menularkan yang positif, jangan tularkan yang negatif.
Huumm,, padahal sudah bapak-bapak,, tapi tidak terlihat bijak meski hanya untuk dirinya sendiri.
humm..
ReplyDeletebetul-betul..
*berpikir untuk tidak menambah masalah juga. :) *
*soalnya jarang bisa ngasih solusi, hohoho *
kapan ya naik kereta lagi??
ReplyDeletemm..
Pengen tau mata liarnya far..
ReplyDeleteHe2
kremas itu sama kayak kremes ga? *lagi2 kurang kosakata
ReplyDeletewkwkwkwkwkwkwkkk... oia lupa ngejelasin.. kremas itu salah satu departemen di bem ui, kreasi mahasiswa ^_^
ReplyDeleteoooo...kremas toh namany...ttg pa tuh?
ReplyDelete