Follow Us @farahzu

Tuesday, February 18, 2020

Insight dan Kebijaksanaan

Insight adalah pemahaman mendalam mengenai sesuatu, yang terkait dengan diri kita. Insight ini biasa juga disebut dengan hikmah atau pembelajaran. Insight apa yang didapatkan? Hikmah apa yang diperoleh? Pembelajaran apa yang bisa diambil? Ketika seseorang ditanya apa insight yang didapat dari sebuah pelajaran, kalimat jawabannya selalu menambah pemahaman dan kebijaksanaan dirinya.
psikologi

Meskipun ada banyak orang sekaligus mempelajari hal yang sama, di kelas yang sama, dengan pengajar yang sama, dan mengerjakan tugas yang sama, uniknya, insight yang didapat sangat bisa berbeda-beda setiap individu. Hal ini dikarenakan insight itu tergantung pada beberapa hal. Yang pertama, tergantung pada hal apa yang penting menurut seseorang, atau yang menjadi isu dalam hidupnya. Bila relationship (hubungan sosial) sedang menjadi isu dalam hidupnya, biasanya insight yang dia ambil ya di sekitar itu; seperti, “ooo, berarti kita perlu memahami diri sendiri dulu ya sebelum memahami apa maunya orang lain”, misalnya.

Kedua, insight/hikmah/pembelajaran itu tergantung juga pada prior knowledge seseorang, atau pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

Orang cenderung akan mengaitkan hal baru yang didapatnya dengan pengetahuan-pengetahuannya yang sudah ada, jadi dia bisa menempatkan pengetahuan baru itu di tempat yang sesuai di kepalanya. Ia akan menyelaraskan pelajaran barunya dengan pengetahuan yang ia miliki sebelumnya, sehingga menjadi pemahaman baru yang lebih kaya dan ajeg terhadap sesuatu. Nah, tapi tidak hanya menambah pemahaman, insight yang diperoleh juga bisa mengganti pemahaman lamanya lho. Tergantung sekuat apa pelajaran baru itu membekas pada dirinya.

Mengambil/merumuskan insight itu penting, Guys. Eh, kenapa merumuskan? Karena memang kita perlu membiasakan diri mengambil hikmah dari pelajaran atau kejadian apapun. Kalau tidak, sayang sekali, ilmu baru yang didapat hanya akan lewat di alam kognisi (pikiran), tanpa membekaskan apapun pada pendewasaan diri kita. Selain itu juga akan cepat dilupakan. Meskipun mungkin kadang-kadang kita sulit untuk menemukan sebuat insight/hikmah dari sebuah kejadian misalnya, gakpapa, sebut saja dulu beberapa kata sebagai awalan, nanti insight itu pelan-pelan akan teramu dengan sendirinya. Karena berbicara dan menulis itu juga membantu proses kita berpikir kok 😊 Contoh kalimat awalannya seperti, "Yang saya pelajari dari materi BMC ini adalah bahwa, selama ini ternyata..."

Bahkan, anak-anak saja bisa menjawab ketika ditanyakan insight apa yang didapatnya setelah melihat sebuah kejadian. Tentu saja setelah dikasih pengertian ya, apa itu insight, dan bagaimana contohnya. 
Ma sya Allah Tabarakallah. Coba bayangkan, kalau sejak kecil anak sudah dibiasakan mengambil hikmah/insight dari kejadian sehari-hari, tentu dia akan belajar lebih banyak dan tumbuh lebih dewasa dan matang.   

Btw, bisa gak ya orang tidak mendapatkan insight setelah ia mempelajari sesuatu? Hhmm bisa tentu saja. Yang pertama mungkin karena ia enggan dalam mempelajari sesuatu itu. Jadi, dia tidak ingin mengaitkan materi tersebut dengan apapun yang ia ketahui sebelumnya, enggan memasukkannya ke alam pikirannya. Bisa jadi karena ia menilai sesuatu itu tidak penting, atau tidak relevan dengan kehidupan yang dijalaninya atau nilai yang dianutnya. Ya, itu pilihan.

Kedua, bisa jadi memang tidak ada dot/titik di kepalanya yang bisa dihubungkan dengan materi baru tersebut. Entah karena kesulitan memahami, atau memang tidak ada space dikepalanya yang sesuai untuk menempatkan pelajaran baru itu agar selaras dengan pikirannya.

Jadi, yuk kita perbanyak dot-dot dalam pikiran kita. Semakin banyak hubungan antara dots (titik-titik) itu, maka semakin cerdas lah seseorang. Artinya semakin banyak yang ia tahu, semakin banyak juga ‘amunisinya’ dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi; yang berarti, makin cerdas dia.

Caranya tentu saja dengan banyak belajar, dan juga yang terpenting, banyak mengambil pembelajaran/hikmah dari apapun. Karena kata hikmah (insight/pembelajaran) itu dekat dengan hakim, artinya bijaksana. Orang yang pandai mengambil hikmah, akan menjadi orang yang bijaksana. In sya Allah. 

#30DWC #30DWCJilid22 #Day3

2 comments:

  1. Maa syaa Allah. Alhamdulillah. Terimakasih bu Farah. Tambah ilmu. Jempol deh.:)

    ReplyDelete