Follow Us @farahzu

Monday, August 13, 2007

SEANDAINYA AKU LAKI-LAKI

Bukan dari tulang ubun ia dicipta
Sebab berbahaya membiarkannya dalam sanjung dan puja
Tak juga dari tulang kaki
Karena nista menjadikannyadiinjak dan diperbudak

Tetapi dari rusuk kiri
Dekat ke hati untuk dicintai
Dekat ke tangan untuk dilindungi
                                                                                    (entah siapa)

Subhanallah, betapa perempuan itu sesungguhnya mulia. Dan siapa pun yang mengaku sebagai PENGIKUT Rasulullah saw, harusnya mencontoh beliau dalam hal apa pun, salah satunya dalam memuliakan kaum perempuan.
Seandainya aku laki-laki, akan kumuliakan perempuan. Siapa pun dia, apa pun status dan pekerjaannya. Bila belum mulia, maka cara memuliakannya adalah dengan memberi nasihat yang baik. Karena meluruskan ’rusuk kiri’ dengan paksa hanya akan membuatnya patah. Tapi jika dibiarkan, ’rusuk kiri’ yang awalnya bengkok itu hanya akan bertambah bengkok (alhadits).
Seandainya aku laki-laki, akan kujaga kehormatan mereka sebisaku. Akan kuberikan hak-hak mereka yang ada padaku atau yang bisa kutunaikan untuk mereka. Akan kuberikan tempat dudukku di bis atau kendaraan umum apa pun untuk mereka, kaum hawa yang masih berdiri. Tak peduli berapa pun usia mereka. Tak juga harus menunggu hingga si ’hawa’ merasa atau tampak lelah.
Karena aku akan malu jika tidak melakukannya.
Karena aku mengaku ummat Rasulullah saw.
Tapi yang sering saya (asli sebagai kaum hawa) temui sekarang, sangat jarang kaum adam (entah hanya di negeri ini atau tidak) yang memberikan tempat duduknya untuk para perempuan yang masih berdiri. Jangankan memberi duduk pada seorang perempuan muda, ibu-ibu pun jarang yang bisa merasakan hal itu kini. Dan para lelaki itu (semoga anda yang membaca tidak termasuk) lebih senang berlaku STM (bukan short term memory, tapi seolah terbuai mimpi) atau pura-pura tidak melihat. Huuhh..menyebalkan.
Seandainya saya laki-laki.. perempuan muda pun akan saya beri tempat duduk jika kondisinya demikian. Apalagi jika ia membawa bawaan yang banyak atau berat. Walaupun saya sendiri mungkin sedang kelelahan.
Tapi sepekan yang lalu.. hari Senin pagi, saat bis sedang penuh-penuhnya dengan orang berangkat kerja dan anak kos yang akan kembali ke kosannya (seperti saya), saya dibuat sangat jengkel. Jengkel. Sekali lagi, jengkel. Tau kenapa?
Pagi itu saya berangkat dari rumah di Bekasi menuju Depok, membawa tas besar, ada laptopnya, ’amunisi’ lambung, dan beberapa potong pakaian,,kebayang beratnya kayak apa. Karena tertinggal bis pertama, saya naik bis berikutnya dan b.e.r.d.i.r.i.
Sengaja saya berdiri di depan dan belakang laki-laki (artinya ada lebih dari 1 orang laki-laki). Di sebelah saya, ada seorang laki-laki juga yang berdiri (tampang mahasiswa tapi polos banget kayak maba). karena berat, tas saya taruh di bawah dekat kaki saya. Ketika sang kondektur akan lewat dan meminta ongkos, saya mengangkat tas yang sangat besar dan terlihat berat itu dan mengambil dompet. Saat itu, hampir semua orang di situ melihat (ih, tu orang, bawa tas gede amat).
Pintu tol Jati bening... Satu orang yang duduk di bangku di antara saya dan pria polos turun. N.a.h..!! dengan sangat memalukannya, tanpa ba-bi-bu si cowok (ga sudi saya menyebut laki-laki/pria) polos itu duduk di tempat yang ditinggalkan kosong tadi. Heeeuuuuhhhh....Huff.. biarlah,, memang hanya ummat Muhammad yang memuliakan perempuan.
Setelah macet sangat lama dengan posisi masih berdiri di antara para lelaki yang duduk (kalo saya laki2, saya pun malu membayangkan suasana ini), akhirnya pintu tol Cawang menyambut. Hingga saat itu, tidak satupun diantara lelaki itu yang sadar atau tergerak. Lagi-lagi, saya menggumam..huff,, biarlah..memang hanya ummat Muhammad yang memuliakan perempuan..
Dasaaarrr.....
Ahad kok di kosan??
Agustus 12, 2007

7 comments:

  1. waaaah semoga tetep sabar ya mbak... kalo disini (india) gerbong kereta dipisah lho buat cewek dan cowok. kalo di bispun, sisi untuk cewek dan cowok juga dipisah. seandainya misalnya jumlah cewek dan cowoknya gak seimbag, mereka akan nyampur sisinya tapi gak akan duduk sebelahan, dan masih sangat banyak pria2 yg dengan spontan berdiri kalo ada wanita yg berdiri di bis. hiks, padahal bukan negara muslim yaa...

    ReplyDelete
  2. yaahh..gitu deehh..bikin bete. ternyata makin habis saja laki2 gentle dan..mau mengikuti perintah Allah yg satu itu. pernah iseng2 nanya temen cowok yg kupikir dia ga akan melakukan hal yang sama krn dia baik..ternyata..sama aja..
    berarti..harus makin selektif nih dalam memilih....heheheheheh..

    ReplyDelete
  3. wah...jarang-jarang orang kasih nasehat yang indah sambil emosi
    (sebenarnya saya juga sering)
    jadi inget ibu-ibu ngomelin anaknya sambil teriak...
    "kamu kalau ngomong jangan teriak-teriak sama ibu"
    kasusnya ga sama sie :)

    ReplyDelete
  4. semoga dapat menjadi hikmah bagi para pembaca...

    ReplyDelete
  5. ceritanya lucu...
    lebih lucu lagi kalimat yang saya kutip ini..
    ---***---
    ^^ piss ah

    ReplyDelete
  6. Saya laki-laki, hanya supaya adil saja, jangan marah, dan semoga mau mempertimbangkan dari sisi yg lain.

    Seandainya saya perempuan, saya akan mengerti kalau aturannya adalah ibu hamil, lansia, gendong bayi, cacat atau sakit berat, bukan setiap wanita apalagi yang masih muda.

    Seandainya saya perempuan, saya bisa naik dari terminal kalau ingin duduk, karena saya tau banyak orang mau berusaha untuk dapat duduk. Bukan karena saya perempuan langsung minta dikasihani.

    Seandainya saya perempuan dan tidak dapat duduk, selagi tidak hamil, cacat dan masih muda, saya akan mengerti bahwa keputusan saya sendiri lah untuk naik kendaraan yang sudah penuh. apalagi kalau laki-laki tersebut naik jauh2 terminal karena penyakitan atau terlalu capek.

    Seandainya saya perempuan, saya akan mengerti kaum saya sudah cukup diistimewakan dengan adanya gerbong dan ruang khusus wanitam kenapa harus menuntut terlalu banyak, nanti kentut lho :).

    Seandainya saya perempuan saya mengerti bahwa perempuan sama mulianya dengan laki-laki, bukan perempuan lebih mulia atau laki-laki lebih mulia.

    Seandainya saya perempuan, saya juga mengerti tidak semua kaum saya layak diutamakan duduk, seperti remaja putri yang suka berdiri 6 jam demi justin bieber, mahasiswi yg nyerobot kakek-kakek saat ada ada kursi kosong, satu geng remaja putri yang berisik sekali di angkutan umum. Mbak2 yang memarahi ibu hamil, karena naik kereta khusus wanita saat jam penuh. Mbak2 yg menempati kursi prioritas dan tidak mau memberi untuk penumpang prioritas, saya sadar setiap orang harus introspeksi diri.

    Terima kasih. Semoga setelah 7 tahun, pikiran (bukan pakaian lho hehe) bisa lebih terbuka.At least bisa liat sudut pandang lain.

    ReplyDelete
  7. Saya laki-laki, hanya supaya adil saja, jangan marah, dan semoga mau mempertimbangkan dari sisi yg lain.

    Seandainya saya perempuan, saya akan mengerti kalau aturannya adalah ibu hamil, lansia, gendong bayi, cacat atau sakit berat, bukan setiap wanita apalagi yang masih muda.

    Seandainya saya perempuan, saya bisa naik dari terminal kalau ingin duduk, karena saya tau banyak orang mau berusaha untuk dapat duduk. Bukan karena saya perempuan langsung minta dikasihani.

    Seandainya saya perempuan dan tidak dapat duduk, selagi tidak hamil, cacat dan masih muda, saya akan mengerti bahwa keputusan saya sendiri lah untuk naik kendaraan yang sudah penuh. apalagi kalau laki-laki tersebut rela jauh2 ke terminal dulu karena perlu duduk karena penyakitan atau terlalu capek.

    Seandainya saya perempuan, saya akan mengerti kaum saya sudah cukup diistimewakan dengan adanya gerbong dan ruang khusus wanita kenapa harus menuntut terlalu banyak, nanti kentut lho :).

    Seandainya saya perempuan saya mengerti bahwa perempuan sama mulianya dengan laki-laki, bukan perempuan lebih mulia atau laki-laki lebih mulia.

    Seandainya saya perempuan, saya juga mengerti tidak semua kaum saya layak diutamakan duduk, seperti remaja putri yang suka berdiri 6 jam demi justin bieber (memboroskan uang orang tua), mahasiswi yg nyerobot kakek-kakek saat ada ada kursi kosong, satu geng cewek yang berisik sekali di angkutan umum. Mbak2 yang memarahi ibu hamil, karena naik kereta khusus wanita saat jam penuh. Mbak2 yg menempati kursi prioritas dan tidak mau memberi untuk penumpang prioritas, saya sadar setiap orang harus introspeksi diri.

    Terima kasih. Semoga setelah 7 tahun, pikiran (bukan pakaian lho hehe) bisa lebih terbuka.At least bisa liat sudut pandang lain.

    ReplyDelete