Barang mahal biasanya diapain sih? Dijaga, dirawat, dipakai,
dinikmati? Setelah mengeluarkan efforts yang mungkin tidak mudah untuk
mendapatkan sebuah barang mahal, saya menemukan dua jenis orang yang berbeda
dalam menyikapinya. Mahal ini relatif ya, tapi yang dimaksud di artikel ini ya
mahal secara subjektif saja.
Orang tipe pertama, adalah orang yang memaksimalkan penggunaan barang mahal ini. Ciri-cirinya sebagai berikut:
- Sering dipakai ke mana-mana, dinikmati keindahan dan terutama kenyamanan memakainya. Tapi tetap dirawat dan disayang hehe... Kalau ditanya, “Ga takut cepet rusak kalau dipakai terus?” Orang tipe ini akan menjawab, “Barang mahal kan kualitasnya bagus, jadi awet dan gak cepet rusak dong. Itulah kenapa saya beli yang mahal.”
- Berprinsip, kalau punya barang (apalagi mahal) ga dipake, nanti dosa, mubazir. Kalau dipakai kan bermanfaat.
- Cara mensyukuri nikmatnya dengan cara: memakai, menikmati, mensyukurinya.
Tipe kedua
sebaliknya, yaitu orang yang sangat menjaga barang mahalnya tersebut. Ciri-cirinya
sebagai berikut:
- Disayang-sayang, hanya dipakai di event tertentu saja. Kalau barangnya berbentuk sepatu, biasanya lebih parah lagi cuma boleh dipakai di dalam ruangan, biar ga cepet rusak karena gesekan dengan aspal (ya ampun 😁)
- Berprinsip, kalau punya barang mahal itu disyukuri, dirawat. Jangan sampai rusak!
- Cara mensyukuri nikmatnya dengan cara: menjaganya baik-baik, dirawat, jangan sampai ada rusak sedikitpun, dipandangi keindahannya, lalu disyukuri lagi.
Nah, kamu tipe yang pertama atau kedua nih? Atau ada tipe
ketiga? Boleh-boleh aja sih, tapi jelasin ya kalau tipe ketiga tuh kayak
gimana. Hehehe..
Setiap kita punya kecenderungan, dan kalau kamu merasa salah
satu tipe itu sikapnya tidak tepat terhadap menyikapi nikmat Allah, hati-hati
aja, karena tipe sebelah juga yakin
dan keukeuh dengan argumennya sendiri, bahwa itu cara terbaik untuk mensyukuri
nikmat Allah yang diberikan kepadanya. Hahah, ya sudahlah. Senyumin aja dan
hindari perdebatan wkwkwkwk.
Selama kita semua mensyukuri nikmat Allah, in sya Allah
baik.
Bagaimanapun, saya tetap menutup artikel ini dengan harapan,
semoga ada manfaat yang bisa diambil. Aamiin..
Baca Juga: Saksikan, Bahwa Aku Seorang Muslim (Book Review)
No comments:
Post a Comment