Rezeki itu banyak macamnya. Harta, hanya sebagian kecil dari
rezeki. Banyak harta kalau malah bikin susah dan sempit hidup, berarti bukan
rezeki. Boleh aja sih berdoa minta harta. Tapi kalau berdoa minta rezeki, nanti
in sya Allah lebih banyak lagi yang dikasih, bukan hanya harta. Siapa yang ga
mau ya? Hehe..
Tapi maap nih kali ini saya mau nulisnya tentang rezeki yang
berbentuk harta (halah faaar ngapa pendahuluannya mesti begitu?). Bahwa rezeki harta
itu tidak harus berupa sesuatu ‘yang kita miliki’ atau ‘milik kita’ atau ‘atas
nama kita’. Melainkan, apa ‘yang kita pakai, gunakan, rasakan, manfaatkan, dan
nikmati’. Bisa saja seseorang meminjamkan kita rumah misalnya. Rumah itu kita
yang pakai, kita yang gunakan, kita nikmati; berarti itu rezeki kita, meskipun
bukan milik kita.
Bisa juga misalnya orang membayari kita umroh. Kita berangkat
dan menikmati selama di sana. Ya itu namanya rezeki kita, meskipun uangnya
bukan uang kita. Maka benar, rezeki mah dari Allah, bukan dari gaji/penghasilan
kita. Kalau penghasilan besar tapi pengeluaran besar juga sehingga sedikit yang
bisa kita pakai/nikmati, ya sama aja kan. Sebaliknya kalau kita ga punya
uang/harta tapi kita bisa menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada dan
menikmatinya, meskipun bukan milik kita, berarti itu rezeki kita. Ini belum
sampai membahas berkah atau enggaknya, bahagia atau sempitnya hati karena harta
ya. Sampai soal kepemilikan dan rezeki saja. Ibarat properti, menurut saya rezeki
itu lebih cocok dengan ‘hak guna pakai’, bukan ‘hak milik’. Hehehe...
Maka ingat selalu, Allah Maha Luas Pemberiannya. Asal kita
mau minta aja.
Baca Juga: Kalau Allah Sudah Berkehendak, Apapun Bisa Terjadi
No comments:
Post a Comment